#27 Don't

150 31 7
                                    

Kreekk... kreekk...

Jennie menggerakan lehernya setelah ia terduduk dari tidurnya, ia mendapatkan pesan kalau Jisoo akan pergi bermain basket di sekolah bersama Lisa dan dia memperbolehkannya. Dengan rambut yang masih berantakan Jennie berpikir, apa yang sebaiknya ia lakukan hari ini? Kembali belajar atau melakukan hal lain?

Pintu kamarnya terbuka dan Kuma sudah berada di depan sana, duduk dengan manis menatap ke arah Jennie, "selamat pagi, Kuma-ya, kau bangun pagi-pagi?" Jennie pun menggendong Kuma dan memberikan sentuhan-sentuhan lembut serta menggaruk dagu anjing kesayangannya itu, "Ayah dan Ibu sudah bangun juga? Kau di keluarkan oleh siapa?" Kuma akan tidur di dalam kandang jika sudah waktunya jam tidur malam dan ia akan kembali di perbolehkan main di dalam rumah jika ada orang yang mengeluarkannya.

Ini sudah jam 10 pagi, tapi suasana rumahnya terasa sepi, "Appa?!" panggilnya dan hanya keheningan yang menjawab, "Eomma?" lagi-lagi tetap sama. Ia menurunkan Kuma ke lantai dan anjing itu segera berlari menuju ruang tamu, terdengar suara pagar dan ada sebuah mobil yang baru saja masuk ke garasi, "sepertinya itu Eomma."

Masih dengan rasa malasnya, Jennie mengambil segelas air dan duduk di sofa sembari menonton televisi. Nyonya Kim di bantu oleh Pak Iman masuk membawa beberapa kantong belanjaan.

"Sudah bangun dari tadi?"

"Hmm, baru saja bangun," Jennie pun beranjak pergi ke kamar mandi, "kemana Appa?" tanyanya sebelum menutup pintu.

"Appa ada urusan dan harus pergi mendadak, nanti siang juga sudah pulang."

"Eomma jadi membelikan titipanku semalam?" suara Jennie sudah mulai samar karena pintu kamar mandinya tertutup.

"Sudah, ayam potong kan? Sudah Eomma belikan."

***

Memasak adalah salah satu hobi yang masih berusaha untuk Jennie tekuni meskipun ia tidak sering memasak. Memasak membuatnya menjadi lebih tenang karena bisa menyalurkan kegelisahan dan perasaannya yang terpendam menjadi sebuah kesenangan ketika ia melihat makanan yang ia buat matang dengan sempurna serta rasanya enak.

Karena sang kekasih sangat menyukai ayam gochujang maka Jennie memutuskan untuk belajar membuat menu tersebut dan memberikan hasilnya untuk dicicipi oleh Jisoo.

"Memangnya mau diapakan ayamnya?" Nyonya Kim hanya melihat Jennie dari meja makan.

"Mau buat ayam gochujang." Jennie memakai apron yang biasa ia kenakan lalu mulai menyiapkan bahan-bahan dasarnya. Sebelum ayamnya di masak, ia terlebih dahulu mencuci ayamnya, awalnya Jennie sendiri tidak yakin seberapa banyak ayam yang akan ia masak tapi akhirnya ia memutuskan untuk memasak 1 kilo ayam saja.

Setelah di cuci Jennie mengeringkannya dengan tisu lalu memastikan agar tidak ada tisu yang tertinggal, lalu memotong-motong ayamnya menjadi seukuran yang ia inginkan.

"Awas, hati-hati pisaunya kena tangan..." ada rasa khawatir yang Nyonya Kim rasakan ketika Jennie memegang benda tajam, anak gadisnya itu terkadang bisa saja ceroboh dan melukai dirinya sendiri.

"Aku sudah belajar, tidak akan terpotong lagi jarinya." Gerutu Jennie dengan wajah yang serius. Setelah memasukan semua potongan ayamnya ke dalam wadah, Jennie memasukan perasan air jeruk lemon, bubuk bawang putih dan bubuk paprika lalu mengaduk-aduknya menggunakan tangan sampai semuanya tercampur rata.

Daging ayam yang kenyal saat ia sentuh sedikit membuatnya tidak fokus, apalagi ketika ia harus memarinasinya dengan benar sampai ke belahan tulang-tulangnya, ia menggigit bibir bawahnya saat napasnya menjadi berat.

"Ini cuma ayam, apa yang kau pikirkan Jen, astaga..."

Sembari menunggu bumbunya meresap, Jennie menyiapkan tiga jenis tepung yaitu tepung terigu, tepung maizena dan tepung bumbu agar tidak perlu lagi ia memberikan bumbu penyedap lain.

The Ice - [Jennie's Side]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang