Chapter(14) Perkenalan

30 9 11
                                    

Senja telah pergi, digantikan oleh malam. Keempat remaja, yaitu Athan, Izel, Raibeart, dan Keisha, duduk bersama di tikar. Malam ini begitu dingin, mereka tak membuat api disebabkan mereka semua yang bangun hampir malam. Juga, malam ini sangat sepi, biasanya mereka akan mendengarkan Athan dan Ansel yang berdebat hanya karena hal sepele.

Ansel, sejak pergi mengejar Runa sampai sekarang, tak kunjung kembali. Hal itu membuat Izel sedari tadi khawatir dengan Ansel dan Runa. Ketika Izel bangun tidur, ia tidak mendapati Ansel, justru ia mendapati Keisha. Saat Izel tanya kemana perginya Ansel, disitu lah Keisha memberitahu beritahu bahwa Ansel pergi menyusul Runa.

"Kok mereka nggak pulang-pulang, apa jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi sama mereka?" resah Izel.

"Nggak bakal ada apa-apa, Zel. Mungkin Ansel susah ngebujuk Runa balik nyah," ucap Athan menenangkan Izel.

"Lo habis ngepang ulang rambut lo yah? Keren lo bisa ngepang sendiri, rapi banget lagi," ucap Athan yang sebenarnya sedang mengalihkan topik, tapi memang benar bahwa rambut Izel sekarang yang di kepang dua lebih rapi.

Izel menggeleng, "Yang kepangin kak Keisha bukan aku."

"Eh, lo bisa ngepang?" tanya Athan memastikan. Keisha hanya berdeham sebagai jawaban 'iya'.

"Rapi banget, ternyata lo pinter ngepang rambut juga," kata Athan pada Keisha.

"Easy," ucap Keisha.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki, semakin lama semakin terdengar jelas. Mereka menghela napas pelan ketika melihat Ansel lah orangnya, namun Ansel tengah mengendong Runa ala Bride Style.

Mereka yang melihat itu serentak berdiri menghampiri Ansel.

"Runa kenapa?" tanya Izel khawatir.

"Pingsan, kayaknya dia kelaperan sama dehidrasi," jawab Ansel.

Ansel menurunkan Runa ke tikar, semuanya mendekat kearah keduanya. Izel langsung duduk di samping Runa yang pingsan, Izel meraih kedua tangan Runa lalu menggosok-gosokan kedua tangan Runa agar hangat. Semua yang melihat itu menatap tak percaya Izel, bagaimana gadis itu bisa mencemaskan bahkan sepeduli itu pada Runa yang telah berbuat tidak baik padanya.

"Ansel," panggil Izel.

"Iyah Zel, kenapa?"

"Aku boleh pinjam jeket Ansel?" kata Izel. Tanpa pikir panjang, Ansel membuka jaketnya dan memberikan pada Izel. Tanpa mereka duga, bukannya Izel pakai, justru jaket itu ia pakaikan kepada Runa.

"Bukan buat aku, buat Runa. Takutnya dia kedinginan," ucap Izel memberitahu semuanya.

"Lo emang nggak dingin, Zel?" tanya Ansel sebab ia tahu betul bahwa malam ini udara sangat dingin ditambah lagi mereka yang tidak membuat api.

"Aku gapapa," jawab Izel dengan tangan yang masih sibuk mengosok-gosok kedua tangan Runa, tatapan yang sedari tadi tak pernah lepas dari gadis yang terbaring lemah itu.

Raibeart membuka jeketnya lalu memberikan pada Izel, "Pake."

"Makasih," ucap Izel sambil menerima jaket milik Raibeart dan memakainya. Raibeart mengangguk.

SURVIVAL MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang