#2 New Friend

464 63 0
                                    

Jennie sudah memasukan semua berkas pendaftarannya dan ia diberitahu untuk mengikuti pemilihan mata pelajaran besok pagi, tak lama setelah membaca pemberitahuan itu, Jennie menatap ke arah sang Ayah yang masih sibuk memasukan beberapa formulir ke dalam map berwarna biru, sang Ayah yang menyadari perilaku putrinya itu dengan tenang menatap balik ke arah Jennie, "Ada apa?"

"Apa itu IPA dan IPS?"

"Kelas natural science atau social science, kenapa?" Jennie menepuk jidatnya pelan, pening rasanya membaca semua hal yang tidak seperti di sekolahnya dulu dan banyak juga kosakata dalam bahasa asing yang tidak ia ketahui, beberapa kali ia bertanya seperti anak kecil kepada sang Ayah dan untungnya tuan Kim mau menjelaskan dengan perlahan sampai Jennie mengerti.

***

"Bagaimana sekolahnya Jen, bagus?" tanya Nyonya Kim tapi Jennie hanya menjawabnya dengan gelengan pelan, menjatuhkan badannya ke sofa dan menarik napas dalam-dalam.

"Aku tidak mengerti Bu, pusing."

"Apa yang bikin pusing?"

"Banyak." wajah Jennie benar-benar terlihat sangat kelelahan, di samping ia masih malas menerima keputusan ini gadis itu juga merasa sangat lelah untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya. Banyak hal yang harus Jennie mengerti dan ia hanya punya sang Ayah yang mau menjelaskannya, bagaimana dengan besok? Ia tidak berkenalan dengan siapapun dan siapa yang mau membantunya untuk mengerti semua ini?

"Kau itu adalah anak yang sangat pintar, kau bisa mengerti banyak hal dengan mudah meskipun butuh waktu tapi Ibu yakin kalau kau akan bisa memahami semuanya." elusan lembut di pucuk kepala Jennie membuat gadis itu sedikit lebih baik dan tidak terlalu keras memikirkan hari pertama sekolahnya.

Sesuai dengan petunjuk yang tertera di pengumuman kemarin, Jennie berjalan mencari kelas dimana namanya terpampang bersama teman satu kelasnya. Jennie berjalan sendirian dari depan pagar sekolah sambil memegang kedua tali ranselnya, Jennie benar-benar bingung dan merasa sangat tidak nyaman dengan situasi ini tanpa Jennie sadari ada seseorang yang berjalan berdampingan bersamanya karena penasaran maka ia segera menoleh kepada orang itu.

Tapi orang yang dilihatnya hanya tersenyum malu, "Hai.." sapanya, pipi gembilnya sangat menggemaskan mau tidak mau meskipun tidak kenal Jennie membalas sapaannya dengan senyuman dan anggukan ramah.

Jennie dan gadis yang sedari tadi berjalan bersamanya mencari nama mereka di setiap kelas yang mereka lewati, "Namamu siapa?" tanya Jennie memberanikan diri.

"Roseanne Park." jawab gadis itu tanpa melihat ke arah Jennie dan fokus mencari nama mereka.

"Tidak ada namamu disini." jelas Jennie.

"Namamu siapa?" tinggi badan Rose sedikit lebih tinggi dari Jennie jadi tatapannya sedikit lebih ke bawah.

"Jennie." jawab Jennie pelan, "Kim Jennie." Rose pun mencoba mencari nama Jennie disana tapi hasilnya nihil, "Kita coba lagi di kelas lain." ajak Jennie. Satu kelas di sebelahnya tidak menghasilkan apapun kemudian mereka mencari di kelas terakhir yang terpampang kertas berisikan nama-nama siswa baru.

"Ah ini ketemu namamu." pekik Rose sambil menunjuk nama Jennie dan Jennie pun melakukan hal yang sama, ia menemukan nama teman barunya itu.

"Kita satu kelas ternyata.." kekeh Jennie. Rose pun mengajak Jennie masuk ke kelas yang selama setahun ke depan akan menjadi kelas mereka berdua. Ada empat kolom kursi yang terbagi menjadi dua kursi yang saling berdampingan, Jennie terdiam sejenak di depan kelas dan mencari dimana kursi yang akan ia duduki.

"Jen, sini.." Rose memanggil Jennie dan memilih bangku nomor dua dari depan. Jennie tidak menyangka kalau gadis yang baru ia kenal akan memanggil dan mengajaknya untuk duduk bersama secara dirinya saja bahkan tidak berpikiran untuk duduk bersama siapapun.

Ada orang yang kemarin tertangkap sedang memperhatikannya, ia duduk di sampingnya, iya tepat di sampingnya. Di deretan bangku yang sama, Jennie menoleh ke arahnya dan...

"Dia juga melihatku?!" gadis itu melihat ke arah Jennie tanpa ekspresi hanya datar dan kembali memalingkan wajahnya.

Seorang guru masuk ke kelas itu kemudian memperkenalkan dirinya dan mulai memanggil nama para siswa satu persatu. Mulai dari absen paling awal sampai ke nama paling akhir, ketika nama Jennie disebut ia mulai mengangkat tangan dengan tatapan biasa saja.

"Kim Jisoo." karena marga mereka sama Jennie menoleh ke arah siswa yang mengangkat tangannya dan orang tersebut duduk tepat di bangku sebelah Jennie, gadis yang tadi lagi-lagi tidak sengaja saling bertatapan.

"Kim Jisoo huh?" dengus Jennie.

Saat Rose menyebutkan namanya Jennie seperti tidak asing dengan aksen berbicara gadis itu, "Kau berasal dari Aussie?"

"Hmm." angguk Rose seraya tersenyum mengiyakan, "Kenapa?"

"Aku tidak asing dengan aksen bicaramu sedari tadi dan aku juga terbiasa mendengarkan orang berbicara dengan aksen yang sama."

"Oh ya?" Rose terlihat sangat tertarik dengan pengetahuan Jennie tentang Australian, "Aku tidak pernah bertemu lagi dengan orang Aussie semenjak aku pindah kemari, kau berasal dari Australia?"

"Naur." Jennie menggeleng, "Aku dari Auckland."

"New Zealand? Astaga aku baru saja pindah dari New Zealand dan bersekolah di Australia." Rose merasa sangat senang ketika ada orang yang sama dengannya dan Jennie pun merasa demikian, meskipun ia tidak terbiasa mengajak orang berkenalan lebih dulu tapi ketika tau darimana Roseanne berasal dirinya seperti kembali bertemu dengan teman lamanya di Auckland.

***

Sambil terus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, Jennie berusaha mengikuti kemana pun Rose pergi dan sesekali bertanya bagaimana seharusnya ia bersikap disini. Setelah mereka berdua bercerita bagaimana asal muasal mereka bisa berada di sekolah ini akhirnya, keduanya jadi saling mengerti dan sepakat untuk saling menjaga selama mereka berdua berada di kelas yang sama.

"Kau mau beli minum?" tanya Roseanne saat mereka berdua berada di depan sebuah kulkas di kafetaria.

"Tidak, aku bawa minum sendiri, aku mau makan saja." jawab Jennie sambil memilih beberapa jenis makanan yang menggugah seleranya.

"Baiklah." Rose berusaha menggapai minuman yang ia mau tapi karena barisan minuman tersebut terlalu tinggi jadi ia merasa kesulitan.

"Biar aku ambilkan." ucap seseorang dari belakang tubuhnya, "Minuman yang ini?" tanyanya lagi dan Rose menjawab dengan anggukan, "Ini." tangan orang itu mengambil minuman yang Rose mau.

"Terima kasih." ucap Rose yang seketika wajahnya memerah. Jennie dan Rose segera membayar apa yang mereka beli dan kembali berjalan ke kelas, keduanya saling berbisik dan terkekeh dengan apa yang baru saja terjadi.

"Dia tinggi." jelas Rose dengan warna merah merona yang tidak kunjung hilang dari pipi gembilnya.

"Jangan bilang kau suka haha..." tawa Jennie.

"Yak!! Tidak!!" semakin Jennie menggoda Rose, gadis itu semakin malu dan mempercepat langkah kakinya meninggalkan Jennie di belakang.

*** 

The Ice - [Jennie's Side]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang