"Tetsuro," panggil (Name) dengan manja dari balik pintu mengintip ke dalam ruang kerja suaminya.
Dia dapat melihat suaminya masih terpaku dalam rapat online di layar laptop. Dengan langkah lesu, (Name) berjalan masuk ke dalam dan menghampiri Kuro di kursinya.
"Baby," ucap (Name) menarik lengan baju suaminya.
Tangan Kuro terangkat untuk menghentikannya, "Sebentar lagi, baby."
(Name) cemberut mendengarnya, pasalnya ini sudah sepuluh menit berlalu namun pria itu tidak kunjung selesai. Kuro kembali berbicara dalam rapat.
Ketika Kuro masih berbicara dalam rapatnya, dirinya dibuat terkejut oleh sesuatu berada di perutnya.
"Ahh!" tukasnya terkejut dengan segera dia mematikan mikrofon laptopnya.
"Baby! Kamu mau ngapain disitu? Bangun gak!" tukas Kuro dengan nada kesal. "Bangun!"
(Name) tak memedulikan ucapan Kuro, tangannya dengan cepat menurunkan celana pria itu hingga terlihat sesuatu dari sana.
"Mohon maaf, mungkin bisa dilanjutkan pembicaraannya oleh Pak Nakahiro. Saya izin sebentar," ucap Kuro cepat yang langsung mematikan kamera serta mikrofon.
Pria itu mengangkat tubuh (Name) berdiri, dan dengan cepat pria itu menaikkan kembali celananya yang membuatnya hampir setengah telanjang.
"Kau!" Kuro tak habis pikir. "Kau benar-benar bahaya (Name)."
(Name) nampak kesal, "Sepertinya cara ini ampuh huh?"
Kuro berdecak pelan, "Ada apa denganmu huh?"
"Gak tau. Sepertinya aku ngidam."
"Hah? Memangnya ada ngidam seperti ini?" Dirinya tak habis pikir, bilang saja itu hanya akal-akalan (Name).
Namun seketika Kuro terdiam dan mematung seperkian detik.
"Ngidam? Baby, kau udah cek belum?" tanya Kuro memegang pundak (Name).
"Hamil?"
"Iya lah. Cek sekarang coba."
"Belum beli alat tesnya."
"Aku beliin sekarang," tukas Kuro langsung mengambil jaketnya.
"Kan kau ada rapat."
"Itu bisa nanti!" tukas Kuro cepat dan langsung pergi.
***
"Udah bisa diliat belum sih? Lama banget."
Kini dihadapan mereka berdua terdapat alat tes kehamilan yang masih ditutupi sebuah tisu.
"Sebentar lagi," tukas (Name).
"Lama!"
"Sabar!"
Kuro berdecak.
"Sabar, orang sabar disayang Tuhan."
"Disayang kau gak?"
Namun, (Name) tidak menjawab, dirinya sudah tidak sabar untuk mengetahui hasilnya, alhasil dengan cepat dia mengambil alat tersebut.
"Ish itu belum!" kesalnya memegang tangan Kuro.
"YA TUHAN TERIMA KASIH!" serunya berteriak sambil melotot tak percaya.
(Name) terbelalak dan mengambil alat tersebut dari tangan Kuro yang sudah selebrasi heboh. Tentu saja dirinya terkejut melihat dua garis biru di alat tersebut.
"Sepertinya ngidam bercinta itu memang ada," gumamnya.
Kuro yang sedari tadi kegirangan tiba-tiba terhenti, menatap istrinya.
"Apa?" Kuro mendekat kearah (Name), "Kau ngidam apa? Bercinta? Kau mau s*x sekarang?"
Seketika raut wajah Kuro berubah dengan cepat. (Name) mengutuk dirinya, mau mengelak bagaimana pun, dirinya yakin tidak bisa lepas dari dari tatapan nakal suaminya.
"Tadi kau ingin melakukannya kan saat aku rapat?" ujar Kuro menarik tubuh istrinya dan menaruh kedua tangannya di bokong (Name) seraya memukulnya seakan menggoda.
(Name) membuang wajahnya, tak mau menatap mata Kuro yang sekarang penuh hasrat.
"Eyes on me, Baby."
Reflek (Name) menatap suaminya, seakan terhinoptis dengan perintah Kuro.
"Masih mau lanjut?" tanya Kuro tepat di depan wajahnya.
(Name) menelan salivanya dengan susah payah....dan mengangguk.
Mendapat lampu hijau dari istrinya, Kuro langsung mencumbu bibir ranum istrinya dan menggendongnya di depan, melingkarkan kaki (Name) di pinggangnya dan berjalan ke kamar.
***
Warning 18+"Baby, aku udah keluar berkali-kali, tapi kau masih mau ronde berikutnya, huh?" tanya Kuro.
Kuro terbaring di kasur dengan kedua tangannya memegang pinggul istrinya yang sedang berusaha keras di atasnya.
"Aahh baby," desis Kuro ketika milik istrinya semakin mengencang menelan miliknya yang tegang kembali di dalam sana.
(Name) semakin liar menggoyangkan pinggulnya dari naik turun hingga memutar dan menghentak keras hanya untuk mencapai klimaks.
"Ahhh aahh, hnnggh."
Hanya desahan yang keluar dari mulut (Name).
"C'mon, my whore!" Kuro memukul bokong istrinya dan melepas kedua tangannya, membiarkan istrinya mengambil alih.
"Yeaahh, hmmm i like this view," geram Kuro tersenyum nakal melihat istrinya berusaha dengan keras untuk mencapat klimaksnya. Tubuhnya bermandikan keringat yang membuatnya semakin erotis, kedua payudara sintalnya menari dengan bebas seakan tak ayal Kuro meremasnya karena begitu gemas melihatnya.
"Aaahh, im coming! Coming! Cominggg!" desah (Name) mempercepat temponya hingga akhirnya tubuh itu jatuh di pelukan Kuro dengan napas terengah-engah.
Kuro terkekeh pelan, dikecupnya kening istrinya, "Are you done?"
(Name) mengangguk pelan, "Rahimku terasa hangat dan....penuh."
Kuro terkekeh lagi, "Aku harap anak kita tidak keberatan ada tamu yang datang."
Keduanya tertawa mendengarnya.
"Maafin kita ya, Nak," gumam (Name) meraba perutnya.
Kuro tertawa lepas, "Istriku lucu banget sih!" Dan mencium istrinya.
***
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kuroo Tetsuro X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Kuroo Tetsuro x Reader-