Ailyn bangun dengan senyum diwajahnya. Jam menunjukkan pukul lima pagi dan ini pertama kalinya bagi Ailyn bangun sepagi ini. Ia bersiap-siap, mandi, memakai segala jenis skincarenya dan memakai seragamnya. Hari ini agak berbeda, Ailyn merias dirinya tipis-tipis dan menata rambutnya berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Ia terlihat sangat cantik!
Gadis itu berjalan menuruni tangga dengan tas di punggungnya. Ia dapat melihat Kei yang sedang duduk dan asik mengobrol dengan pembantunya. Saat Ailyn turun, semua terkejut dengan penampilan Ailyn, dan juga tidak biasanya Ailyn selesai bersiap-siap sepagi ini.
Ailyn menatap Kei yang masih sibuk mengobrol dengan pembantunya, kehadirannya tidak membuat Kei menolehnya sedikitpun. Ailyn mengambil roti dan meminum susunya dengan perasaan sedikit kesal.
"Nona Ailyn? Tumben banget nona Ailyn sudah selesai bersiap-siap jam segini."
"Iya bi, Ailyn lagi pengen aja."
"Dan kayanya ada yang beda dari non Ailyn deh."
"H—ah? Apa?"
"Non Ailyn keliatan tambah cantik!"
"Hehe, makasih ya bi."
Sampai sarapan Ailyn habis pun Kei masih asik mengobrol dengan pembantunya.
"Om!"
Kei menatap Ailyn. "Hm?"
"Ayo berangkat."
Kei berpamitan dengan pembantu Ailyn dan pergi mengantar Ailyn.
"Om ga sadar gitu ada yang berubah dari Ailyn?"
Pria itu menatap Ailyn sebentar kemudian fokus mengemudi lagi. "Rambut?" Ailyn memang mengcurly rambutnya hari ini.
"Menurut om Ailyn gimana?"
"Maksudnya."
Ailyn mendengus kesal, ia memutuskan untuk berhenti berbicara. Pria di sampingnya ini sepertinya benar-benar tidak tertarik terhadapnya. Mulai dari tatapan, tatapan Kei terlihat seperti ia tidak tertarik terhadap Ailyn sedikitpun. Pria itu menganggap Ailyn seperti adiknya sendiri.
Tak lama kemudian mereka sampai. Ailyn keluar dari mobil tanpa mengatakan sepatah katapun dan menutup pintu mobil dengan keras. Kei sudah terbiasa dengan Ailyn yang selalu menutup pintu mobilnya dengan keras.
Sebelum Ailyn masuk ke kelasnya, ia mengunjungi kelas Zena terlebih dahulu.
"Lahhh. Tumben lo berias," ucap Zena
"Ya terserah gue lah."
Zena mendekati Ailyn dan menyenggol pundaknya. "Siapa nih?"
"Siapa apanya?!!"
"Lo pasti lagi suka seseorang kan? Lo dandan cakep gini buat dinotice crush lu kan?"
"Bodoamat. Siniin tangan lo." Ailyn menarik tangan Zena dan melihat kondisi tangannya yang terkena kuah panas kemarin. "Untung udah mendingan."
"Ini berkat salep yang lo kasih kemaren. Makasih ya sayangg, hehehe."
"Jijik tau ga."
"Eh btw cepet kasih tau!"
"Kasih tau apaan?!"
"Crush lo."
"Gaada anjir."
"Anak kelas berapa dia? IPA? Atau IPS? Seangkatan kah? Atau brondong?"
"Temen kakak gue."
Zena terkejut. Ia pikir laki-laki yang disukai Ailyn anak SMA juga, ternyata bocah itu menyukai pria matang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Medicine Love
RomanceCinta beda usia? Kei Arlanta, dikenal sebagai CEO muda berumur 26 tahun. Ia harus menjalankan perusahaan milik ayahnya itu dikarenakan ayahnya telah meninggal dunia. Di kehidupan Kei yang begitu damai, datanglah seorang gadis cerewet dan nakal bern...