Selama perjalanan kami menuju ke tempat boutiquenya kak Rizki hanya diam seribu bahasa seakan - akan aku pergi bukan dengan mereka tetapi seperti dengan orang asing yang baru aku kenal, hatiku dan Dara sama - sama bertanya sehingga dia chat aku dulu untuk menanyakan hal ini.
"Dis, kok hening saja kita di mobil? Mereka kenapa ya?" Tanya Dara.
"Tidak tahu juga Dara, aku bingung juga sama mereka berdua."
Dara sambil membaca respon chat aku antara tersenyum dengan ikut bingung juga melihat kak Rizki dan Reza ada apa sebenarnya? Tidak lama kemudian sampai juga kami ke tempat boutiquenya kak Rizki, lalu kami pun turun dari mobilnya dan masuk ke dalam sambil melihat koleksi - koleksi baju boutique hasil design dari kak Rizki membuat aku semakin terkagum dengannya masih berusia remaja sudah memiliki bisnis boutique sebesar ini.
"Dis, sini biar aku fotokan kamu di spot yang paling cantik buat kamu dan dokumentasi kamu," kak Rizki langsung menawarkan diri sebelum aku meminta.
"Hah? Serius kak?"
Ia pun mengangguk sambil tersenyum ringah. Akhirnya aku pun difotokan sama kak Rizki di spot yang paling cantik memang benar - benar cantik sekali spotnya di tempat boutiquenya, hingga foto aku dengan kak Rizki pun secara tidak sadar ia merangkulku membuat aku terkejut sedikit tetapi secara profesional karena ini buat tugas aku, aku pun tersenyum saat dirangkul oleh kak Rizki. Dari awal foto sampai selesai foto buat dokumentasi, wajah Reza sangat datar membuat Dara semakin bertanya - tanya dalam hatinya ada apa dengan Reza?
"Terimakasih ya kak Rizki sudah banyak banget bantuin aku buat tugas wawancara ini."
"Sama - sama, santai saja, dan juga aku kan kakak tingkat kamu jadi tidak ada salahnya kan aku membantu adik tingkatku?"
Aku memberikan senyuman sambil menunduk kepala.
"Makasih ya kak."
Reza pun langsung mengajak aku pulang tanpa basa - basi lagi.
"Sudah selesai kan? Sudah ayo pulang lagi Dis."
Ia langsung menarik tanganku lalu meminta kak Rizki membuka bagasi mobilnya untuk mengambil sepeda mereka.
"Ya sudah biar aku antar saja kalian ke rumah, kan kita juga sudah saling kenal Rez," ditahan sama kak Rizki.
Reza pun melirik kearahku.
"Tidak apa - apa kak kita pulang dengan sepeda saja, sudah terlalu banyak merepotkan kak Rizki," aku menolak bantuan dari kak Rizki demi Reza.
"Tidak apa Gadis, aku ikhlas kok lakukan untuk kamu."
Dia sambil memegang jemariku untuk meyakinkanku kalau yang telah dia lakukan itu benar - benar tulus dari hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kacamata (On GOING)
Teen FictionSeorang gadis manis dan kecil sudah berkacamata sejak dini membuat dirinya tidak percaya diri dengan penampilan barunya karena sering mendapatkan ejekan dari teman-teman kecilnya terutama para laki-laki. Sehingga membuat dirinya merasa kurang canti...