CHAPTER: 25÷5-3 × sin 90°

7K 518 21
                                    

WARNING⚠

"Tandain kalau ada typo. Karena sesungguhnya manusia tidak luput dari kesalahan, begitupun dengan saya."

Ada sedikit perubahan dari segi alur juga ending.
Dan bagi kalian yang sudah membaca cerita ini mohon jangan spoiler!
~bagian ini telah direvisi

°°HAPPY READING°°

"Kamu akan selalu merasa kurang kalau fokus pada yang dimiliki orang lain."


~~~~~~~~~~~~~~~

Ivona mendengkus. Iri? Ya, ia iri. Anggika memiliki semua yang diinginkannya, barang branded, serta prestasi nan gemilang.

Semua hal bisa gadis itu dapatkan dengan mudah. Sedang Ivona? Sekolah di sini-pun karena beasiswa, keluarganya tidak kekurangan sampai membuatnya kelaparan. Keluarganya berkecukupan, cukup untuk sehari-hari tidak untuk membeli barang branded.

Prestasi? Ia di bawah Anggika.

Anggika mendesis rambutnya berasa akan rontok. Jambakan Ivona tidak main-main.

"MATI LO ANJING!" ucap Anggika bersungut-sungut. Ia membalas jambakan Ivona tidak kalah kuat. Geraman keduanya terdengar dengan napas tidak beraturan.

Regan menonton dan membiarkan saja, sejauh mana mereka bertengkar. Cowok itu menghela napas dan melakukan sedikit peregangan. Mereka harus sedikit diberi pelajaran.

Plak!

Plak!

"Gimana sakit?" Biar tahu sekalian! Regan bukan orang penyabar yang memiliki hati selembut sutra. Anggika dan Invona mengusap sebelah pipi yang berhasil ditampar Regan.

Mata Anggika melotot, benar bukan tidak semua manusia berperikemanusiaan?

"Bego. Lo pada manusia bukan hewan, gunain otak secerdik mungkin." Regan berbicara penuh sarkasme. Setelahnya ia melangkah keluar kelas, biarkanlah jika mereka akan bertengkar lagi. Ia butuh meredakan emosi.

Pertengkaran sering kali terjadi, biasanya disebabkan karena perbedaan pendapat. Ayana sih tidak ambil pusing, pemandangan tersebut sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Ayana mendesah kecewa, berkali-kali memandang jam dan sampai sekarang belum ada tanda-tanda guru akan masuk. Padahal jam pergantian pelajaran sudah dari 1,5 menit lalu.

Ayana berdecak sebal. "Ck. Dasar makan gaji buta, korupsi waktu."

Ayana bertopang dagu. Menunggu itu tidak menyenangkan, ia ingin segera belajar.

Regan masuk kelas bersama seorang guru berbadan gempal dengan kumis melintang diantara hidung dan bibir juga tidak ada sehelai rambut di kepala.

"Pantes badan gempal, sering korupsi waktu toh," ucap Ayana pelan.

Regan melirik Ayana tajam. "Jaga ucapan lo!"

"Fakta."

Pak Sam menyalakan proyektor supaya lebih mudah dalam menjelaskan materi yang akan di bahasnya kali ini. Radiasi benda hitam.

"Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda dalam keadaan kesetimbangan termodinamika dengan lingkungannya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam. Benda hitam merupakan benda yang buram dan tidak memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori berada pada suhu konstan dan seragam."

12 IPA 3 (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang