PART 2.

62 46 15
                                    

UP LAGI UP LAGIIIII!

Sapa selalu yang staytune di lapak ini ??

Sapa yang nungguin Kana?

Nungguin Keza?

Atau nungguin Rion?

Penasaran gak sih?

BAIKLAH SELAMAT MEMBACA!

***

Disinilah perempuan berambut seleher dan sahabatnya berdiam diri. Perpustakaan menjadi tempat favorit Kana saat jam istirahat. Dengan di beri fasilitas AC dan speaker pemutar lagu, memang tempat paling tenang dan nyaman untuk membaca buku.

"Na, lo beneran mau ambil astronomi?"

Kana mengangguk sebagai jawaban. Matanya masih fokus pada sebuah buku tebal bertajuk 'Astronomi Edisi Kedua'.

"Lo? Jadi ambil kedokteran?" Tanya balik kana.

Sabrina Dara Byanka, teman baik Kana sejak SMP itu menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya menyelungkup wajah di atas lipatan tangan. "Bingung, gua butuh pendapat dari orang yang ambil jurusan kedokteran,"

"Buat?"

"Ya.. buat nanya-nanya pengeluarannya,"

"Noh nyokap gua tanyain," usul Kana seenak jidat sementara Sabrina bergidik ngeri.

Rosa, mama Kana memang berprofesi sebagai dokter ahli bedah saraf. Dahulu, Sabrina pernah ingin menanyakan perihal jurusan kedokteran. Namun, ketika tau Rosa sangat terobsesi untuk menjadi sempurna dalam bidang akademik perempuan itu mengurungkan niatnya. Apa lagi saat ia pernah menyaksikan Rosa menampar anak semata wayangnya sebab nilai ulangan Bahasa Inggris dapat pas rata-rata KKM.

"Sepupu-sepupu lo kan udah pada kerja sama kuliah semua, emang gak ada yang masuk kedokteran?"

Alis Kana berkerut. "Gua deket aja kagak sama belasan sepupu gua, udah kuliah gitu pasti pikirannya pada plus plus."

"Coba tanyain ke Keza, gua kan gak sedeket itu sama dia," pinta Sabrina. Walaupun mereka kenal sebab pernah satu SMP dan sering bertemu saat cowok itu menghampiri Kana, bukan berarti ia juga bisa kenal dekat dengan Keza.

"JI-AN." Koreksi Kana cepat.

Hanya dirinya seorang yang boleh memanggil seorang Zildjian Kezaryeon dengan sebutan Keza. Anggap saja itu panggilan sayang untuk cowok beralis terbelah itu.

"Iya salah, Jian maksudnya,"

Dengan malas Kana merogoh ponselnya di saku seragam dan segera mencari kontak Keza.

"Za,"

"Hah? Gua lagi mabar di kantin, lo gak ke kantin?"

"Temuin gua di kelas dong, gua di perpus mau ke kelas."

K untuk Kana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang