Chapter 18

1.7K 181 12
                                    

"Cara?!" Leah terkejut begitujuga Harry. Harry menatap Leah tak percaya

"Iya, sidik jarinya sesuai" ucap Rei

"Yasudah, berarti kitan harus extra hati hati" ucap Hans tiba tiba telefon rumah berdering. Leah mengangkatnya

"Hallo?" Ucap Leah

Siapa orang yang berada dirumahmu? Apa mereka polisi?

Deg. Penculiknya. Leah menatap semua orang disekelilingnya seakan memberi tahu bahwa ini adalah penculiknya. Leah memncet tombol speaker agar semua dapat mendengarnya

"B-bukan. Mereka adalah teman temanku. Mereka datang, karena mereka pikir aku dan Harry berantem jadi mereka mau menghiburku disini, mereka juga tau kalau anak anakku diculik, namun mereka tak tau kalau KAU yang menculiknya"

Kalau kau berbohong, satu sayatan di salah satu nadi anakmu

Deg. Leah meneteskan airmatanya. Suara ditelfon ini tidak jelas. Suaranya sudah disamarkan.

"Leapaskan anak ku kumohon. Jangan sakiti mereka"

Namun telefon segera ditutup. Harry menghampiri Leah dan memeluk Leah yang menangis tersedu sedu.

Semua menatap mereka berdua iba.

***
"Leah sudah tertidur. Kalian bisa tidur dikamar tamu, disana ada dua kamar tamu" ucap Harry.

"Aku akan tidur dirumahku sendiri" ucap Rei lalu semuanya pergi tidur.

Harry pergi keatas namun tib atiba suara bel pintu terdengar. Harry mengerutkan dahinya dan berlari mendekati pintu. Ia membuka pintunya secara perlahan dan penuh kesiagan

1...
2...
3...

Dak!

Harry melihat ke kanan dan ke kiri. Tak ada seorang pun. Harry mengerutkan dahinya dan mengangkat bahunya. Namun saat ingin menutup pintunya kembali ia melihat sepucuk surat.

Harry mengambilnya dan membacanya

To: you who read it
From : me who sent it :)

Tommorow is your last time. Taruh surat perceraian yang sah di kotak posmu. Paling lambat jam 8 sore. Mengerti? Kalau tak, kedua anakmu akan kehilangan nyawanya dengan tragis. Aku akan mengirimmu video mereka yang sedang ku kuliti hidup hidup dan ku bakar sampai mereka mati.

Harry bergidik ngeri dan meremas surat itu. Tangannya bergemetar menahan amarah

Ia segera masuk. Ia tak bisa membayangkan apa yang terjadi jika mereka gagal.

Harry tidur, walau tidak bisa tidur, tapi dia bertekad, dia harus tidur agar besok dia lebih fresh.

Brak!

"Harry!"

***
Pendek? Iya parah!!!

Lagi mager plus gak enak badan dikit. So ini yaaa. Aku vakum beberapa hari ya. Maaf

My Marriage Story - sequel book (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang