***
Keesokan harinya.
Di kantin, Kana dan Sabrina tengah asik menyantap makanannya sambil berbincang perihal kunjungan kemarin. Sabrina bertanya soal kemarin ketika dirinya menghilang tiba-tiba.
Sabrina bilang, ia sempat bertanya pada Keza namun cowok itu merespon tanpa menghentikan langkahnya.
"Jian, Kana mana?"
"Gak tau," Keza malah nyelonong begitu saja memasuki ruang pertemuan.
Kana tertawa melihat raut sebal yang di tunjukan sahabatnya itu. Ia tebak, Sabrina mempunyai dendam yang sangat dalam pada Keza.
Ting
Suara notifikasi ponsel membuat Kana langsung merogoh saku roknya.
Kuyang usakti : pulang sklh gua jmpt, ada sesuatu buat lo
Kana : klo g penting g usah
Kuyang usakti : ikut aja napa sih
Kana : berdua?
Kuyang usakti : nggak, yg ketiga kan setan
Kana : konyol lu kuyang
Kana membanting ponselnya ke meja sukses membuat Sabrina yang tengah mengedarkan pandangannya terperanjat.
"Ngeselin banget sih." Gerutu Kana.
"Kenapa si astaga, gausah banting-banting ini hp mahal," ceramah Sabrina mengelus ponsel Kana penuh kasih sayang.
"Ck, itu lhoo, tetangga gua di kost ngeselin banget,"
Sabrina mendelik. "Bukannya lo udah biasa di bikin kesel sama Jian dkk?? Kenapa giliran sama dia lo gampang ke pancing emosi?"
"Tapi ini beda, Sabi. Dia ngeselin naudzubillah!" Kana menyelungkup wajahnya di atas lipatan tangan. Satu kontak dengan Rion cukup membuatnya frustasi.
"Dia ngechat lo apaan emang?"
"Dia mau jemput gue,"
Berbalik dengan tebakan Kana, mengira sahabatnya itu pasti akan berteriak heboh. Sabrina malah memicingkan mata sekaligus menunjuknya penuh curiga, jangan lupakan senyum mengejek yang terpasang jelas di wajahnya.
"Kayaknya, bakal ada yang punya cowok baru nih,"
Bodoh, batin Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
K untuk Kana [On Going]
Teen FictionK untuk Kana, bisa juga untuk Keza, tapi bagaimana dengan Rion? - - - - - Copyright Maret 2023 @imnonad