Gadis Kacamata #4

11 7 0
                                    

Ia hanya terdiam bisu menatap lembaran beberapa buku yang ia barusan keluarkan sambil mencermati maksud arah pembicaraan si Reza barusan, sedangkan Reza masih duduk sementara di kursi sebelahnya menunggu respon dari aku.
          "Rez, kamu tidak duduk di bangku kamu?" Pura-pura tanya untuk mengabaikan pernyataan darinya tadi.
Dia hanya menggeleng pelan tetapi tatapan matanya seakan benar-benar menunggu respon aku terhadap pernyataan yang dia lontarkan barusan.
          "Dis, aku sayang sama kamu ... jadi mulai hari ini kamu mau kan jadi pacar aku?"
Aku semakin grogi karena jemariku digenggam erat sama Reza seakan ia benar-benar serius membutuhkan jawaban dari aku. Kemudian aku mencoba melepaskan genggamannya pelan-pelan karena tidak enak dilihat sama yang lain lalu ekspresinya Reza seakan bingung dan didalam benaknya bertanya mengapa genggamannya aku lepaskan tetapi pertanyaannya itu tidak dilontarkan dibibirnya.
           "Rez, kita tetap sahabatan aja ya aku tidak ingin kehilangan kamu karena cinta."
"Tapi Dis, aku udah lebih sayang dari sahabat ke kamu."
"Iya Rez, aku paham. Sampai dimana kali rasa sayang kamu itu ke aku? Sedangkan kita aja masih kelas 10 dan masa ini kita masih labil Rez ..."
"Tapi kita sudah lama kenal Dis dari kecil, tidak akan mungkin aku mengkhianati cinta kamu karna aku juga sudah sayang sama kamu."
Tidak lama kemudian guru pagi ini pun mulai masuk kedalam kelas kami dan pernyataan dari Reza barusan tidak sempat aku balas.
"Ibu Sari mau masuk tu Rez, duduk lah lagi di kursimu."
Aku membuka lembaran buku pelajaran pagi ini, sambil mendengar absen dari ibu Sari. Saat nama Reza di panggil sama beliau sebanyak 3 kali tidak ada jawaban karena dia sedang termenung memikirkan hal-hal tadi.
           "Reza, Reza tidak datang ya hari ini?" Beliau bertanya.
Aku menoleh kearah meja Reza dibelakang dan dia hanya terdiam menung.
Namun aku ingin menjawab pertanyaan dari beliau, tetapi dia menoleh kearahku dengan tatapannya yang fokus hingga aku takut jika aku menjawab pertanyaan dari beliau dan dia semakin marah sama aku.
"Kok tidak ada jawaban? Reza hadir hari ini?" Beliau bertanya sekali lagi.
Akhirnya ...
"Hadir bu." Jawab singkat dari bibir Reza sambil menoleh kearah aku yang sedang menghadap beberapa lembaran buku didepanku.
Kemudian aku mengacungkan tanganku.
"Bu?"
"Iya Gadis? Ada apa?"
"Saya permisi ke toilet ya?"
"Iya silahkan."
Tidak lama aku keluar dari kelas menuju ke toilet, ditengah jalan tiba-tiba berpapasan dengan kak Rizki yang juga ke toilet.
"Eh Gadis, jumpa disini kita. Mau ke toilet juga?"
"Eh iya kak, duluan ya kak."
Kak Rizki memperhatikan gerak gerik aku yang gusar menuju ke toilet seakan dia memahami maksud gerak - gerik aku sekarang. Lalu sampai kak Rizki keluar dari toilet pun, belum ada bau-bau kalau dia juga sudah keluar dari toilet, saking penasarannya kak Rizki ia pun mencoba mengetuk pintu utama toilet wanita hingga sampai detik pun tidak ada suara yang menjawab. Sehingga membuat kak Rizki semakin khawatir terhadap keadaan Gadis didalam toilet lalu dia mencoba membuka pintu toilet dan ternyata ...
"Gadis!"
Kak Rizki sungguh terkejut melihat Gadis sudah tertepar di lantai toilet dekat cermin. Tanpa menunggu lama, kak Rizki langsung mengangkat Gadis lalu membawanya ke UKS karena dia juga menghindar fitnah sebab dia sedang di toilet wanita. Pas kak Rizki sudah depan pintu toilet wanita sambil menggendong Gadis yang pingsan.
        Sesampai di uks, kak Rizki membaringkan tubuhku diatas ranjang sambil mencari minyak kayu putih lalu dia dekatkan di hidungku untuk membantu menyadarkanku, akan tetapi cukup lama dia membantu menyadarkanku jadi dia pun keluar dari uks mencari bantuan. Ditengah dia mencari bantuan seketika Reza memergokinya.
            "Ada orang yang suka cari perhatian dan ingin merebut dari gue," Reza sambil menaruhkan kedua telapak tangannya di saku celananya dengan gaya gentleman.
            "Apaan sih Rez? Gue tidak mengajak Lo untuk kelahi, gue lagi cari bantuan si Gadis pingsan di toilet tadi dan gue bawa langsung ke uks."
Dengan ketidakpercayaan si Reza padanya, dia hanya semua penjelasan dirinya itu hanya fiktif belaka saja.
           "Ya sudah Rez, gue tidak memaksa Lo untuk percaya atau tidak tapi saran gue Lo ke uks sekarang untuk melihat keadaan Gadis," kak Rizki pun pergi meninggalkannya dengan gentleman.

Gadis Kacamata (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang