PART 1O.

25 14 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Di temani rintikan hujan, Kana duduk di tangga teras rumahnya sambil menaruh dagu di atas lipatan lutut, menunggu kedatangan Keza untuk menagih hutang penjelasan kejadian sore tadi. Ia tak tau bagaimana kelanjutannya sebab Keza memaksa dirinya untuk ikut pulang bersama Athar. Keza juga menyuruh Laskar untuk membawa Sabrina pulang. Tersisa cowok itu dan Rion di area sekolah.

Hari semakin gelap suara derungan motor Keza belum juga terdengar. Apa terjadi sesuatu? Pikiran-pikiran negatif mulai bermunculan di kepala gadis itu.

"Nggak, panglima tempur mustahil gak baik-baik aja, Keza pasti baik-baik aja." Ucap Kana menenangkan dirinya sendiri.

"Rion juga pasti baik-baik aja.."

"Non," panggil bi Nani.

Kana menoleh. "Iya Bi?"

"Non Kana belum ganti baju, belum makan, dari tadi duduk disini mulu," ujar bi Nani khawatir.

"Kana nungguin Keza, dia gak ada kabar dari tadi sore,"

Khawatir? Tentu saja. Pada dasarnya Kana memang selalu khawatir, tapi ia yakin Keza tak akan membiarkannya berlama-lama di landa kekhawatiran. Cowok itu akan datang, pasti.

"Non, udah suntik?"

Kana terdiam, ia melupakan kewajiban penting dalam hidupnya.

"Belum bi, nanti Keza dateng Kana langsung suntik kok,"

"Yaudah deh, jangan lama-lama di luar ya, Non," bi Nani menyerah, memaksa Kana yang keras kepalanya sama dengan Rosa itu sama saja percuma.

"Siap Bibi," balas Kana sekenanya.

Kana memejam matanya sekejap kala rasa kantuk menyerang. Ia mulai merasakan efek akibat lupa menyuntikan cairan penting untuk mengimbangi kadar gula dalam tubuhnya. Ia terlalu menyepelekan dan kini tubuhnya mulai bereaksi, penglihatan mulai kabur di sertai tangan yang tremor.

Mata Kana terbuka lebar saat seseorang menerjang tubuhnya dan menarik kepalanya bersandar di dada bidang cowok itu.

"Kenceng banget," gumam Kana.

"Na? Kana!"

Samar-samar Kana mendengar Keza memanggil namanya, tapi terlambat kegelapan telah merenggut kesadarannya.

***

Dengan kondisi setengah sadar, Kana masih bisa merasakan Keza menusuk satu jarinya pakai sebuah jarum. Ia yakin Keza akan melakukan pengecekan kadar gula dalam tubuhnya.

K untuk Kana [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang