***
Dengan total tujuh bus yang mengangkut masyarakat SMA Aulungga menghentikan laju kendaraannya di salah satu Perguruan Tinggi Swasta, yaitu Universitas Trisakti.
"Ingat, jangan sampai terpisah dan saling mengingatkan jika ada orang yang kalian kenali atau berseragam sama seperti kalian untuk tetap berada dalam barisan. Paham?!"
"Paham!"
Di rasa semua telah siap, masing-masing guru yang memegang satu kelas berjalan terlebih dahulu memasuki gedung bertingkat itu. Mereka di sambut ramah dan mereka mengikuti arahan yang di berikan oleh mahasiswa untuk memasuki gedung pertemuan.
Seluruh murid tampak bersemangat berlomba-lomba siapa yang lebih dulu mengisi bangku paling depan seakan tak ingin tertinggal.
Terkecuali Kana yang malah menggerutu di depan toilet karena tertinggal sebab menunggu Keza ganti celana. Ya, cowok itu mendapat celana abu-abu dari guru pembimbing berjaga-jaga jika ada murid laki-laki yang mual.
"Lama banget, Za.." gumam Kana. "Apa gue tunggu depan pintu toilet cowo ya? Tapi kalo rame ntar malah gua yang takut di apa-apain,"
Kana berpikir keras. "Bodoamat babik, liat dulu aja dah,"
Dari luar, toilet cowo tampak sepi atau mungkin tak ada orang, mungkin juga hanya Keza seorang di dalam. Kana celingak-celinguk melihat sekitar, di rasa aman ia memberanikan diri mengintip ke dalam sambil mencondongkan sedikit tubuhnya.
"Za, Keza!"
"Lo manggil bisik-bisik gitu mana ke dengeran, goblok." Maki seseorang dari arah belakang sukses membuat Kana terperanjat.
Begitu ia menoleh, jiwanya seakan menghilang.
"LO KENAPA ADA DIMANA-MANA SIH ANJIR? NGESELIN BANGET SIALAN DASAR KUYANG!"
Rion mengorek telinganya yang berdengung mendengar teriakan Kana. "Jadi tamu gak sopan banget ya sama tuan rumah,"
Tuan rumah yang di maksud adalah Rion yang tak lain adalah mahasiswa dan tamunya adalah Kana si pengunjung mengesalkan.
Kana terhenyak, matanya ikut melotot setelah melihat jas yang dipakai cowok itu. Bukan jas almet melainkan jas lab dengan lambang Trisakti di dada sebelah kiri.
Astaga gimana bisa ia lupa kalau Rion merupakan mahasiswa kedokteran di Trisakti.
"Aishh," ringisnya merasa malu. "Yaudahlah, awas gua mau lewat!"
"Ehh, enak amat lu abis ngintip toilet cowok langsung kabur gitu aja." Ucapnya sambil menghalangi jalan tubuh mungil, ralat tubuh pendek itu.
"Terus gua harus apa Kakak Rion terhormat?" Tanya Kana memaksakan senyum.
Seringai kecil tercipta di wajah tampan cowok itu, ia mendekati telinga Kana. "Lo harus tanggung jawab,"
Sontak Kana melotot dan hendak memberi serangan mutlak tapi ternyata ia kalah cepat, tangannya telah di tahan padahal sekitar 3 cm lagi dua jarinya akan menusuk ulu hati Rion.
KAMU SEDANG MEMBACA
K untuk Kana [On Going]
Teen FictionK untuk Kana, bisa juga untuk Keza, tapi bagaimana dengan Rion? - - - - - Copyright Maret 2023 @imnonad