"bagian mana saja yang kau sentuh?" tanya jungkook masih menekan ujung sepatunya pada jari Jack.
"ahk-" geramnya saat tangannya ditekan sangat kuat, apalagi sepatu penthofel itu sangat keras.
Tidak mau mendengar apapun dari Jack, sipria jeon meninju wajahnya brutal dengan lebih sepuluh gerakan dalam lima detiknya. Hal itu membuatnya tergeletak tidak berdaya. Jungkook meraih ponsel yang tergeletak dan membalikkan tubuhnya lalu mengeluarkan revoler dari balik jas nya dan memidik pada bagian tengah kepala pria yang sudah berbaring pada lantai itu, Bera
seah melirik kearah Shin Jiyeon, dia wanita lain ditempat ini selain dirinya, dia juga satu-satunya orang yang sampai saat ini belum pernah mengajaknya berbicara. wanita sombong itu duduk bersebelahan dengan jungkook. mereka terlihat dekat.
"chicken dinner, i loved it" ujar jimin tersenyum
perayaan malam ini lebih berbeda dari biasanya, satu orang wanita asing bergabung dengan mereka. Seah. entah apa maksud jungkook yang selalu membawa-bawa gadis itu kemana pun dia pergi.
"cheers" gumam mereka dengan menghantukkan gelas berisi cairan merah itu keudara secara bersamaan.
seah hanya dapat memandanginya dengan diam.
"kau- siapa namamu?"
matanya melirik kearah asal suara, dia sudah mewanti-wanti wanita disana akan menanyakan sesuatu padanya.
"aku, ah namaku Kim Seah" jawabnya dengan baik
"dress mu cantik, apa gaji mu sebanyak itu untuk membeli pakaian mahal itu?" tanyanya dengan wajah mengejek, seakan apa yang dikenakan oleh seah tidaklah pantas untuknya.
"ah, maaf jika dress ku sangat menggangumu. sepertinya ini tidak semahal itu nona shin jiyeon" jawabnya
"beruntung kau bisa bergabung dengan kami" balas jiyeon melipat kedua lengannya di depan dadanya
"sudah lah, dia hanya pelayan." tegas jungkook melihat akar kegaduhan disini
seah menatap jungkook dengan sempurna, gelar pelayan terdengar begitu sangat rendahan. ini sudah kesekian kalinya Jungkook memperjelas statusnya dan kali ini lebih sangat jelas dan hina, semua orang mendengar nya dengan sangat jelas.
kedua jemarinya saling meremat satu sama lain, wajahnya berubah murung, tiba-tiba saja ia merasa bosan dengan terus berada ditempat ini
"aku permisi ketoilet" ujar seah lalu beranjak dari sana, menetralkan nafasnya yang terasa sesak. ia benci ini, sesuatu yang seharusnya tidak ia rasakan. ini yang dirinya hindari.
"kau- tidak seharusnya begitu jung" ujar jimin,
"seburuknya diriku, tidak pernah sekali pun menyakiti hati seseorang. itu lebih buruk dari apapun, kurasa kau tau itu"
suasana tiba-tiba saja menjadi senyap dan cukup canggung. pria bermata sipit itu jarang sekali memberi nasehat, atau bahkan ini pertama kali nya untuk Jungkook mendapatkan kalimat seperti barusan.
semua orang sedang menikmati suasana pesta, tak terkecuali jungkook. meskipun raganya sedang bersenang-senang dengan alunan musik dan wine mahal dijemarinya, sejujurnya isi pikiran nya saat ini adalah gadis itu. gadis yang saat ini sedang duduk berlipat kaki diujung meja. dia terlihat jadi murung setelah acara dinner bersama tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER COVER
FanfictionSeah mengambil bagian penting darinya dengan menjelma menjadi gadis manis seperti gulali. "yang terlihat manis adalah musuh sesungguhnya" - UNDER COVER Next Mission: Jeon Jungkook publish by kennywithpen ®