19. Chemistry of love

8.1K 1K 254
                                    

Author POV

"Aku mau nyoba belajar masak mulai sekarang biar kita ga pesen fast food terus." Kata Jennie sambil menatap Lisa yang tengah sibuk mengunyah makanannya.

"Nanti aja, pas udah selesai ujian."

"Iya, rencana juga gitu. Tapi aku bingung deh harus mulai dari mana. Seumur-umur belum pernah secara intens nyentuh barang-barang dapur. Ngebedain kencur sama kunyit aja aku ga bisa."

Mendengar Jennie melirih membuat Lisa sesaat terdiam sembari memandanginya.

Tersenyum dengan manis, Lisa lalu mengusap pelan-pelan tangan Jennie yang berada di atas meja.

"Aku juga ga bisa masak sayang, nanti kita belajar sama-sama aja ya? Biar aku minta salah satu chef di restoran ayah buat ngajarin kita berdua."

"Tapi harus cewe, kalo cowo aku ga mau."

"Emang kenapa kalo cowo?"

"Ya ga mau aja, i don't like a boy so much." Balas Jennie sambil mengangkat kedua bahunya acuh.

Lisa lantas terkekeh ringan. Begitu mengerti sekali akan seorang Jennie yang sangat tidak menyukai jika adanya laki-laki di sekitar kehidupannya—kecuali sang ayah. Bahkan Lisa juga sangat hafal, sejak kecil saja kekasihnya itu memiliki seorang supir pribadi yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan Lisa justru sebaliknya.

Ketika satu suapan terakhir telah tandas masuk ke dalam mulutnya. Lisa lalu menaruh sendok, dan meminum beberapa tegukan air soda.

Saat ini mereka berdua sedang berada di salah satu tempat makan. Mereka juga masih sama-sama memakai pakaian seragam putih abu-abu, sebab baru saja pulang dari sekolah.

Semenjak tinggal serumah mereka memang lebih sering makan makanan di luar ketimbang memasak sendiri.

"Sayang." Tiba-tiba Jennie memanggil.

"Hm? Kenapa?"

"Ga abis." Satu tangan Jennie lalu menyodorkan sepiring veggie spaghetti—yang hanya tinggal beberapa suap saja lagi—ke arah Lisa.

Dengan peka, Lisa tersenyum sambil menyambutnya. Ia pun langsung melahap makanan dari sisa kekasihnya itu tanpa perduli jika perutnya juga sudah kenyang dan tanpa perduli jika ia begitu tidak menyukai jenis makanan yang berbahan mie.

Lisa benar-benar melahap makanan itu lagi hingga isi piringnya habis.

"I love you, boo." Ucap Jennie, ia tersenyum.

"Giliran aku lagi mode bucin aja baru kamu bilang i love you. Tapi i love you too, baby. Ahh, kenyang banget perut aku." Balas Lisa sambil menyandarkan tubuhnya.

Seketika Jennie terkekeh lucu.

Karena sedari tadi mereka hanya duduk berhadapan, maka kemudian Jennie pun memilih untuk beralih duduk ke samping Lisa.

Tanpa perduli jika mereka masih di tempat umum, Jennie langsung mengapit lengan kekasihnya, ia kini sedang ingin bermanja-manja.

"Masakannya bener-bener enak ya sayang? Aku baru tau lho kalo ibu kamu buka cabang restoran lagi di sini." Jennie berucap.

"Chef ibu emang pada jago semua. Even, aku yang ngga terlalu suka sama mie aja bisa dibikin jadi ketagihan."

"Kenapa sih kamu dari dulu ga suka mie?"

"Takut liat bentuknya."

"Aku juga sih."

"Lah terus kenapa kamu tadi pesen mie?"

AMBISIUS - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang