#21 Slip

253 37 2
                                    

Sang satpam segera membukakan pagar rumah ketika ia melihat motor Jennie hendak masuk ke halaman, "Sore kak, baru pulang jam segini?"

"Iya nih, banyak kerjaan.." alasannya, ia menyimpan motornya di halaman kemudian memberikan helm kesayangannya pada sang satpam, "bilang sama Pak Iman, cuci motornya."

"Masih bersih kan kak?" sang satpam memperhatikan motor mahal itu dengan seksama, merasa kalau motornya masih bersih mengkilat.

"Tidak, pokoknya harus bersih setiap kali mau aku pakai." Jennie berlalu begitu saja masuk ke dalam rumah.

Jennie terduduk di ujung kasurnya, tiba-tiba saja ia merasakan ada hal lain yang tidak ia ingat, "tadi aku sama Jisoo ngapain ya?" gadis itu duduk disana selama beberapa saat dan sudah berjalan 10 menit tanpa ia ketahui apa yang baru saja terjadi.

"Perasaan kalau jalan pulang gak akan selama itu deh, masa sampai lupa.." lagi, Jennie berusaha keras untuk mengingatnya, "apa aku tanyakan pada Jisoo saja ya?"

Belum sempat Jennie mengetik pesan pada Jisoo, tulisannya..

Kim Jisoo:
Kim Jisoo mengetik...

"Hah?" Jennie memicingkan matanya, "kenapa gak ngirim-ngirim dah." Jennie menunggu Jisoo mengetik tapi tidak ada satu pun pesan yang muncul di obrolan mereka.

Kim Jennie:
"Kamu kenapa sih?" (hapus)
"Mau ngomongin apa? (hapus)

"Memangnya dia mau mengirimkan pesan padaku? Siapa tau saja kepencet kan ya." tapi di tunggu punya tunggu Jisoo tidak kunjung mengirimkannya pesan.

***

Jennie duduk dengan santai di ruang pers setelah Andrean pagi ini memberitahukannya kalau ini adalah hari mereka menyusun semua dokumentasi yang sudah di kumpulkan dan memberikannya pada anak-anak pers untuk di jadikan artikel. Ia mengerjakan pekerjaan yang memang menjadi bagiannya, tak jauh dari tempat Jennie duduk ada Freen yang masih berkutat dengan dua laptop di hadapannya.

"Dia sibuk sekali, padahal baru kelas 1 tapi sudah ada saja pekerjaannya.." pikir Jennie memperhatikan Freen diam-diam.

Drrtt.. drrt.. drttt..

Kim Jisoo:
"Kau ada di sekolah?"

Jennie hanya melirik ke arah layar ponselnya yang menyala, kemudian membalas pesan yang Jisoo kirim.

Drrt.. drrt... drrtt..
drrt.. drrtt... drrtt..

"Berisik." keluhnya yang akhirnya menelpon Jisoo.

"Bisakah kau diam? Ada apa?" tanyanya kesal yang langsung menelpon Jisoo, Jennie mendengar suara riuh dari seberang dan sepertinya Jisoo sedang berada di lapangan, "kau ada dimana?" Jennie menatap ponselnya ketika Jisoo mematikan panggilan mereka, "yak!! sek.. euhh jangan marah-marah Jen.." ucapnya berusaha menenangkan diri.

***

Jennie membutuhkan beberapa barang yang harus ia ambil di ruang multimedia sembari meregangkan badan, ia berjalan menaiki tangga ke lantai 3. Baru saja sampai di lantai 2, ia berpapasan dengan Jisoo yang baru turun dari lantai 4.

"Jisoo-ya.." lirih Jennie, langkah keduanya terdiam, Jisoo memperhatikan lingkungan sekitarnya.

"Kau mau ke atas?" tanya Jisoo.

"Iya, ada beberapa barang yang harus aku ambil di lab." ucap Jennie.

"Aku bantu?" Jennie terlihat berpikir sejenak, "dan ada yang mau aku bicarakan juga." senyum Jisoo.

"Hmm, ya sudah boleh." mereka berdua berjalan menuju lab.multimedia.

"Jadi.. Lisa mengajakku untuk pergi ke taman hiburan, banyak wahananya juga tapi kita berdua belum tau siapa yang akan ikut, aku menawarkannya padamu, maukah kau ikut?" sejak kejadian kemarin, Jisoo memutuskan untuk menjadi orang yang lebih berani mengutarakan sesuatu meskipun itu hanya terjadi pada Jennie saja tapi setidaknya ini adalah salah satu langkah besarnya menghadapi orang-orang.

The Ice - [Jennie's Side]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang