Gadis Kacamata #10

7 7 0
                                    

🌸🌸🌸
Hayo siapa yang penasaran sama kak Rizki? Siapa sih sebenarnya kak Rizki itu sehingga seberapa penting dia mengajak Gadis untuk mencari narasumber ke rumah kak Rizki?
🌸🌸🌸

Aku pun hanya geleng - geleng kepala saja karena diriku juga tidak tahu siapa kak Rizki tersebut sehingga dia memberikan aku solusi untuk mencari narasumber di rumahnya, sedangkan Reza sebenarnya sudah tahu siapa kak Rizki itu tetapi dia hanya belum memberitahukan siapa sosok kak Rizki yang sebenarnya. Ditengah keheningan kami bertanya-tanya, tidak lama kemudian kak Rizki datang menghampiri kami.
           "Hai semuanya, Gadis jadikan hari ini cari narasumber?"
Bayu, Ari dan Anggi hanya membungkam seribu bahasa melihat gerak - gerik barusan dari kak Rizki menyapa mereka semua.
          "Jadi kak, tapi Reza mau ikut boleh kak?"
          "Reza mau ikut? Yasudah ayo Rez."
          "Tidak usahlah Dis, aku baru teringat yang harus aku kerjakan di rumah selesai pulang sekolah," menoleh ke arah aku.
           "Jadi kamu tidak jadi ikut?"
Dia hanya geleng-geleng kepala saja.
           "Yasudah kamu ke rumah kak Rizki saja nanti tidak selesai pula tugas wawancara."
           "Yasudah oke, duluan ya guys," sambil menyapa ke teman-temanya Reza yang hanya bungkam seribu bahasa.
Aku dan kak Rizki pun mendahului mereka yang masih terdiam heran melihat gerak - gerik kak Rizki.
            "Rez, sepertinya Lu tahu siapa kak Rizki itu?" Anggi bertanya.
            "Siapa Rez? Kayaknya orang penting dia Rez," sambung Ari.
            "Iya gue tahu siapa dia."
Si mulut lancip yang bernama Bayu pun langsung menanggapinya.
             "Gue baru ingat dia itu pengusaha terkenal dan gue juga pernah lihat toko butik terbesar di daerah ini tapi gue lupa nama tokonya, pantesan si Gadis mau dekat sama dia, orang kaya dia Rez."
Reza memasukkan kedua jemari ke dalam saku celananya.
            "Iya dia pengusaha, nama tokonya Butik Rizki Indonesia."
Mereka bertiga pada terkejut dan dua mulut lancip pun mulai bereaksi.
            "Serius Lu Rez? Gue sering lagi beli butik tempatnya," tambah Anggi.
            "Abislah Lu Rez, Lu kalah dan Lu tidak bisa menjadi menantu di keluarga Gadis," sambung Bayu.
Walaupun Reza menyimpan gengsi dia suka sama si Gadis, dia tetap bertanya dari pertanyaan temanya itu.
           "Kenapa tidak bisa pula? Gue kan juga anak orang kaya."
Kedua mulut lancip pun ketawa melihat reaksinya.
           "Rez, Lu itu anak pewaris bukan anak perintis," mulut lancip Bayu.
           "Betul itu, kalau kata anak tiktok gimana Ri?" sambung Anggi.
           "Mundur wir, saingan Lu bukan pewaris tapi perintis."
Teman-temannya pun pada mengikuti trend saat ini.
           "Apaan sih kalian, sudahlah gue mau pulang."
Reza membalik badannya, meninggalkan mereka menuju mendahului mereka ke parkiran.
           "Lah, lah, lah malah ngambek..."
Akhirnya ketiga mulut lancip tertawa kekeh melihat reaksinya.

20 menit kemudian,

Aku semakin heran sama kak Rizki.
          "Kak tapi mau ke rumah kak Rizki? Kok ini ke rumah aku?"
          "Iya memang mau ke rumah aku," dengan senyumnya.
          "Maksudnya kak?"
Tidak lama itu, ia mermakirkan mobilnya di bibir jalan depan rumahnya sedangkan 2 rumah lagi rumah aku.
          "Loh kok berhenti disini?"
          "Iya disini rumah aku."
Aku semakin heran.
          "Rumah kak Rizki sebelahan dengan rumah aku?"
Ia pun mengangguk pelan sambil melebarkan senyumannya itu.
         "Ayo turun lagi."
Ia membuka safety beltnya dan keluar dahulu lalu ia membuka pintu aku untuk keluar seperti layaknya Cinderella.
         "Serius kak?"
Ia mengangguk pelan sambil senyum.
         "Iya..." sambil mengunci pintu mobilnya.

Gadis Kacamata (On GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang