09

18 9 0
                                    

"Keponakan bapak bolos waktu jam pelajaran. Saya menyuruh Ailyn untuk memanggil walinya, apakah benar bapak itu paman Ailyn?"

Kei kali ini benar-benar sudah lelah dengan kelakuan Ailyn. Dan sekarang, bocah ini malah menyebut dirinya pamannya. "Iya, saya pamannya."

"Saya harap bapak bisa menegur keponakan bapak untuk tidak melakukan hal tersebut lagi."

"Baik bu. Saya minta maaf."

"Baik. Kalau begitu Ailyn, kamu ibu ijinkan untuk pulang."

Hati Ailyn bersorak dengan gembira, kakinya sangat pegal karena harus berdiri dan mendengar ocehan dari gurunya. Mereka pun keluar dari ruangan tersebut dan berjalan menuju mobil.

"Ailyn!" Christian menyapanya kemudian menghampirinya. "Ada om Kei juga ternyata." Christian melambaikan tangannya kepada Kei juga. "Besok nonton gue tanding basket ya."

"Males."

"Oke. Besok gue tanding jam 6. Jangan lupa bersorak buat gue ya" Kei mengelus rambut Ailyn lalu dengan cepat pergi tanpa mendengar jawaban dari Ailyn.

Kei hanya menatap dua remaja dihadapannya itu dengan heran. Remaja zaman sekarang bucinnya melebihi orang dewasa. Sampai saat ini Kei masih berpikir bahwa kedua bocah itu berpacaran, padahal mereka tidak berpacaran.

"Mau makan apa?" tanya Kei.

"Hmmm. Nasi goreng?" ucap Ailyn. "Om masak lagi kan?"

"Iya, saya yang masak."

Seketika bibir Ailyn tersenyum lebar. "Yaudah, ayok cepetan pulang Om!" Ailyn menarik tangan Kei dengan kuat hingga membuat tubuhnya ikut juga tertarik. Tenaga bocah ini kuat juga.

💕💕💕

Mereka akhirnya sampai di rumah Ailyn. Kei melepas kacamatanya dan meletakkannya diatas meja makan.

Sedangkan gadis itu dengan cepat menaiki tangga dan pergi menuju kamarnya untuk menaruh tasnya, setelah itu ia dengan cepat kembali menuruni tangga.

"Hari ini Ailyn bantu Om masak!" ucapnya dengan senyum yang manis seperti anak kecil, tidak lupa dengan kedua tangannya yang ia letakkan kebelakang. "Ailyn harus bantu apa Om?"

"Kamu makan aja biar saya yang masak."

Ailyn mengerutkan dahinya. "Ih! Om kenapa ngeselin banget sih!"

Kei menatap bocah disampingnya itu, namun ia harus sedikit menunduk karena bocah itu lebih kecil dibandingkan dirinya. "Kamu nonton aja sekalian belajar. Kamu bisa masak kalo gaada saya nanti."

Bocah itu merampas spatula yang digenggam oleh Kei. "Yaudah ajarin Ailyn sekarang!"

Kei hanya pasrah, bocah ini tidak bisa diatur, selalu saja melawan perkataan orang dewasa. "Kupas bawang putih dan bawang merahnya dulu."

"Kupas doang? Itu mah Ailyn juga bisa." Gadis itu mengambil satu butir bawang putih yang ada dihadapannya dan mengupasnya. Namun tiba-tiba tangannya digenggam oleh Kei.

Deg!

Jantung Ailyn berdegup sangat kencang. Kei mengajari Ailyn untuk memegang pisau dengan benar dan mengajarinya untuk mengupas bawang dengan benar, karena Ailyn mengupas bawang bersamaan dengan dagingnya, kalau begitu akan banyak bawang yang terbuang.

Tubuh Kei yang berada sangat dekat dengan Ailyn membuat Ailyn blushing, bisa dilihat pipinya menjadi semerah tomat.

"Harusnya potongnya dari sini, bukan dari sini."

Medicine LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang