"Kalau begitu, ini saatnya gue pindah dari apartemen lo," ucap (Name) baru saja keluar dari kamarnya yang sudah kosong. Dirinya menghampiri Kuro yang berdiri sembari bersandar pada dinding.
(Name) tersenyum, "Makasih udah mau menyewakan kamar lo. Yaa pokoknya terima kasih telah bantu gue selama di sini."
Pria itu membalas tersenyum. Dia tidak bisa menahan (Name) walau dia sudah membujuknya untuk tetap di sini. Bukan apa-apa! Setidaknya Kuro mendapatkan uang tambahan dari sewa kamar (Name). Wanita itu mengulurkan tangannya, mengajak dirinya berjabat tangan.
Dengan cepat ia meraihnya, "Emangnya lo gak mau tinggal sendiri gitu di kosan?"
"Sepertinya enggak."
"Kalau lo punya pacar, trus dia ngajak tinggal serumah, lo mau?"
"Mau, tergantung juga sih."
Kuro mengangguk pelan dan tersenyum lebar. (Name) mengernyitkan dahinya, dirinya menaruh curiga pada Kuro. Ada apa dengannya yang tiba-tiba menanyakan hal seperti itu.
"Bentar, gue curiga sama lo." (Name) menggigit bibirnya pelan, "Jangan-jangan lo suka sama gue?"
Kuro terbelalak tak berselang lama dia tertawa renyah, "Gue? Hahaha. Gak dulu deh."
"Yehhh, baguslah. Bisa stress gue pacaran sama lo," tukas Kuro tertawa.
(Name) melepas genggaman tangannya, lalu mengambil tasnya, "Udah ah, gue mau langsung pulang."
Kuro masih saja tersenyum lebar, dirinya dapat Mendengar kalau (Name) mengoceh pelan.
"Siapa juga yang mau pacaran sama lo!" misuh (Name) seraya menuju pintu keluar.
***
Di kantor, (Name) dan Kuro tidak banyak bicara, interaksi mereka hanya sebatas keperluan kantor saja.
"Oi anak magang, bukankah lebih bagus mendekatkan diri dengan senior sedivisi? Kenapa mengajak divisi lain untuk makan siang bersama?" tanya Kuro berjalan ke arah Satoshi, seorang anak magang dari divisi sebelah yang sengaja mengajak makan siang (Name).
"Kuro senpai, saya hanya ingin berkenalan saja kok," jawabnya ramah dan sopan.
(Name) terkejut, bukankah Satoshi terlihat jelas mendekati (Name)? Tentu saja wanita itu peka akan sikap Satoshi. Sebuah senyuman kecil terlihat di wajah (Name), kemudian dia berdiri.
"Boleh, kebetulan saya mau nyobain tempat makan yang baru buka."
"Emang ada? Di mana?" tanya Kuro cepat.
Keduanya menatap Kuro bergantian.
Semoga Kuro senpai gak ikut, batin Satoshi.
"Bolehlah saya ikut, sekalin nyobain," celetuk Kuro.
"Bukannya Kuro-san bareng-" ucap (Name) terpotong.
"Udah ayooo, keburu ramai nanti," cerocosnya merangkul pundak Satoshi mengajak pria itu keluar ruangan.
***
See you next chapter!
#skrind
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kuroo Tetsuro X Reader
Fiksi Penggemar(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Kuroo Tetsuro x Reader-