IO 06 🔞

668 47 3
                                    

Charan mengantarkan Kanin kembali ke apartemennya.

"Phi mau mampir dulu? Biar Kanin obati luka2 Phi?" tanya Kanin.

"Apa tidak mengganggu Kanin?" tanya Charan dan Kanin pun menggelengkan kepalanya.

Mereka pun masuk ke dalam kamar apartemen Kanin.
Kanin mengambil obat oles dan menyimpannya di meja ruang tamu.

Kanin duduk di sebelah Charan.
Charan mengambil obat oles itu dan mengoleskannya pada bibir Kanin.

Kanin pun terdiam dan memandang wajah Charan yang sangat dekat dengan wajahnya.

"Phi, kenapa Phi lakukan itu?" tanya Kanin.

"Melakukan apa?" ujar Charan sambil memoleskan obat pada bibir Kanin.

"Yang tadi di restoran."

"Aku paling benci ada seorang pria yang menyakiti wanita. Jika mereka merasa berkuasa atau jagoan, harusnya melawan yang bisa melawan bukannya seorang wanita yang lemah." ujar Charan.

Kanin mengganggukkan kepalanya.
Charan menghentikan mengoleskan obat pada bibir Kanin dan mengusap bibir Kanin dengan jempolnya.

"Phi juga paling tidak suka ada yang menyakiti orang yang Phi sayang." ujar Charan tersenyum yang membuat Kanin menunduk malu.

Kanin melihat pada bibir Charan dan mengambil obat oles dan mengeluarkannya di jarinya dan mulai mengoleskannya di bibir Charan.

Kanin ingat kalau Charan pun terpukul di bagian lainnya.
Kanin menaikkan kaos yang Charan pakai dan melihat ada luka lebam di perut Charan.

"Phi, perut Phi juga terluka. Bukalah biar Kanin obati."

Charan pun membuka kemeja dan kaos yang dia pakai.
Kanin melihat otot2 di perut dan dada Charan dan menelan ludahnya.

Kanin sendiri bingung mengapa dia merasa seperti itu saat melihat tubuh seorang pria.
Sebelumnya, sesexy apapun seorang pria tidak akan bisa membuatnya seperti sekarang ini.

Kanin mengoleskan obat itu ke perut Charan.
Mata Charan menatap pada wajah Kanin di bawahnya.
Kanin yang merasa di perhatikan melihat ke atas dan melihat Charan yang menatap padanya.

Kanin kembali menelan ludah.
Tangan Kanin yang tadinya mengoles obat menjadi meraba perut Charan.

Charan menurunkan wajahnya dan Kanin yang melihat itu memejamkan matanya, Charan tersenyum dan mencium bibir Kanin.

Ketika Charan menggerakkan bibirnya, pikiran dan jiwa Kanin serasa menghilang.
Kanin membalas ciuman Charan.
Mereka pun terus berciuman sampai nafas Kanin habis dan mereka terengah2.

Kanin masih memejamkan matanya, Charan kembali mencium bibir Kanin dan mendorongnya perlahan hingga Kanin terbaring di sofa ruang tamu itu.

Charan yang bertelanjang dada memasukkan tangannya kedalam sweater yang Kanin pakai.
Kanin mengusap2 punggung Charan, Charan perlahan membuka kancing sweater Kanin dan membukanya lebar.

Ciuman Charan berpindah ke leher dan belakang telinga Kanin.
Kanin semakin terbuai dengan sentuhan dan ciuman Charan.

Charan menciumi dada dan perut Kanin dan Kanin menggigit bibirnya sambil mendesah pelan.
Charan membuka kancing celana Kanin dan melepaskannya.
Charan pun membuka celananya sambil menciumi perut Kanin.

Charan mengelus2 paha Kanin dan membukanya lebar.
Charan kembali menciumi bibir Kanin dan perlahan memasukkan juniornya pada lubang Kanin.

"Ahhhhhhh..." jerit Kanin.

Charan segera menciumi leher dan telingan Kanin.
Kanin pun terdiam dan membusungkan dadanya sambil mengatupkan mulutnya.

Charan mulai bergerak maju mundur dan Kanin merasa seperti melayang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan.

Charan memegang junior Kanin dan mengosoknya pelan.

"Aghh... Aghh... Aghhhhh." Kanin kembali berteriak saat juniornya mengeluarkan cairan.

Tak lama Charan pun mengeluarkan cairannya di dalam lubang Kanin.

"Ahhhhh.." desah Charan.

Kanin terlentang lemas, dan Charan memejamkan matanya dan menenangkan jantungnya yang berdetak kencang.

Charan mengambil celananya dan memakainya.
Charan mendekati bagian wajah Kanin dan duduk di lantai lalu memegang pipi Kanin dan mencium bibirnya.

Kanin tersadar atas apa yang baru terjadi.
Kanin bangun dan terduduk lalu melihat pada Charan dan berlari ke kamar mandi.

Kanin berdiri di bawah shower lalu kemudian menyalakannya dan berdiri sambil meneteskan airmata.

'Apa yang sudah kulakukan? Aku melakukan ini dengan orang yang kubenci. Dia sudah membunuh orangtuaku dan sekarang aku mengkhianati mereka dengan tidur bersama pembunuh mereka.' batin Kanin.

Sementara Charan yang bingung mendekati kamar mandi dan mengetuk pintunya.

"Kanin, kau baik2 saja?" teriak Charan.
Namun Kanin tidak menjawabnya.

"Kanin apa kau baik2 saja?" teriak Charan lagi dan tak lama,

"Pergilah.. Kumohon pergilah." teriak Kanin.

Charan yang masih merasa bingung akhirnya memutuskan untuk pergi dari apartemen itu.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

654

If Only (ZeeNunew)  015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang