HALO SEMUA!
HAPPY READING!
***
Beberapa hari setelah diantar pulang oleh Kuyang, keadaan Nenek sihir tak kunjung membaik. Gadis itu menjadi lebih sering senyam-senyum sendiri, moodnya pun selalu meningkat, tidak pernah mengeluh bahkan nafsu makannya pun meningkat.
Kini gadis nenek sihir itu tengah mencorat-coret papan tulis dengan jawaban dari soal limit fungsi rasional dengan wajah full senyum.
Kana memang pintar dalam mata pelajaran hitung-hitungan, namun tidak dalam pelajaran bahasa inggris. Ia sangat membenci mapel satu ini.
"Selesai." Seru Kana seraya berbalik mengembalikan spidol pada Pak Acah selaku guru matematika minatnya.
"Baik, silahkan kembali ke tempat duduk."
Kana mengangguk patuh.
"Baik, penyelesaian Kana--"
Kringgggg!
Suara bel istirahat memotong penjelasan pak Acah.
Para murid di kelas bersorak kegirangan kelewat senang sebab akhirnya mata pelajaran mematikan ini berakhir.
"Di lanjut minggu depan ya." Lanjut pak Acah sambil berlalu meninggalkan kelas.
Kana menyenggol lengan Sabrina yang tertidur di sebelahnya. "Sab, kantin gak?"
"Eugh?" Sabrina menoleh dengan mata merah. "Enggak, Na, gua ngantuk total,"
"Baiklah, gua ke kantin bentar ya,"
Sabrina berdehem sebagai jawaban.
Kana harus menuruni tangga terlebih dahulu untuk menuju kantin karena kelas IPS berada di lantai dua. Ia sempat melihat kelas X sedang mengerjakan projek P5 yaitu melukis karya batik di baju putih polos di sebelah tangga.
"Eh, awas itu catnya jatoh nanti kesenggol kena orang di bawah," tegur Kana pada siswa kelas X yang tengah bercanda saling mencoret wadah.
"Aman kak." Jawabnya.
Kana terkekeh sambil menggeleng. Ia jadi rindu masa-masa menjadi utas, dengan sekali kedipan mata kini ia berada di penghujung kelas akhir atau bahasa gaulnya sekarang adalah agit.
"Eh, curang anjir gua kena baju,"
"Lu udah banyak di baju gua juga nih,"
"Kurang banyak cok!"
Salah satu siswa kelas X ini ingin mencomot cat biru di pembatas tangga namun kebablasan hingga menyebabkan tempat cat biru itu terjun ke bawah.
"EHHH!"
Byyurrr!
Duk!
Atasan seragam putih Kana berubah menjadi butek akibat terguyur air untuk membersihkan kuas cat. Di tambah lagi pening kala ember cat terjun bebas tepat di atas ubun-ubunnya.
Kana oleng, kehilangan keseimbangan.
Selang satu kedipan mata, ia berada di pelukan seseorang. Dari aroma parfumnya saja ia sudah bisa menebak bahwa ini adalah Keza, sahabatnya. Tak hanya Keza, Athar, Laskar, Gentar dan Kaishar juga berada di sana menyaksikan seluruh tubuhnya terkena tumpahan cat.
![](https://img.wattpad.com/cover/337785336-288-k359851.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
K untuk Kana [On Going]
Teen FictionK untuk Kana, bisa juga untuk Keza, tapi bagaimana dengan Rion? - - - - - Copyright Maret 2023 @imnonad