#18 Stop It!

221 33 5
                                    

Jennie tidak bisa begitu saja melampiaskan kekesalannya pada Jisoo, gadis itu harus sadar kalau mereka tidak memiliki hubungan yang jelas. Ia juga tidak bisa bersikap seolah-olah Jisoo adalah miliknya, kesepakatan tetaplah kesepakatan.

Tidak sanggup menahan rasa kesalnya, Jennie memilih untuk pergi dari lapangan basket, meninggalkan Jisoo yang baru saja selesai terkekeh di depannya.

"Jen.." Jisoo ingin mengejarnya tapi pertandingan belum selesai, bahkan Lisa masih berusaha mempertahankan quarter 3 tetap menjadi milik tim kelas 1.

Jennie tau kalau Taehyung masih ada disana, ia tidak bisa beraktivitas jika pikirannya kacau, apalagi kacau hanya untuk masalah yang jelas-jelas tidak penting.

"Kim Jisoo huh?" Jennie tersenyum miring sembari berjalan cepat menuju lantai 3, lab.multimedia, "bahkan aku tidak berpikir kalau dia bisa mengecewakanku.." pikirannya sudah campur aduk, singkatnya Jennie merasa kalau kedekatan mereka tidak akan hancur hanya karena 'bercandaannya' dengan Becky.

Bruk..

Jennie bahkan tidak meminta maaf pada orang yang baru saja dia tabrak, "Jen.." sampai akhirnya ia berhenti melangkah, "kau baik-baik saja?"

Freen yang baru saja turun dari lab.multimedia terdiam dan Jennie tidak berbalik badan menghadap ke arahnya, "ada masalah apa?" tanya Freen tanpa basa basi.

"Aku baik-baik saja." Jennie pun kembali melanjutkan perjalanannya, meninggalkan Freen yang masih kebingungan.

***

Lab.multimedia cukup sibuk siang ini ketika mereka sedang memindahkan foto-foto yang sudah di ambil oleh Jennie dan Taehyung.

"Kak, laptop ini kosong?" tanya Jennie pada Lucas.

"Kosong, Jen, pakai saja kalau memang butuh." senyumnya,  Jennie memanfaatkan hal ini untuk memindahkan semua foto-foto Jisoo yang sudah ia ambil ke flashdisknya dan membiarkan foto-foto yang tidak terlalu bagus untuk di jadikan dokumentasi tim fotografi.

"Jen.." Andrean menarik sebuah kursi, mendekatkan dirinya dan duduk di sebelah meja dimana Jennie sedang memindahkan foto-fotonya, dengan sigap gadis itu segera menyembunyikan kegiatannya di taskbar.

"I-iya kak?" Jennie berusaha untuk membuat raut wajahnya tidak panik meskipun jantungnya berdegup kencang, takut kalau Andrean melirik isi layarnya.

"Oh tidak apa-apa, aku hanya iseng saja ingin menanyakan keadaanmu, maksudku bekerja di lapangan sangat melelahkan, panas, pegal kaki dan lain sebagainya. Jadi apa kau masih baik-baik saja? Karena ini masih hari kedua Jen." jelas Andrean.

"Aku baik-baik saja, sejauh ini.." matanya kembali melirik ke arah taskbar.

"Lama amat gak beres-beres, beres dong.." dengusnya.

"Karena setelah acara ini kita akan libur semester, aku ingin berterima kasih karena kau sudah sangat totalitas dalam ekskul ini Jen.." Jennie hanya menjawab semua ucapan Andrean dengan senyuman, "kau sedang sibuk Jen?" lelaki itu memicingkan matanya.

"Aku baru saja selesai memindahkan file yang dari kegiatan di lapangan basket sana.." tunjuk Jennie ke arah lapangan basket, "ini filenya." Jennie berusaha menggunakan gummy smilenya untuk memperdaya Andrean.

"Aku percaya kau sedang memindahkan filenya," Andrean mengembalikan kursinya ke tempat semula, "kalau kau memang mau memindahkan foto Jisoo sekalian juga tidak apa-apa Jen, take your time." ia segera beralih ke meja lain dengan senyuman menggoda.

"Argghh." geram Jennie, wajahnya sangat panas bahkan setelah Andrean pergi dari sana, ia tidak menyangka kalau sang ketua akan blak-blakan berkata seperti itu, di ruang multimedia.

The Ice - [Jennie's Side]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang