Saki buka matanya yang terasa berat bukan main, seingatnya semalam ia masih menonton serial 13 Reasons Why bersama Rosaline di ruang tamu, namun sepertinya pria itu ketiduran di tengah-tengah film berlangsung.
Semalam, Rosaline berniat langsung naik ke kamarnya untuk melanjutkan lukisan sebelum ia tau kalau Saki belum mau tidur. Pria itu bilang kalau ia mau meminjam televisi ruang tamu Rosaline untuk menonton serial 13 Reasons Why.
Saki juga lah yang menawarkan gadis itu untuk nonton bareng, nobar lah bahasa gaulnya. Gadis itu mau-mau saja, jadi keduanya terduduk di sofa bersamaan dengan camilan dan ice tea chamomile yang dibuat Rosaline. Mungkin karena terlebih letih, Saki jadi ketiduran dibuatnya.
Mata pria itu mengerjap lalu keluarkan lenguhan panjang tanda ia sebenarnya masih malas untuk bangun dari tidur, ujung matanya tangkap jam dinding. Masih pukul 7 pagi.
Saki terduduk di pinggir kasur sambil mengusap matanya yang masih lengket, dirinya berdiri untuk sekadar pergi ke kamar mandi tamu guna mencuci muka dan menyikat gigi.
Sementara itu, Rosaline sudah terbangun sejak jam 6 pagi tadi. Gadis itu sudah mandi dan sekarang sedang sibuk memasak di dapur. Bunyi desisan bahan masakan yang beradu dengan panasnya teflon menyambut indera pendengar gadis itu.
Rosaline dapat dengar bunyi langkah mendekat menuju dapur, gadis itu menoleh ke arah pintu dan langsung disambut dengan pemandangan Saki yang masuk sambil mengusap mata, "Good morning, Rosaline," ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.
Mengangguk, Rosaline tunjuk meja dapur menggunakan sikunya, "Minum dulu, mau apa?"
"Air putih aja," tangan Saki tergerak untuk raih gelas kaca yang sudah disiapkan oleh Rosaline, lalu berjalan gontai menuju dispenser air di dekat kulkas.
Rosaline tidak ambil pusing dengan apa yang Saki lakukan lalu mulai kembali fokus dengan apa yang ada di atas kompor. Tak berlangsung lama, gadis itu bisa rasakan sesuatu yang bertengger di atas pundak kanannya.
Saki letakan kepalanya dengan malas di atas pundak kanan Rosaline, ikut mengintip apa yang sedang gadis itu masak di atas penggorengan, "Apa itu?" tanyanya dengan suara rendah.
"Shrimp alfredo, lo nggak alergi udang kan?"
Saki menggeleng-geleng kecil di atas pundak Rosaline, "Makasih loh."
"Iya, Saki. Sama-sama."
***
Karena merasa agak pusing (sepertinya karena hujan-hujanan kemarin malam) Saki usul agar Hymn for The Lonely Soul latihan di studio rumahnya saja.
Oh, jangan lupakan Deandra yang masih sempat-sempatnya menggoda Saki setelah ia sampai di rumah siang ini. Padahal anak sulungnya itu sedang merasa pusing dengan badan yang demam, namun Deandra terus meminta Saki untuk bercerita mengapa bisa pria itu memilih untuk tidur di rumah Rosaline.
Mason tersedak permen karet yang ia kunyah, nyaris tertelan. Sementara Jean sudah terbelalak, "Lo nginep di rumah Rosaline?"
"Iya, gara-gara keujanan semalem," lihat tatapan penasaran dari semua teman-temannya, Saki langsung berdecak keras, "Gue nonton Netflix doang, astaga!"
"Ah, nggak seru."
"Udah deh, yuk yuk lanjut nulis lagu."
"Yahh."
Saki hanya tertawa kecil dibuatnya lalu mulai lanjut menulis lirik bersamaan dengan Jean, sementara Mason dan Edgar membantu kedua pria itu mengurus instrumen.
Jean melamun sambil mencari ide, lalu matanya tak sengaja tangkap untaian kata yang Saki coret-coret di kertas lusuh miliknya. Hal tadi buat Jean mengernyit, "Bisa lo nulis lagu galau pas lagi kasmaran?"
"Bisa," Saki mengangguk, targetnya kali ini harus bisa kalahkan Apollogity. Dalam waktu satu hari, Trending #1.
Saki berhenti menyoretkan kata di kertas lusuh miliknya lalu mulai menatap ke arah teman-temannya satu persatu, "Kata kalian bisa nggak kita ngalahin Apollogity, cuma dalam waktu sehari Trending #1?"
"Nggak ada yang nggak mungkin kata gue," ujar Edgar (yang paling realistis di antara mereka). Pria itu mengangguk kecil, "Emang agak susah karena nama kita belum segede mereka, tapi asal lagunya bagus dan bisa hit di pendengar, gue yakin bisa."
Mason mengangguk sambil tersenyum jenaka, "Bisa lah! Saki kan mau ngalahin Sebastian itu."
"Diem lo!" sanggah Saki cepat dengan kesal, malas mendengar nama tersebut.
Jean tertawa kecil, lalu bibirnya membaca tanpa suara tulisan-tulisan yang ada di kertas Saki. Pria tadi mengangguk, "Bisa. Serius bisa, asal instrumentalnya mendukung."
"Kan?" Saki nyengir-nyengir kesenangan, dirinya memang selalu bisa menulis dengan cepat dan penuh inspirasi jika miliki target yang diinginkan. Dan targetnya kali ini adalah mengalahkan Apollogity.
Setelahnya, ketiga teman Saki itu akhirnya ikut-ikutan membahas lirik yang ditulis Saki. Sesungguhnya lirik tersebut sudah selesai 90% perjalanan, tinggal penyempurnaan saja.
Studio rekaman akan siap dalam waktu seminggu lagi, jadi mereka semua harus sudah miliki lagu tanpa revisi dalam waktu tiga hari mendatang, agar ada waktu cukup untuk latihan juga nantinya.
Mason kentut, cukup keras hingga rasanya terdengar memenuhi ruangan. Jean langsung menutup hidungnya cepat-cepat sambil memasang wajah ingin muntah, "Yang bener aja lo! Habis makan apaan sih?!"
"Duh!" Mason memegang perutnya yang nyeri, sepertinya sarapan makanan pedas memang bukan hal yang cocok untuknya, "Gue nebeng toiletnya Zion dulu!" dengan cepat, pria itu berlari menuju pintu studio, membukanya dengan buru-buru tanpa menutupnya kembali.
Saki hanya tertawa sambil menggeleng lalu menyusul berjalan untuk menutup pintu studio, namun belum-belum tangan Saki bergerak untuk menarik gagang pintu, dirinya bisa lihat Mason dan Zion saling bertabrakan di luar sana.
Mason buru-buru berlari menuju kamar Zion sementara adiknya itu nampak panik tak menghiraukan Mason. Begitu Zion menghadap kembali ke depan dan saling tatap mata dengan Saki, matanya membulat. Saki sadar jika ada sesuatu yang ingin disampaikan pria itu.
"Kenapa, Zi?" Saki tidak jadi menutup pintu, dan malah berjalan keluar dari studio.
Wajah Zion memang tampak sangat khawatir sekaligus terkejut saat ini, ponsel yang Zion genggam masih menyala dengan kecerahan sedang.
"Kak, jujur aja ya," Saki mengangguk, menunggu Zion selesaikan kalimatnya, "Kak Rosaline itu mantannya Sebastian Apollogity?"
Sontak mata Saki yang awalnya letih dan malas itu mulai terbelalak, heran karena bagaimana bisa Zion tau hal tersebut? Dengan cepat, Saki raih ponsel pria di hadapannya ini, Zion sendiri tidak melawan, biarkan Saki mengambil ponselnya.
"Rame, Kak! Pada bilang kalau Kak Rosaline itu mantannya Sebastian Apollogity, katanya ada anon yang ngirim foto mereka berdua waktu masih pacaran ke wartawan," Saki sudah tak dengarkan apa yang Zion katakan lagi, tangannya bergetar karena amarah saat baca berita sampis yang ditulis oleh admin akun gosip tersebut.
<< Bocor! Foto Sebastian Apollogity dan Rosaline owner La Roses & Rosa's Patisserie Waktu Masih Menjalin Hubungan Kekasih >>
KAMU SEDANG MEMBACA
13 Problems That Rosaline Did
Teen FictionSemenjak Rosaline mengangkat telpon dari nomor tak dikenal yang mengaku sebagai Jeff, bassist dari sebuah band terkenal yang tak sengaja mampir di restorannya untuk menghadiri sebuah acara perjodohan, Rosaline terus-terusan membuat masalah sampai 13...