Hal 03| Setelah Menikah
⚘ ⚘ ⚘
Pesta diadakan di sebuah gedung mewah yang terletak di tengah kota. Sebagian besar tamu yang di undang berasal dari pihak Enola, sementara Magan hanya mengundang beberapa bawahannya untuk membantu mengatur segala keperluannya. Pesta kecil-kecilan itu berjalan dengan lancar.Tanpa sadar, waktu berlalu dengan cepat. Hari menjelang sore, Magan meminta bawahannya untuk segera menyiapkan mobil serta membawa barang-barang pribadi Enola untuk di masukkan kedalam bagasi mobil. Sebelumnya mereka telah menyepakati bahwa Enola akan dibawa setelah acara selesai untuk tinggal bersama suaminya di karenakan Magan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya terlalu lama.
Enola berpisah bersama keluarganya. Ibu menangis sesugukan melepas kepergian putrinya, suasana bahagia berubah menjadi kesedihan hanya dalam waktu singkat. Enola yang sedang berpelukan dengan satu per satu keluarganya tiba-tiba ditarik oleh Magan dari belakang. Laki-laki itu mengucapkan beberapa kata kepada keluarga mertuanya sebelum menarik Enola menuju ke mobil dengan terburu-buru.
Magan tidak memberitahu kemana akan membawa Enola pergi. Namun perjalanan yang mereka tempuh hampir memakan waktu selama empat jam. Enola yang kelelahan tak sengaja tertidur dan bersandar di pundak lebar suaminya. Ketika Enola bangun, mereka sudah sampai di sebuah rumah besar yang dikelilingi oleh pepohonan dan hutan.
Enola merasa leher dan punggungnya pegal karena posisi tidur yang tidak nyaman. Dia turun dari mobil sembari memperhatikan sekitar dengan penuh takjub. Rumah ini memang menjadi satu-satunya di tempat ini, namun rumah ini tidak terlihat tidak terawat. Enola bahkan mengira bahwa ini adalah rumah yang baru saja Magan beli sebagai hadiah untuk pernikahan mereka.
"Ayo masuk." Ucap Magan berlalu lebih dulu. Enola tersentak dari lamunan dan mengejar suaminya dengan sulit karena gaun yang ia kenakan.
Begitu mereka masuk, pemandangan indah menyambut Enola. Mata gadis itu berbinar takjub, kepalanya mendongak ke atas memperhatikan kemewahan dari setiap sudut rumah bergayakan bangunan eropa. Beberapa asisten rumah tangga berdiri berjajar di pintu masuk menyambut kedatangannya dengan senyum ramah. Magan tidak punya waktu untuk memperkenalkan istrinya pada asiten rumahnya saat dia dengan cepat membawa Enola ke lantai atas ke kamar utama, kamar mereka.
"Kalau ingin bersih-bersih, kamar mandinya ada dipintu itu." Tunjuk Magan ke arah sebuah pintu cokelat kehitaman yang berada di sisi kiri dekat pintu masuk. "Apa kamu lapar?" Magan berdiri didepan cermin, melepaskan pengait di pakaian pengantin yang ia kenakan.
Enola tersenyum dibelakangnya dan menggelengkan kepala. "Saya tidak terlalu lapar, Mas."
"Eum, saya mau mengurus beberapa dokumen kantor lebih dulu. Kalau kamu ngantuk, langsung tidur saja."
Ekspresi Enola seketika berubah. Dahinya mengernyit penuh kebingungan. Seharusnya ini menjadi malam pertama mereka untuk saling mengenal satu sama lain. Enola tidak mengharapkan malam yang panas, namun dia ingin berbincang-bincang dengan suaminya dan menceritakan sesuatu sampai mereka tertidur. Dia tidak berharap Magan akan sibuk mengurus pekerjaannya di malam pernikahan mereka. Namun Enola tidak ingin membantah, lagipula Magan sudah mengatakan sejak awal bahwa laki-laki itu sedikit sibuk. Bahkan pernikahan mereka diadakan dengan buru-buru karena Magan punya kesibukan yang lain. Dia mencoba untuk mengerti pekerjaan yang sedang digeluti suaminya. Dengan berat hati hanya menjawab, "Iya, Mas."
Magan keluar dari kamar setelah berganti pakaian. Dia bahkan belum mandi saat buru-buru berganti pakaian dan menuju keruang kerjanya. Enola dibiarkan sendirian di dalam kamar. Setelah mandi, Enola melihat barang-barang miliknya telah di letakkan di samping ranjang mereka. Enola berganti pakaian lalu mulai membereskan barang-barang miliknya untuk dimasukkan ke dalam lemari yang sebelumnya sudah Magan tunjukkan sebagai lemari pribadi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembalikan Cintaku S1 END
RomanceEnola tidak menyangka dihari kelulusannya, ia didatangi oleh laki-laki asing yang mengaku-ngaku telah mengenal Enola cukup baik. Dengan penuh keberanian, menemui kedua orang tuanya dan melamarnya dihari yang sama. Enola tidak pernah mencurigai apap...