Seah mendongak, sebuah suara dalam dan serak terdengar tepat berada dibelakangnya, sebagai orang yang ahli, seah tau jarak mereka sekitar delapan sampai sepuluh meter. dirinya mungkin tak sadar sudah melewati pria itu sebab seingatnya ada sofa disana.
sebenarnya seah masih takut untuk melihat bagaimana rupa Pretties Man yang menjadi bahan bincangan gadis-gadis seusianya. seingatnya sewaktu mengistirahatkan dirinya dicafe sebelum menuju kesini, dirinya mendapati segerombolan gadis-gadis yang tak bosannya membahas tentang pria muda ini.
walau dengan ragu, akhirnya si gadis kecil ini membalik tubuh nya, menatap sempurna seorang pria yang menjadi dalang temperatur ruangan disini berubah. sialan, siapa yang mematikan AC ruangan? batinnya seah meretuki keringat yang hampir saja menetes lewat dahi sempitnya.
perfect, ini terlalu fiksi.
indah, ini sangat tidak biasa untuk sebuah khayalan semata.presensi pria dengan telanjang dada dengan hanya menggunakan celana kantor hitam tanpa corak, tubuh atletisnya jangan lupa tatto yang terukir indah dari dada menjalar hingga ujung lengannya. seah benci pria bertatto tapi jika ditempatkan ditubuh pria ini, akan menjadi sangat indah. otot dan tato perpaduan yang sempurna dengan wajah juga tak kalah sempurna.
dia memang Pretties Man dikota ini. dua puluh tiga tahun seah telah hidup dan ini pertama kali nya dia peduli perihal pria bertelanjang dada dan tatapan datarnya.
kembali dirinya tersentak setelah melihat pria itu bergerak, dia melangkah mendekat. membuat seah mundur selangkah, dia tidak boleh terlihat takut dengan ketara. berpura-pura kuat batin walaupun ingin berteriak sekuat tenaga.
"Kim Seah, putri Hanbin?"
Untungnya pria itu menyisahkan jarak dari mereka, dua langkah namun membuat seah sesak nafas dibuatnya. seah berakhir menatapnya berani, seah menyipitkan matanya, agak pedih karena pamannya menyarankannya mengenakan lensa kontak agar menutupi warna hazel bola matanya. kabarnya pria dihadapannya itu tidak menyukai warna pada bola mata.
"ralat, dia pamanku, adik dari ibuku" jawab seah berani.
Jungkook mengangguk menenggelamkan kedua tangannya kedalam saku celananya.
"jadi sekarang, apa yang kau cari nak?" tanya jungkook.Nak? jika dia memanggil seah dengan sebutan nak, jadi dengan sebutan apa gadis itu memanggilnya?
menurut kabar, pria ini masih sangat muda, dari segi penampilan juga dia tidak bisa dipanggil paman.
jadi apa?"nak?" tanyanya, seah meretuki mulutnya yang suka membalas omongan orang, sifat cerewet itu masih mendarah daging sejak kecil.
"tidak suka? jadi kau ingin dipanggil apa?" tanya jungkook masih menatap lawan bicaranya lekat, sejak awal tatapan itu tidak beralih.
"seah, kupikir kau sudah tau namaku" jawabnya balik,
Jungkook beri gadis ini apresiasi, sejak awal dia juga tidak takut menatap matanya lebih dari sepuluh menit. belum ada yang berani melakukan itu sebelumnya."kau?" tanya jungkook dengan menukikan sebelah alisnya, gadis ini terlalu berani memang
"ck, tidak sopan" lanjutnya."maaf sir" gumam seah lagi, hampir tak terdengar karna gadis itu akhirnya menunduk menatap jemarinya yang meremat dress berwarna biru pastel itu.
"sepakat, kau boleh memanggil ku dengan sebutan itu" final jungkook dan berakhir membalik tubuhnya, seah kemudian mengusap dadanya merasakan debaran jantungnya yang berdegup kencang.
seah terus memperhatikan gerak-gerik sang tuan, mulai dari pria itu meraih kemejanya dan tangannya yang secara sengaja tidak mengkancing dua deretan paling atas dan berakhir kembali mendekat."kamarmu disebelah ruang gym, siapkan air hangat untukku. 30 menit setelah aku masuk kedalam sana" jelas jungkook sembari berjalan menuju pintu ruangan yang diketahui adalah ruang kerjanya.
dari kalimatnya bisa seah ketahui, pria ini perfeksionis.
tbc...

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER COVER
FanfictionSeah mengambil bagian penting darinya dengan menjelma menjadi gadis manis seperti gulali. "yang terlihat manis adalah musuh sesungguhnya" - UNDER COVER Next Mission: Jeon Jungkook publish by kennywithpen ®