Chapter(12) Saling Kenal?

17 8 4
                                    

Di dalam pulau, terdapat Ansel, Izel, dan Athan yang duduk di atas tikar, sedang menunggu kepulangan Keisha.

“Kak Keisha kok nggak pulang-pulang,” resah Izel.

“Nanti juga pulang,” kata Ansel menenangkan.

“Malam ini kita makan apa ya?” gumam Athan.

“Kalau mie, nggak ada mangkok,” ucap Ansel.

“Iya, kita belum cuci bekas pop mie-nya,” timpal Izel.

“Mau cuci pakai air apa juga?” lanjut Izel.

“Eh, iya. Nggak nyampe kesana otak gue,” kata Athan.

“Makanya pas pembagian otak tuh, antri paling depan. Bukan malah makan daun di pojokan,” ejek Ansel pada Athan. Yang di ejek menatap kesal Ansel, ia tahu betul maksud dari Ansel itu apa. Ansel menyamainya dengan gorila lagi.

Gorila adalah jenis primata yang terbesar. Makanan gorila berupa daunan dan buah, serta kadang juga makan serangga.

Athan tersenyum jail, “Lo pas pembagian akhlak antri paling terakhir ya? Harusnya paling depan dong, kayak gue. Orang antri pembagian akhlak, lo malah makan pisang di pohon.”

Ansel yang mendengar itu berdecak kesal, tahu bahwa ia disamakan dengan monyet lagi. Izel menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan kedua cowok remaja ini yang sejak awal sudah tidak akur. Entah mereka punya masalah apa.

“Heran deh,  suka banget ribut. Nggak bisa apa sehari aja kalian akur? Kalian bukan kayak monyet atau gorila, kalian lebih ke Tom and Jerry tau,” kata Izel yang mengingat film kartun Tom and Jerry yang tak pernah akur. Sama dengan mereka, bukan?

“Dia suka banget nyari gara-gara sama gue, Zel,” adu Ansel pada Izel.

“HAH? GUE DULUAN? Kayaknya lo masih ngantuk deh. Jelas-jelas lo yang sering duluan nyari ribut sama gue kan?” sanggah Athan.

“Dih, yang bener itu lo. Mana ada gue duluan,” bantah Ansel.

“DIEM! Kalian berdua itu saling ejek satu sama lain. Masalah yang mulai duluan itu, kalian ganti-gantinya. Kalau enggak Ansel, ya Kak Athan,” omel Izel lalu bangkit dari duduknya.

“Eh, mau kemana Zel?” tanya Ansel pada Izel yang berdiri.

“Mau liat makanan yang ada apa, buat makan nanti malam,” jawab Izel langsung masuk ke tenda. Athan dan Ansel saling melempar tatapan tajam dan tak suka.

“Apa lo liat-liat, bosen punya mata lo?” ketus Ansel dengan nada tak suka.

“Heran gue sama lo, kayak nggak suka banget sama gue dari awal,” jawab Athan.

“Kalau gue suka lo, gay namanya,” balas Ansel.

“Ya, bener sih. Tapi ya SALAH.” Athan berdecak kesal.

“Gak gitu konsepnya,” lanjut Athan.

“Terus gimana?” tanya Ansel dengan senyum jail-nya.

“Bodoamat, sumpah. Nggak peduli gue,” ucap Athan frustasi.

“Mending gue samperin Izel.” Ansel bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam tenda.

SURVIVAL MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang