Gadis Kacamata #23

6 5 0
                                    

Secara spontan aku langsung menolehkan wajahku kearahnya, seketika itu juga dia meminggirkan mobilnya ke sebelah kiri lalu kami pun saling menatap dalam.
"Kenapa berhenti disini kita kak?"
"Kamu suka sama Reza Dis?"
Aku pun mendengus nafas pelan - pelan.
"Aku gak tahu kak mau jawab apa, soalnya sampai detik ini aku masih anggap Reza sahabat aku. Kak Rizki kenapa nanya itu tiba - tiba?"
Matanya pun langsung mengalih kearah stir mobil lalu tangan kanannya memegang stir, sambil dia menghela nafasnya pelan - pelan.
"Tidak apa - apa Dis, aku pun gak tahu kenapa nanya itu tiba - tiba."
Sebenarnya kak Rizki juga suka sama aku tetapi dia belum bisa mengatakan perasaannya itu kepada aku karena masih ada Reza yang terlihat dari wajahnya juga suka sama aku, sedangkan aku tidak sama sekali merasakan ada perasaan terhadap Reza soalnya aku masih menganggap Reza adalah sahabat aku 9 tahun yang lalu. Tidak lama kemudian, kak Rizki pun menurunkan rem tangan lalu menarik ke drive dan dia pun tekan gas pelan - pelan.
"Sudah Dis lupakan saja pertanyaan aku barusan tadi, aku tidak ingin kamu jadi kepikiran hal tadi."
Aku pun mengangguk pelan tapi masih kepikiran dengan pertanyaannya barusan soalnya Reza juga sudah mengungkapkan perasaannya waktu di kantin akan tetapi aku menolak itu karena aku masih anggap dia sahabat aku dan aku tidak ingin kehilangan sahabat 9 tahun yang lalu hanya karena cinta. Bukankah cinta itu kadang datang kadang pula hilang? makanya aku tidak ingin kehilangan sosok Reza 9 tahun yang lalu.
Ditambah pula dengan pertanyaan barusan dari kak Rizki semakin membuat aku sulit menjawab dan bertanya - tanya ada apa dengan perasaan kak Rizki sekarang? Namun karena kak Rizki sudah bilang abaikan saja pertanyaannya barusan, maka aku pun mencoba melupakan hal tadi meskipun tidak bisa masih bertanya - tanya dalam hati. Tidak lama sampai juga ke rumah dia antar aku, setelah itu aku pun membuka pintu mobil dan keluar lalu aku sambil bilang pada kak Rizki.
"Terimakasih ya kak sudah bantuin buat tugas wawancara bahasa Indonesia."
"Iya sama - sama, ya sudah aku pulang dulu ya."
Ia pun memutar mobilnya lalu memasukkan mobilnya ke dalam garasi rumahnya yang tidak jauh dari rumahku jaraknya. Setelah itu aku pun masuk kedalam rumah.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, kok lama kamu pulang sayang?" Khawatir mami.
Aku pun memukul jidatku.
"Oiya maaf mami, Gadis lupa tadi mau kabarin kalau abis pulang sekolah Gadis mau dokumentasi wawancara di toko boutiquenya kak Rizki."
"Ooouh sudah selesai sekarang dokumentasinya?"
"Sudah mami Alhamdulillah."
"Ya sudah kamu pergi mandi sana, nanti kesorean."
"Oke mami."
Aku pun meletakkan tas diatas meja lalu aku merebahkan diri diatas ranjang tidurku.
"Terasa lelah sekali hari ini, hufft ...."
Saking lelahnya hari ini, aku tidak sengaja ketiduran sampai adzan maghrib pun tiba mami langsung bangunkan aku.
"Sayang kok kamu belum mandi dari tadi?"
"Iya Gadis keteparan mami, capek banget hari ini."
"Ya sudah kamu pergi shalat dulu, abis itu baru mandi."
Tanpa basa basi aku langsung beranjak dari ranjang tidurku, lalu aku pergi ambil wudhu untuk shalat maghrib setelah selesai shalat aku langsung membersihkan badan sampai pukul 20.00 selesai pakai baju piyama langsung shalat isya dan selepas itu makan malam bersama papi mami baru mengerjakan tugas wawancara bahasa Indonesia kedalam pengetikan.
Di tengah aku sedang mengerjakan tugas, handphoneku berbunyi seperti ada yang menelefon lalu aku mengangkatnya.
"Halo."
"Dis, persahabatan kita selesai disini saja ya."
Aku terdiam sejenak.
"Maksudnya Rez?"
Sebenarnya Reza tidak bermaksud untuk tidak berkomunikasi lagi denganku akan tetapi dia ingin hubungan denganku tidak hanya sekedar sahabat saja namun dia berharap bisa menjadi pasangan untuk kekasihku, tetapi yang dirasakan oleh Reza belum waktunya untuk ungkapkan karena aku nya masih menganggap dia sahabatku 9 tahun yang lalu.
"Iya, persahabatan kita berakhir disini. Tetapi tidak menutup kemungkinan komunikasi kita juga putus. Aku tetap melindungi kamu dari mereka."
"Tadi sore kamu bilang tetap jadi sahabat denganku, kok malam ini tepat 11 malam sikap kamu berubah 180 derajat?"
Didalam hatinya Reza berbisik lirih.
(Maafkan aku Gadis, aku ingin menjadi kekasih kamu karena aku sayang sama kamu.)
"Kamu kenapa diam Rez, kok gak jawab?"
"Ya sudah kita putus ya?"
"Aku gak mau."
"Pliss Dis, aku tetap melindungi kamu kok dari mereka suka bully kamu."
"Aku gak butuh itu," langsung aku matikan telefonnya.

Gadis Kacamata (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang