***
Sekitar lebih dari 30 motor terparkir asal di halaman kosong di depan sebuah gedung tua. Untuk engantisipasi hal yang tak diinginkan, Laskar meminta 30 anggotanya untuk mendatangi tempat ini.
Ardan, salah satu anggota yang tadi di beri tugas untuk mengantar Sabrina menghampiri Laskar.
"Sabrina udah aman, Bang." Lapornya di angguki Laskar.
"Jaga pintu keluar manapun, jangan sampe ada yang keluar dari gedung ini dalam keadaan sehat." Athar memberi perintah kepada anggotanya dengan tegas.
Seluruh anggota OG yang berada disana mempagari seluruh jalan keluar serapat-rapatnya.
Tak lama sebuah mobil berwarna putih datang. Rion, tanpa mematikan mesin mobil, ia berlari sekencang mungkin memasuki gedung lama itu tanpa menghiraukan pasukan Athar. Tak peduli apa yang akan terjadi pada mobilnya, ia hanya memikirkan keadaan Kana.
"Manusia gebleg." Umpat Gentar.
"Berpencar!"
Keza berlari tak kalah kencang memasuki gedung itu. Sembari memperhatikan sekitar jaga-jaga bila ada musuh, ia di temani Athar menaiki lantai 3. Ada Rion disana hendak membuka satu-satunya pintu di lantai ini dan mengisyaratkan untuk diam.
"Satu.."
"Dua.."
Brak!
Begitu terbuka, kedua cowok itu terbatuk kala asap yang mengepung ruangan itu sangat tebal dan gelap hampir tak dapat melihat apapun.
"Na!" Pekik Keza berlari menghampiri Kana yang terduduk lemah di atas kursi dengan keadaan tak sadarkan diri.
Rion mengambil pisau lipat di saku celananya berusaha memutuskan ikatan tali tambang yang cukup kencang. Tak dapat di pungkiri, hati Rion teriris melihat pergelangan tangan Kana di penuhi luka baret dan merah-merah.
Athar memindai sekitar, tak ada tanda-tanda adanya musuh atau sesuatu yang mencurigakan selain hanya sisa-sisa asap dan abu bekas kebakaran. Lalu, apa maksudnya ini semua?
Setelah terlepas. Keza melempar asal kain yang di pakai untuk membekap mulut Kana dan menggendongnya keluar gedung.
Sesampainya di halaman gedung itu, Rion meminta Keza untuk membaringkan Kana di tanah. Beberapa anggota OG melepas jaket yang ia kenakan sebagai alas.
Rion mengecek saluran pernafasan gadis itu, mendekatkan telinganya di dekat dada dan hidung Kana.
"Kana gak bernafas. Kasih ruang, MINGGIR!" Sentak Rion bersiap memberi pertolongan pertama yaitu CPR.
Rion menumpuk kedua telapak tangannya di atas dada gadis malang itu kemudian menekannya dengan kecepatan sedang. Sesekali Rion memberi nafas buatan agar membantu Kana bernafas kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
K untuk Kana [On Going]
أدب المراهقينK untuk Kana, bisa juga untuk Keza, tapi bagaimana dengan Rion? - - - - - Copyright Maret 2023 @imnonad