IO 11

378 45 7
                                    

Akhirnya Kanin menyetujui untuk tinggal di rumah Charan sementara sampai dia melahirkan anaknya.
Kanin pun tidur di kamar yang berbeda dengan Charan.

Kanin terbangun dan menyadari kalau sekarang dia tinggal satu atap dengan Charan.
Kanin turun dari tempat tidurnya lalu segera mandi.
Setelah itu Kanin pun keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang makan.

Kanin melihat Charan dengan apronnya sibuk membuat sesuatu di dapur.
Charan terlihat begitu kesulitan dan membuat banyak suara alat masak yang bertabrakkan dan dapur yang terlihat berantakan.

Kanin tersenyum melihat Charan yang seperti sedang berperang dengan spatula ditangan kanan dan tutup panci ditangan lainnya.

"Aww." teriak Charan yang membuat Kanin terkejut dan segera menghampiri Charan.

Charan sama terkejutnya melihat Kanin yang sudah ada di belakangnya.

"Apa yang Phi lakukan? Apa Phi mau menghancurkan rumah ini." teriak Kanin dan mematikan kompor.

"Phi ingin membuat bubur dan telur untukmu sarapan." ujar Charan sambil tertawa pelan dan menggaruk kepalanya.

Kanin melihat pada Charan dan menggelengkan kepalanya.
Kanin mengambil apron yang baru dan memakainya lalu membersihkan dapur sambil memasak bubur.

"Biar Phi yang melanjutkannya, kamu tidak boleh terlalu capek, Nin." ujar Charan.

Kanin menatap wajah Charan yang salah tingkah dan kembali menggelengkan kepalanya.

"Sudahlah, kalau Phi tidak mau Kanin lebih capek lagi, lebih baik Phi diam dan duduk saja." ujar Kanin yang masih sibuk membersihkan dapur.

Charan pun duduk dan diam di kursi makan dengan patuh.
Melihat itu Kanin tersenyum.

"Phi tolong ambilkan sapu dan kain pelnya." teriak Kanin dan Charan pun dengan cepat bangun dari duduknya dan mengambil barang yang dipinta Kanin.

Kanin membelalakkan matanya dan kembali tersenyum melihat tingkah Charan.

Seorang CEO yang gagah dan tampan sekarang terlihat hanya seorang pria biasa yang dengan senang hati, patuh pada perintah seorang pria bernama Kanin.

Setelah sarapan, Charan pun bersiap pergi bekerja.
Charan mencari Kanin dan ternyata Kanin berganti pakaian dengan pakaian bekerjanya.

"Mau kemana kau?" tanya Charan.

"Tentu saja bekerja." ujar Kanin.

"Kau kupecat. Sekarang diamlah dirumah dan beristirahat." ujar Charan dan mengambil tasnya.

Sementara Kanin membelalakkan matanya tak percaya dengan kata2 yang Charan barusan ucapkan.

"Phi. Seenaknya saja Phi memecatku, apa salahku? Aku ingin pergi bekerja." teriak Kanin.

"Kesalahanmu adalah kau hamil anakku, jadi kau kupecat." ujar Charan sambil tersenyum.
Kanin membuka mulutnya tidak percaya dengan apa yang Charan katakan lagi.

"Phi, aku ingin bekerja. Aku janji aku tidak akan terlalu capek. Na? Aku akan mati bosan diam dirumah, Phi. Na.. Na?" ujar Kanin memohon pada Charan.

Charan pun menatap pada Kanin yang memohon padanya.
Sungguh Charan terpesona ketika Kanin melakukan itu.

"Baiklah. Tp di kantor kau akan menuruti semua perintahku, ok?" ujar Charan dan dibalas anggukkan oleh Kanin.

Akhirnya merekapun berangkat bersama.

"Maaf pak, saya disuruh pak Charan untuk menjadi sekretaris pribadi anda." ujar Foei sekretaris Charan.

"Apa? Tapi bukankah kau sekretaris pak Charan."

"Khap. Namun pak Charan menugaskan saya membantu pekerjaan anda pak."

Kanin tersenyum mengetahui kalau Charan begitu memperhatikannya.

Siang harinya Charan tiba2 datang ke kantor Kanin dan mengajaknya makan bersama.
Mereka makan di kantin kantor dengan alasan lebih dekat dari pada restoran depan gedung.

Semua memandang pada Charan dan Kanin, mereka melihat bagaimana CEO mereka menjadi pembantu untuk Kanin.
Apapun yang Kanin inginkan Charan lah yang akan mengambilkannya untuk Kanin.

Setelah selesai makan Charan dan Kanin pun akhirnya kembali ke kantor masing2, namun Kanin mengikuti Charan dan masuk ke dalam kantor Charan.

"Apa ada kau butuhkan lagi, Nin?" tanya Charan.

"Iya ada. Bisakah Phi jangan seperti itu pada Kanin?" ujar Kanin.

"Maksudmu?"

"Phi aku ini hamil bukan cacat. Kanin masih bisa melakukan semuanya sendiri, apalagi hanya mengambil makanan atau minuman seperti tadi. Phi tidak lihat bagaimana para pegawai memperhatikan kita?"

"Biarkan saja mereka memperhatikan kita. Aku melakukan itu untuk istriku, ibu dari anakku. Lalu apa urusan mereka? Lagipula kau tidak boleh terlalu capek." ujar Charan.

Kanin terdiam terpaku.
Istri? Ibu dari anakku? Pikir Kanin.
Charan baru sadar dengan apa yang baru dia katakan setelah melihat Kanin yang terdiam.

.
.
.
TBC
.
.
.
.
.

645

If Only (ZeeNunew)  015Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang