Chapter(1) Ansel dan Izel

68 25 22
                                    

Ditengah lautan yang luas dan air yang jernih, dua remaja berbeda jenis sedang berada di atas jet ski. Mereka berhenti sejenak untuk menikmati pemandangan.

"Indah ya," ucap Izel saat melihat pemandangan laut di hadapannya.

Grizelle Queensha Bratadikara, seorang gadis imut dengan pipi chubby, kulit putih, dengan rambut yang di kepang dua serta tambahan poni. Ia Memakai T-shirt putih polos dengan celana jeans berwarna hitam dan sneaker putih yang melekat di kakinya.

"Iyah, indah." Ansel menimpali ucapan Izel. Tetapi, bukannya melihat pemandangan laut, ia justru memandangi wajah Izel yang tengah tersenyum.

Ariansell Rainer Alvarendra, seorang cowok baby face, memiliki kulit putih, namun memiliki sifat yang galak dan blak-blakan. Ia Memakai pakaian yang sama dengan Izel, bedanya Ansel memakai topi berwarna putih, jaket hitam, dan sepatu cowok dengan warna yang sama seperti Izel.

"Zel, sini tas gue," pinta Ansel pada Izel yang menggendong tas miliknya.

Izel memberikan tas Ansel. Ansel menerimanya, lalu membuka tasnya untuk mengambil beberapa cemilan juga dua air mineral.

"Lo mau yang ini?" tanya Ansel dengan menyodorkan cemilan manis pada Izel.

Bukannya menjawab Izel justru berkata,"Ansel bawa makanannya banyak banget."

"Iyalah biar kenyang."

"Tapi, ini kebanyakan Ansel," bantah Izel. Izel melirik isi tas Ansel. Tas Ansel dipenuhi banyak makanan ringan juga beberapa minuman. Ansel tidak menanggapi ucapan Izel, ia lebih memilih membukakan cemilan untuk Izel.

"Nih, makan." Ansel menyodorkan cemilan manis yang sempat ia tawarkan kepada Izel tadi.

"Makasih," ucap Izel saat menerima cemilan dari Ansel. Ansel mengangguk, kemudian membuka cemilan lain untuk dirinya sendiri.

"Ansel liat ada lumba-lumba," kata Izel dengan tangan yang menunjuk-nunjuk ke arah lumba-lumba yang sedang berenang tak jauh dari dari mereka.

"Zel, jangan goyang-goyang, nanti kita jatuh,"ucap Ansel memperingati, sebab jet ski yang mereka naiki sempat oleng karena ulah Izel.

Sedangkan yang di tegur hanya cengengesan, lalu kembali melihat kearah lumba-lumba. Ansel tersenyum saat melihat Izel yang tampak senang hanya karena melihat lumba-lumba. karena penasaran Ansel pun mengikuti arah pandang Izel.

Tak jauh dari mereka terlihat dua ekor lumba-lumba yang sedang berenang bersama. Semakin lama kedua lumba-lumba tersebut berenang menjauh dari Ansel dan Izel, sampai akhirnya tak terlihat lagi dari pandangan Ansel dan Izel.

"Yah...lumba-lumbanya udah gak keliatan lagi." Izel sedih ketika lumba-lumba itu pergi.

Ekspresi Izel terlihat menggemaskan di mata Ansel. Ansel terkekeh pelan, lalu mengambil satu botol air mineral dari dalam tasnya,"Nih, minum dulu." Ansel memberikan minuman kepada Izel yang sudah ia buka terlebih dahulu.

"Makasih," ucap Izel, kemudian menerimanya. Izel meminumnya sedikit. Ketika Izel hendak menutup air mineral tersebut, Ansel dengan cepat merebut air mineral dari tangan Izel. Ansel meminumnya tepat di bekas Izel minum sebelumnya.

Deg

Izel seketika terdiam saat melihat Ansel yang meminum airnya, padahal di tas Ansel masih ada banyak. Sebenarnya, bukan itu yang membuat Izel kaget, tetapi karena Ansel yang meminum tepat di tempat yang sama dengan yang telah Izel minum sebelumnya.

Sedangkan sang pelaku terlihat santai. Setelah meneguk setengahnya, barulah Ansel menutup air mineral itu. Ia melirik Izel. Gadis itu masih terdiam mematung karena ulahnya. Ansel terkekeh pelan melihat ekspresi kaget Izel. Menurutnya, itu sangat lucu.

"Mau makan lagi atau jalan-jalan?" tanya Ansel mencoba membuyarkan lamuan Izel. Dan ternyata berhasil. Izel langsung menatap Ansel dengan tatapan berbinar.

"Jalan-jalan," jawab Izel antusias.

Mereka kemudian memasukan sisa cemilan juga minuman mereka kedalam tas. Ansel memberikan kembali tasnya pada Izel. Izel menerimanya lalu mengendongnya. Setelah selesai, Ansel menjalankan jet ski-nya. Mereka menyusuri lautan yang memanjakan mata dengan keindahannya.

Tak terasa, kini mereka sudah lumayan jauh pergi dari tempat mereka berhenti sebelumnya. Sepanjang perjalanan Izel tak henti-hentinya berceloteh, membuat keduanya tertawa lepas tanpa beban. Tawa mereka terhenti kala melihat langit yang awalnya cerah, kini berganti mendung, menandakan akan datangnya hujan.

"Ansel, kita pulang aja kayaknya mau hujan."

"Iya, kita pulang." Ansel memutar balik jet ski-nya. Dalam hitungan detik, Ansel melajukan jet ski-nya menuju arah pulang.

Saat di perjalanan pulang, tiba-tiba hujan turun. Semakin lama, semakin deras, disertai dengan angin membuat Ansel sedikit kesulitan mengendarai jet ski -nya.

"Zel, pegangan," titah Ansel dengan suara sedikit keras agar Izel mendengarnya, sebab hujan yang semakin deras.

Izel yang mendengar itu pun langsung memeluk erat pinggang Ansel. Cowok baby face itu tersenyum saat melihat tangan Izel yang melingkar erat.

Ansel mengendarai jet ski -nya dengan hati-hati. Ia tidak ingin sampai mereka terjatuh, lebih tepatnya ia tidak ingin Izel yang terjatuh. Semakin lama Ansel semakin kesulitan mengendarai jet ski -nya, karena hujan yang semakin deras juga angin yang bertambah kencang.

Kini keduanya telah basah kuyup akibat hujan yang sangat deras. Ansel melirik ke belakang, terlihat Izel yang memejamkan matanya. Ia nyakin Izel ketakutan. Rambut yang semula terkepang rapi kini sedikit berantakan juga badan mungilnya yang bergetar akibat kedinginan.

Ketika Ansel sedang berjuang mengendarai jet ski -nya, tiba-tiba dari belakang, gelombang besar datang dan menerpa keduanya dengan keras. Jet ski yang mereka naiki terbalik dan mereka terjatuh ke dalam air. Izel yang tidak bisa berenang, berusaha naik ke permukaan air.

"IZEL!" teriak Ansel dengan keras, mencari keberadaan Izel. Ansel bisa berenang, jadi dia tidak mudah tenggelam.

"Ansel," panggil Izel dengan napas yang tersengal-sengal. Namun, suara Izel terlalu lemah sehingga Ansel tidak bisa mendengarnya. Padahal jarak diantara mereka tidak terlalu jauh.

Ansel terus meneriaki nama Izel, berharap Izel mendengarnya. Dia terus mencari keberadaan Izel dengan matanya.

Akhirnya, Ansel menemukan Izel. Dia melihat Izel yang berjuang untuk naik ke permukaan air. Ansel segera berenang kearah Izel untuk membantunya.

Izel semakin kesulitan bernapas dan perlahan menutup matanya. Sebelum matanya benar-benar terpejam, dia melihat Ansel berenang mendekatinya. Kemudian, semuanya menjadi gelap.

Ansel, yang melihat itu, semakin panik. Dia berenang dengan cepat. Hujan terus deras tanpa henti. Angin yang bertiup kencang tak membuat Ansel kesulitan.

Ansel hampir berhasil meraih pergelangan tangan Izel. Namun, nasib tidak berpihak pada mereka. Gelombang besar datang kembali dari arah yang sama seperti sebelumnya dan menerpa mereka. Mereka terbawa oleh gelombang, entah ke mana.

*****

Kira-kira Ansel dan Izel kebawa kemana ya?

Apa mungkin mereka bakal ketemu?

Atau justru mereka terpisah?

Jawabannya hanya ada di chapter berikutnya

SURVIVAL MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang