Sejak lamaran mengejutkan hari itu, berita mereka bertunangan pun dengan cepat tersebar, di jari mereka sudah terdapat cincin yang menandakan komitmen mereka. Tanpa menunggu waktu lama lagi, keduanya sepakat untuk melangsungkan pernikahan sebulan kemudian. Sebenarnya (Name) tidak mau terburu-buru, namun orang tuanya sangat bersemangat dan mendukung untuk segera dilakukan pernikahan, tentu saja Kuro memihak orang tua (Name). Belum lagi Kuro berkata jujur pada orang tua (Name) kalau dirinya sudah menaruh benih pada anaknya. Tentu saja (Name) semakin tidak memiliki kuasa.
(Name) menatap datar Kuro yang terduduk di sofa dengan santai, pria itu menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan nampak berpikir, keningnya terlihat berkerut.
"Berputarlah," titah Kuro yang langsung dikabulkan oleh (Name).
Ini sudah gaun putih ke delapan yang dicoba oleh (Name). Wanita itu mendengus pelan ketika dia menangkap wajah Kuro yang menyeringai sambil tertawa kecil.
"Tetsuro," panggil (Name) datar. Pria itu beralih menatap (Name) dengan kekehannya.
"Apa?"
(Name) menghela napas panjang dan berkacak pinggang, "Having fun, huh?"
Kuro mengangguk dengan senyuman lebar, "Cobain lima baju lagi deh," celetuknya.
(Name) menghela napas panjang, jujur dirinya sudah capek seharian mengurusi pernikahan mereka. Mulai dari kesepakatan dekorasi, ballroom hotel dan terakhir fitting baju.
(Name) berjalan dengan menyentak kakinya hingga berada tepat di depan Kuro. Sedetik kemudian Kuro terkejut ketika (Name) duduk di pangkuannya.
"Aku lelah, Baby," ucap (Name) dengan wajah lesu.
Kuro terkekeh, tangannya terangkat menangkup wajah (Name), "Hmm? Calon istriku lelah?"
Sebenarnya (Name) benci melakukan ini di tempat umum, namun demi membujuk Kuro untuk segera pulang, akan ia lakukan. (Name) mengangguk sembari mempout. Kuro terlihat menggigit bibirnya menahan tawa. Bukan menertawakan (Name), namun dia sedang menahan rasa gemasnya pada (Name).
"Sepertinya aku suka baju yang ke empat, bagaimana menurutmu?" tanya Kuro tersenyum tangannya menunjukkan foto gaun yang dipakai (Name) tadi.
"Ini agak terlalu terbuka lho."
Kuro masih tersenyum, "Gak apa. Aku suka, kamu makin terlihat seksi."
(Name) mendengus, "Baiklah. As you wish."
***
"I swear to god, you look gorgeous, Mrs. Kuro," ucap Kuro setelah mereka mengikrarkan janji di depan Tuhan dan orang-orang terkasih.
Kuro menarik pinggang (Name) mendekat ke arahnya, tangannya terulur menyingkirkan veil dari wajah wanita yang kini telah menjadi istrinya. Sejenak Kuro menatap istrinya dengan tatapan haru. Perlahan tangannya terulur meraih dagu (Name), dan menyatukan bibir mereka. Kuro melumat kecil dan lembut, menyalurkan rasa bahagia dihari besarnya ini. Suara riuh tepuk tangan mengiri mereka, semua berbahagia merestui pasangan yang telah menjadi suami istri.
Ketika Kuro menyudahi ciuman mereka, (Name) berbisik, "I love you, daddy."
Kuro terkekeh pelan, dia mencubit pipi (Name) pelan, "Tiba-tiba manggil daddy, ada apa?"
(Name) terkekeh pelan.
"Mohon lihat sini, Kak," ucap seorang fotografer memberikann aba-aba pada mereka.
Keduanya menghadap ke depan, (Name) menaruh tangannya di lengan Kuro. Keduanya saling melempar senyuman. Tepat sebelum fotografer membidik kamera, wanita itu berkata.
"Selamat Tetsuro, youre gonna be daddy."
"Apa?" Kuro tidak mendengar jelas.
Dengan cepat tangan wanita itu menarik dasi hitam Kuro, membawa tubuh Kuro untuk menunduk tepat ke arahnya.
"Kau. Akan. Menjadi. Ayah," ucap (Name) menekan setiap kata sebelum dia mencium pria itu.
Dapat dilihat kalau Kuro membelalakan matanya terkejut. Tak lama (Name) melepas ciuman mereka, wanita itu terkekeh ketika melihat Kuro ternganga.
"Aku ... jadi ayah?"
(Name) mengangguk.
"Aaahh." (Name) tekesiap ketika Kuro memeluknya dengan erat.
"Arigatou." Kuro berbisik lembut.
***
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Kuroo Tetsuro X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Kuroo Tetsuro x Reader-