#11 P.E

169 34 0
                                    

"Sepertinya aku akan makan banyak saat istirahat nanti." keluh Rose sesaat setelah dirinya dan Jennie masuk ke lapangan basket. Hari ini, pelajaran pertama kelas mereka adalah olahraga jadi setelah olahraga selesai mereka akan segera pergi ke kantin.

"Memangnya olahraga kali ini akan semelelahkan apa sih? Tenang saja, kau tidak akan sampai kelaparan seperti itu." ucap Jennie berusaha menenangkan.

Mr.Kirk, guru olahraga yang mengajar di kelas mereka mulai masuk ke lapangan sambil membawa peluit dan memerintahkan semua siswa untuk berbaris, "Baik, silahkan lari 5 keliling lapangan sebagai pemanasan." mau tidak mau mereka menuruti ucapannya.

Jennie melihat Jisoo yang sudah berlari lebih dulu dengan tenang bersebelahan bersama Dea, di perhatikan lama-lama gadis itu mulai melambat.

"Kenapa? Kau sudah mulai lelah?" tanya Jennie yang berusaha menyalip Jisoo.

"Tidak." Jennie hanya tersenyum miring.

"Tadi semangat lari, sekarang melambat." merasa dirinya akan lebih unggul dari gadis itu di bidang olahraga, akhirnya Jennie merasa kalau ini adalah saat yang tepat untuk memperlihatkan salah satu prestasinya. Meskipun Jennie tidak terlalu sering berolahraga berat seperti ini tapi staminanya patut di acungi jempol.

Tapi sepertinya ini tidak akan mudah karena Jisoo bahkan sudah berada di sampingnya dan kecepatannya saja sudah hampir sama.

"Ingin bersaing di pelajaran ini kah? Ada-ada saja." Jisoo menyalip posisi Jennie.

"Apa dia dukun? bahkan aku tidak mengatakan apapun tapi dia bisa membaca pikiranku." karena persaingan mereka mengandalkan stamina, Jisoo menyelesaikannya lebih cepat dari Jennie.

Jennie kaget saat Jisoo tiba-tiba tertunduk sesaat setelah ia selesai berlari tapi Jennie belum bisa menghentikan langkah kakinya.

"Jisoo-ya!" panggil Dea yang membuat gadis itu menoleh ke arah Jennie.

Bruukk..

Jennie menabrak tubuh Jisoo yang segera di sambut dengan pelukan karena mereka berdua hampir saja terjatuh. Jarak kedua wajah mereka terlalu dekat, bahkan Jennie bisa mencium parfum dan nafas hangat Jisoo yang tersengal-sengal.

Tidak lama, Jennie segera mendorong tubuh Jisoo pelan dan ia pergi mengambil botol minumnya, merasa di perhatikan tatapan Jennie segera terpusat pada Rose yang hanya terbengong ke arahnya.

"Apa?!" tanya Jennie dengan napas kelelahan.

"Aku harap yang tadi itu bukan drama." kekeh Rose.

"Diam!" Jennie berbalik badan dan menenggak minuman dari botol minumnya.

"Kenapa pake panas segala ini pipi..."

"Kalau kau saja tidak berani melangkah lebih jauh dengan Kim Jisoo, apalagi aku yang sudah dekat dengan Lisa..." Rose menatap ke arah Jennie.

"Tidak ada yang salah denganmu, apalagi Lisa memang sangat peduli dan membalas semua perasaanmu kan?"

"Iya.. sih, memangnya Jisoo tidak?" Jennie menoleh pelan, "kalian hanya terlalu banyak berkompetisi saja."

"Aku saja baru mengenalnya beberapa bulan belum ada 2 bulan deng, apa yang harus aku harapkan dari manusia kulkas itu?" Jennie mengendikan bahunya.

*** 

Setelah pelajaran olahraga selesai, Rose segera mengajak Jennie untuk bisa cepat-cepat datang ke kantin, "Hei, makanan di kantin tidak akan habis meskipun kita jalan kaki Roseanne.." dengus Jennie.

"Tapi aku sangat lapar, aku merasa sangat lemas ketika aku belum makan." tidak peduli dengan ucapan Jennie, Rose tetap berlari ke arah kantin dan duduk di meja Jisoo, "kalian udah makan duluan aja." keluhnya yang melihat nasi ayam milik Jisoo begitu menggiurkan. Jennie hanya bisa memaklumi sifat temannya itu dan duduk di kursi yang bersebrangan dengan Jisoo.

Ia pun merasa lapar tapi terlalu malas untuk memesan makanan, ketika sedang berpikir ingin makan apa dari sudut matanya Jennie melihat Jisoo terus memperhatikannya dengan mulut yang penuh dengan makanan dan tidak berhenti mengunyah.

"Bisakah kau berhenti melirikku dengan tatapan seperti itu?" Jisoo segera mengangguk paham dan memalingkan wajahnya ke arah lain, Jennie tidak risih dengan hal itu hanya saja ia merasa malu kalau harus di tatap terlalu lama oleh Jisoo.

Roseanne sudah memesan beberapa jenis makanan dan mulai sibuk dengan dunianya sendiri, sedangkan Jennie hanya bolak balik mengecek ponselnya, sesekali ia mendengar percakapan Jisoo dan Dea.

"Kau tidak makan? Mau beli apa?" tanya Jisoo tiba-tiba, Jennie segera mendongak dan sudah mendapati gadis itu menatap tajam ke arahnya.

"Aku tidak lapar."

"Kau belum makan, ayo beli makan dulu." sambil beralih ke sisi meja, Jisoo masih menunggu dirinya untuk berdiri.

"Aku sungguh tidak lapar." Jennie kembali menolak tawaran Jisoo, Jisoo segera pergi dari sana dari balik bahunya Jennie memperhatikan Jisoo yang mulai menjauh.

"Ada apa dengan anak-anak kelas B memangnya?" Rose pun mulai menanyakan hal yang sedari tadi Jisoo dan Dea perbincangkan ketika Jisoo pergi.

"Mereka sangat keren dan katanya mereka juga adalah anak-anak pintar yang sudah meraih banyak kejuaraan. Kau tau sendiri kalau Jisoo sangat kompetitif kan.." tatapan Dea mulai beralih pada Jennie dan Jennie setuju dengan itu, "jadi aku ingin bertanya pada Jisoo apakah dia tau latar belakang anak-anak itu atau tidak, tapi sepertinya Jisoo tidak tau."

Jisoo kembali ke meja mereka tanpa mendengarkan ucapan Dea, "Roseanne, tumben gak ada si tuyul yang suka ngikut-ngikut itu." setelah mendengar pertanyaan Jisoo, Jennie menatap ke arah Rose aneh.

"Siapa? Lisa?"

"Hmmm.."

"Yak, Jisoo-ya, jahat sekali kau menyebutnya seperti itu." dengus Rose.

"Karena dimana pun ada dirimu pasti ada dia, tapi hari ini aku belum melihatnya jadi terasa aneh saja." benar juga, Jennie juga merasa tidak melihat Lisa menemani Rose sekarang padahal sudah jam istirahat dan sebentar lagi istirahat selesai.

"Kenapa nanyain Lisa? Kangen?" tebak Dea asal.

"Ku tonjok ya." melihat tingkah Jisoo merespon setiap godaan yang ditujukan pada dirinya terlihat sangat lucu di mata Jennie, bagaimana Jisoo berusaha menghindari semua godaan itu membuatnya dengan sengaja ingin menggodanya.

Tak berapa lama sejak manusia itu sedang di bicarakan oleh mereka, Lisa datang sambil merangkul Rose dan tersenyum lebar, gadis berpipi chipmunk yang diperlakukan seperti itu tidak membutuhkan waktu lama agar pipinya bersemu sangat merah.

"Hai..." sapanya manis.

"Mulai.." keluh Jisoo dengan tatapan malas, "darimana saja kau?"

"Aku baru saja selesai praktik biologi." Lisa mengambil botol minuman yang diberikan oleh Rose dan meminumnya, "aku belum sempat istirahat tapi sudah mau bel masuk saja."

Jennie melihat Jisoo yang berdiri dari kursinya dengan tatapan bingung karena gadis itu hanya berdiri saja sambil memperhatikan sesuatu, saat ia menoleh ke belakang..

"Oh, kenalkan ini temanku, teman sebangkuku." senyum Lisa lagi, "dia di kelas A, aku jarang mengajaknya kemari karena dia sangat sibuk sebagai anggota Pers."

Jennie bergantian melihat ke arah Jisoo dan teman sebangkunya Lisa, "Ada bau-bau bertengkar nih..."

Bel masuk berbunyi, tapi Jisoo tidak melepaskan tatapannya sedari tadi begitu juga orang itu, "sudah bel masuk." Jennie menarik tangan Jisoo dan membuat gadis itu memalingkan wajahnya tapi sekali lagi Jisoo melirik orang itu dengan tajam.

***

The Ice - [Jennie's Side]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang