(14) Gengsi

774 89 1
                                    

"Kenapa sih lo suka banget ngasih sinyal gak jelas?! Katanya lo gak suka sama gue? Tapi gue liat-liat sikap lo seperti suka sama gue!"

Persetan dengan rasa malu, wanita itu akhirnya meledak juga.

"Haaa?" tukas Kuro memasang wajah jengah. "Kepedean lo! Siapa yang suka  sama lo."

"Trus apa maksud lo narik gue jauh-jauh dari Satoshi? Lepasin bego!" tukas (Name) menghempaskan tangan Kuro dengan kasar.

Kini keduanya berada di lorong kantor yang sepi, hanya ada mereka berdua di sana.

"Emang lo gak sumpek di dalem ruang rapat terus? Mau beli makan gak? Gue laper nih," ucap Kuro bersandar pada dinding di belakangnya.

"Beli aja sana sendiri. Udah ah gue mau masuk lagi," tukas (Name) tak peduli.

Dengan cepat tangan Kuro mencegahnya, "Et, ayo beli bareng, mereka biarin aja order sendiri."

Lagi-lagi dia menarik (Name) tanpa persetujuannya.

"Lepasin"

"Kalau nurut gak akan gue apa-apain."

"Peduli amat!" (Name) masih saja berontak.

Kuro berbalik menatap tepat ke arah mata (Name). "Jadi milih gak nurut?"

(Name) tertegun ketika sepersekian detik tangan Kuro sudah menarik tubuhnya mendekat.

"Apa deket-deket? Mau cium gue?" sungut (Name) galak.

"Nantangin?" Kuro tersenyum miring sembari meraih dagu wanita itu.

(Name) mempertahankan tatapannya ketika Kuro mendekatkan wajahnya, dia tidak ingin kalah dari pria itu. Lebih tepatnya ingin menunjukkan bahwa ia tidak mudah salah tingkah. Senyuman itu masih terpahat di wajahnya, seakan dia ingin menggertak (Name) lagi.

"Lo gak masalah gue cium?" tanya Kuro menelisik tatapan (Name). Tangannya berpindah menangkup pipi kanan (Name), mengelusnya lembut memastikan wanita itu tidak mengalihkan pandangannya.

(Name) menelan salivanya dengan susah payah. Ini adalah jarak terdekat keduanya. Napasnya mulai tercekat tatkala ia merasakan sebelah tangan Kuro yang menarik pinggangnya. Pria ini benar-benar penggoda ulung,

"Dilihat dari dekat bibir lo tebal juga. Sepertinya akan lembut juga," ucap Kuro seduktif.

"Mau coba? Sepertinya bibir lo juga enak."

Kuro mendengus pelan, pria itu cukup terkejut (Name) berkata seperti itu.

"Kenapa? Kok gak cium gue? Takut?" tanya (Name) ketika Kuro hanya memandang dirinya tanpa berkata apa pun.

Cup

Kuro menciumnya cepat, hanya tiga detik setelahnya mereka bertatapan kembali.

"SH*T!" umpat (Name) yang langsung mendorong tubuh Kuro hingga pria itu terhempas lumayan jauh. Wanita itu melotot tajam menatap Kuro yang tersenyum puas.

"Lah kok marah? Tadi kan lo yang nantangin," kata Kuro terkekeh pelan.

"Bangs*t!" umpat (Name) langsung pergi meninggalkan Kuro.

Kuro berjalan santai mengejar (Name), "Woy ayo makan bareng, malah pergi."

"Satoshi," panggil (Name) ketika melihat Satoshi baru keluar dari ruang rapat, "Makan bareng yuk."

(Name) menarik tangan Satoshi yang nampak kebingungan sekaligus salah tingkah karena (Name) menggandeng lengannya.

"Ayo, hanya berdua?" tanya Satoshi.

"Iya, ayo." (Name) menarik lengannya buru-buru.

"Ikuuttt!" ujar Kuro yang berhasil mengejar mereka.

"Gak! Gue mau berdua sama Satoshi." (Name) menjauhkan tubuh Kuro yang melepaskan genggamannya pada Satoshi.

Kuro tidak mendengarkan, dia malah merangkul (Name) dan Satoshi, mengikuti keduanya hingga ke kantin kantor.

***

See you next chapter!

Become His Wife? | Kuroo Tetsuro X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang