WARNING⚠
"Tandain kalau ada typo. Karena sesungguhnya manusia tidak luput dari kesalahan, begitupun dengan saya."
Ada sedikit perubahan dari segi alur juga ending.
Dan bagi kalian yang sudah membaca cerita ini mohon jangan spoiler!
~bagian ini telah direvisi°°HAPPY READING°°
"Tidak ada yang bisa dipercaya, bahkan teman sekalipun."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini Anggika datang lebih pagi ke sekolah, teman-teman sekelasnya-pun belum ada yang datang. Ia menghirup udara dalam-dalam, udara di pagi hari masih sangat sejuk.
Saat masuk ke dalam kelas ia dikejutkan dengan keadaan kelas yang berantakan. Meja dan kursi tidak pada tempatnya, papan tulis miring, apalagi di meja guru banyak berceceran sampah.
"AAAAAAAAAAAAKK!"
Anggika menoleh sambil mendesis. "Berisik!" peringatnya pada Ayana yang kemungkinan baru datang langsung berteriak.
"K-kok bisa kayak gini?" tanya Ayana.
Anggika mengedikkan bahunya.
Ayana semakin heboh tatkala di papan tulisan membaca tulisan yang ukurannya tidak kecil.
MATI!
Apa kita lagi diteror? Kata Anggika membatin.
Semua semakin jelas! Dimulai dari kematian teman-teman sekelasnya satu persatu, lalu sekarang pembunuh itu mulai menampakkan diri dengan mengirim teror-teror ini.
Hatinya menjerit ketakutan, ia hanya ingin hidup tenang bukan terlibat dalam kasus pembunuhan seperti ini.
Entah kapan Regan datang, tahu-tahu cowok itu sudah di depan meja guru membersihkan semua kekacauan.
"Itu kotak apa?" Tunjuk Ayana pada sebuah kotak hitam. Anggika mulai menghirup bau-bau tidak sedap.
Seperti bau bangkai dan bau anyir darah.
Mereka bertiga beringsut mendekat ke arah kotak. Bau-bau itu semakin menyekat. Dengan sebelah tangan menutup hidung, perlahan Regan membuka kotak itu.
Seketika tangan Anggika gematar tidak karuan, rasanya semua pasokan oksigen lenyap seketika.
Ia menggeleng mendapati tatapan intimidasi dari Regan dan Ayana. "Gak! Bukan gue!" teriaknya membela diri.
Anggika menatap isi kotak tersebut. Ada bangkai kelinci beserta foto-foto siswa kelas 12 IPA 3, terkecuali dirinya. Anggika menjauh sambil terus menggelengkan kepala.
"Bukan gue. BUKAN GUE PELAKUNYA!" pekik Anggika.
Regan menyeringai memandang Anggika dengan tatapan remeh, bahkan setelah semua bukti mengarah padanya-pun Anggika masih mengelak.
"Emang lo pikir kita percaya?"
Regan menyengkeram dagu Anggika, sampai membuatnya kesakitan. "Bukan gue! Kalian harus percaya!" katanya sambil berusaha melepaskan diri dari Regan.
Ayana mendekat dengan sorot mata tidak kalah tajam, gadis itu menepuk bahu Anggika sambil bergumam, "Udahlah ngaku aja, cuma foto lo yang gak ada di sana."
"TAPI BUKAN GUE PELAKUNYA!"
"Bisa jadi pelakunya Ara, dia sengaja gak taruh foto gue di sana supaya gue yang jadi tersangka, iya kan?" Anggika memandang Regan dan Ayana penuh harap.
![](https://img.wattpad.com/cover/325523340-288-k257904.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
12 IPA 3 (Revisi)
Misterio / Suspenso12 IPA 3, kelas yang semula tak terlalu memikirkan lingkungan sekolah kini mereka dihadapi dengan kasus pembunuhan yang menyerang kelas mereka. Disaat mereka harus fokus dengan ujian sekolah yang akan dilaksanakan, mereka terpaksa harus bisa menyele...