"Awalnya gue benci,tapi gue coba"
-Rendra Bagaskara
Alleta mencoba bangun kembali, dengan sesekali dirinya memegang kepalanya yang terasa pusing, akhirnya dirinya bangun dengan langkah tertatih tatih,Alleta mencoba berjalan dengan bantuan dinding di sampingnya, Alleta serasa ingin muntah merasakan perutnya yang bergelonjak.
"Ukh, aku harus pulang, aku gamau mama khawatir" Alleta membuka pintu, untung pintu itu tidak dikunci oleh mereka, Alleta berjalan ke arah toilet terlebih dulu, untuk sedikit membersihkan darah, dan bajunya yang sedikit kotor.
Alleta berpegang pada wastafel, dirinya memegang kepalanya yang terasa amat sakit,"pusing banget" Alleta pun mulai membersihkan bagian yang mungkin kotor, walaupun dia tau noda itu tidak mungkin bisa hilang dengan mudah.
"Alasan apa yang aku harus kasih tau mama?,semoga mama engga ada dirumah nanti"Alleta melihat keadaannya di kaca, menyedihkan, sudut bibir lembam, baju yang lusuh, dan sedikit terkena darah, jari tangannya yang sudah membiru. Seperti orang yang habis berkelahi.
"Ayo Alleta,kamu bisa.." Akhirnya Alleta pergi meninggalkan Area sekolah,walaupun jalannya sedikit terseok-seok saat dirinya keluar tadi, ternyata semua orang sudah pulang, pantas saja tidak ada yang melihat dirinya tadi.
Alleta terus berjalan dengan melamun, sekarang dirinya sudah berada di dekat halte sekolah, mungkin bisa dibilang sedikit jauh dari sekolahnya. Alleta berhenti menuju halte.setelah duduk Alleta membuka tasnya untuk mengambil handphonenya. Ternyata hpnya mati.
"Yah lowbet lagi" Monolognya.
Akhirnya Alleta berdiri untuk menjauh dari sana, percuma juga jika dia menunggu tak akan ada yang menjemputnya, Alleta terus berjalan, sampai dirinya tak sadar ada yang mengikuti dirinya, dan tiba tiba sebuah motor berhenti di dekat Alleta, Alleta yang kaget, dan takut, ingin berlari dari sana, namun lengannya langsung dicekal oleh orang itu.
"Jangan, jangan.. " Alleta berucap ketakutan, pasalnya kejadian yang lalu masih teringat di pikirannya, seperti trauma!.
"Gue Rendra" Alleta sedikit merasa sedikit lega mendengarnya, namun juga tersirat rasa takut, mengetahui Rendra yang tak suka padanya, membuat Alleta agak canggung. Alleta mengarahkan pandangannya pada Rendra yang tengah duduk diatas motornya.
"Ke-kenapa kakak disini?" Alleta bertanya walaupun agak gugup, Rendra yang sadar Alleta tengah melirik tangannya yang masih mencekal lengannya pun langsung melepaskan cekalannya.
"Kebetulan, ikut gue!" Rendra berbicara tanpa ekspresi, datar, begitulah Rendra, namun tersirat perintah di setiap kata katanya.
"Kemana kak?"
"Naik!"tegas Rendra.
"Tapi.."
"Ck, naik Alleta!" Jika sudah menyebutkan namanya, Alleta tak bisa menolak, seperti dihipnotis saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alletarez
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA,LEBIH BAIK FOLLOW DULU !!] ⚠️ CERITA INI REAL IMAJINASI SAYA SENDIRI,JIKA ADA KESAMAAN TEMPAT ATAU TOKOH MUNGKIN HANYA KEBETULAN ⚠️ "Bunda,bakalan selalu ada buat kamu" -Alleta Vaiisa Bagaskara Gadis SMA yang tak...