"Lah, lo sakit?" ujar Kuro terheran-heran memandangi (Name) yang terbaring di atas kasur kamar hotelnya.
Keduanya tengah mengunjungi suatu kota karena pekerjaan mereka selama tiga hari. Kuro menghampiri (Name) yang membungkus tubuhnya rapat-rapat dengan selimut tebal. Tubuhnya terlihat menggigil, di dahinya sudah tertempel penurun panas yang mungkin wanita itu itu beli semalam. Syukurlah dia cukup mandiri, jadi Kuro tidak perlu repot-repot merawatnya.
"Gue berangkat ya. Kalau ada apa-apa, telpon gue," ucap Kuro menoel tubuh (Name).
Dijawab dengan anggukan lemah darinya membuat Kuro menghela napas pelan.
"Maaf merepotkan, Kuro-san," gumamnya yang masih dapat didengar.
"Istirahat aja," ucap Kuro.
***
Sedari tadi Kuro menatap layar handphonenya gusar, entah sudah berapa kali dia menghela napas kasar.
"Gak mungkin kan dia pingsan." Kuro bergumam.
Setelahnya dia langsung menelpon (Name). Ada kecemasan terpahat di wajahnya.
"Pesan gue kok gak dibales? Lo gak pingsan kan?"
Dengan cepat menghujani pertanyaan setelah wanita itu mengangkatnya.
Males.
"Ngetik aja masa males?"
Lemes badan gue.
Kuro terdiam sejenak, "Lo belum makan kan? Mau gue beliin makan-"
Gue udah makan.
"Hah? Lo keluar beli makan gitu?"
Online.
"Ahhh begitu. Makan apa tadi?"
Nasi curry.
"Gak pedes kan?"
Enggak.
"Trus? Makan buah gak?"
Iya.
"Masih laper gak?" Hening sejenak.
Lo khawatir kan sama gue?
"Apa? Gue gak salah denger nih?"
Cih. Tsundere. Sana kerja lagi.
"Dasar. Gue cuman takut lo pingsan, nanti gue yang repot juga."
Bye.
"Dih langsung di matiin," tukas Kuro menatap layar handphonenya.
***
"Main hp terus, makin pusing nanti!" celetuk Kuro yang memerhatikannya sedari tadi.
"Sebentar aja."
Kuro berjalan mengambil mangkok berisi buah potong yang ia beli, dia memakan buah semangkaa sepotong.
"Lo emang cukup keras kepala ya, (Name)-san," ujar Kuro yang kini terduduk di tepi kasur (Name).
"Ngapain lo disitu?"
"Lagi sakit aja masih bisa ngejudess begitu." Kuro mengulurkan tangannya yang memegang garpu berisi buah.
"Apa perlu gue cekokin ke mulut lo?" tanya Kuro melihat (Name) yang tak kunjung membuka mulutnya.
Kuro menatap tajam ke arah (Name), seakan mengancam dirinya kalau tidak mau memakan buah yang dibelinya.
"Gak mungkin kan dia beneran mau mencecoki gue," gumam (Name) sangat pelan.
"Oh jadi gak mau makan nih?" Kuro mendekat dan akan meraih wajah (Name).
Dengan cepat dia menangkis tangan Kuro, "Iya iya iya, gue makan. Gue bisa makan sendiri."
(Name) mengambil mangkok tersebut dari tangan Kuro. Tentu saja pria itu memberikan senyuman lebar padanya.
"Good girl."
***
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kuroo Tetsuro X Reader
Fiksi Penggemar(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Kuroo Tetsuro x Reader-