Bagian 19 - Selesai

592 22 6
                                    

Hal 20| Dia Berhasil Melarikan Diri

🍂🍂🍂

Pemesanan anda berhasil!

Magan tersenyum. Dua tiket untuk penerbangannya ke Islandia berhasil. Dia akan berangkat malam ini, membawa Enola jauh sejauh mungkin sehingga tidak ada yang mengetahui keberadaan mereka.

Enola tertidur lelap disamping setelah Magan memaksanya untuk berhubungan. Tangannya terulur menyentuh wajah halus itu sambil menyeringai. "Kamu tidak akan pernah bisa melarikan diri dariku, Nola."

Koper-koper milik Magan dan Enola telah disimpan kedalam bagasi mobil. Setelah Enola bangun dan bersih-bersih, Magan langsung menyeretnya dengan paksa masuk ke dalam mobil. Enola meronta, dia melakukan perlawanan sekuat mungkin namun tetap saja kalah oleh kekuatan Magan.

"Berhenti melawan!"

"Kemana kita akan pergi, Mas? Saya tidak mau pergi kemanapun, tolong bawa saya kembali."

"Bukannya kamu tidak suka dirumah? Saya sudah berbaik hati mengikuti keinginanmu tapi kamu masih ingin melawan?"

Enola tahu dia akan dibawa pergi ke tempat yang jauh oleh Magan. Seperti kata Magan waktu itu, dia hanya akan melihat keluarganya untuk terakhir kali. Yang mana perkataan itu dimaksudkan untuk memisahkan Enola dengan keluarganya. Enola tidak tahu Magan akan bertindak sejauh ini hanya untuk menyiksanya. Entah dosa apa yang Enola lakukan sehingga Allah memberikan ujian seberat ini kepadanya.

"Mas," lirih Enola ditengah isakan kecilnya yang menyedihkan, "Tolong lepaskan saya, Mas. Saya mohon tolong lepaskan saya."

Magan merasa kesal, dahinya berkerut tidak senang saat kembali menegaskan, "Berapa kali harus saya katakan kalau saya tidak akan pernah melepaskan kamu. Kamu itu milik saya, Nola, milik saya!"

Enola menggeleng lemah, tidak setuju. "Yang Mas inginkan bukanlah saya, tetapi jantung ini. Kalau Mas ingin, Mas bisa ambil kembali jantung ini. Tapi tolong lepaskan saya." Mohonnya dengan putus asa.

Enola tidak punya pilihan lain. Hidupnya berakhir tragis ditangan suaminya sendiri sehingga Enola pasrah untuk mengembalikan jantung ini. Akan lebih baik jika dia mati sehingga penyiksaan ini tidak akan terus berlanjut. Enola tidak kuat menanggung derita ini sendirian, dia merasa sangat lelah.

Mendengar penuturan Enola, rahang Magan mengeras. Dia mencengkeram rahang Enola dan memaksanya untuk menatap mata Magan yang melotot marah ke arahnya. "Apa kamu pikir saya sebodoh itu? Organ tidak akan pernah bisa hidup tanpa raga yang tepat. Kamu sudah mengklaim bahwa jantung itu sudah bersatu dengan tubuhmu, kan? Jadi jangan berharap untuk melepas jantung itu dan pergi dariku, mengerti?"

"Mas, saya lelah." Ucapnya sambil menangis sedih.

Magan berdecih, dia mendorong wajah itu kasar dan mencibir. "Jangan banyak bicara, kamu hanya perlu menjadi pendamping saya seumur hidup kamu. Saya tidak akan pernah membiarkan kamu pergi bahkan saat kamu mati sekalipun."

Perjalanan menuju ke bandara cukup panjang. Enola tertidur didalam mobil dan terbangun ketika mereka sudah sampai. Kedatangan mereka dengan banyaknya pengawal disekitar menarik perhatian semua orang didalam bandara. Magan tahu ini terlalu mencolok, tetapi dia tidak punya pilihan karena dia harus melindungi miliknya.

"Jangan pasang wajah tertekan dan menyedihkan atau orang-orang akan curiga." Bisik Magan sambil memperhatikan sekelilingnya.

Enola tidak merespon, dia terdiam cukup lama sampai tiba-tiba Magan merasa sudut pakaiannya ditarik membuat Magan berhenti berjalan dan menoleh. "Ada apa?"

Kembalikan Cintaku S1 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang