Chapter(21) Membuat Rakit

18 3 5
                                    

Setelah selesai mengambil bambu, keenam remaja tersebut sedang duduk beristirahat sambil minum dan memakan camilan yang masih tersisa. Sebelum itu, para cowok telah menyimpan keenam bambu yang mereka ambil di pantai depan.

Ansel meneguk air minumnya, "Selesai makan, kita buat rakit. Lo punya kan tali?"

"Ada, gue sempet buka ransel soalnya sebelum berangkat kesini. Gue heran ngapain mamah masukin tali plastik. Tapi ada untungnya juga bisa kita gunain."

Rai yang mendengar itu lantas menoleh pada Athan, "Tali plastik?"

"Iya, tali plastik. Kenapa?"

"Emang untuk rakit."

"Serius lo? Beruntung banget kita."

"Lo tau buat rakit?" tanya Runa tiba-tiba.

"Tau."

"Kak Rai belajar dari mana?" tanya Izel yang juga penasaran.

"Google."

"Lah, ngapain lo searching cara buat rakit segala?" tanya Ansel.

"Penasaran."

"Korban nonton film petualangan," sindir Athan.

"Buat pelampung lo tau?" tanya Ansel lagi.

"Tau."

"Bisa lo buatin?"

"Enggak."

"Tadi katanya lo bisa."

"Nggak ada bahan."

"Apa bahannya?"

"Banyak."

"Gue nggak nanya banyak atau sedikit. Yang gue tanya bahannya apa aja?" geram Ansel.

"Males ngomong."

"YAUDAH PAKE BAHASA ISYARAT!"

"Nggak bisa."

"Nyahut lagi."

Athan dan Izel kompak tertawa melihat Ansel yang terlihat kesal karena ulah Rai. Sedangkan Runa hanya terkekeh pelan dan Kei yang hanya tersenyum tipis. Setelah selesai menghabiskan camilan, mereka bergegas menuju pantai di depan untuk membuat rakit.

Sesampainya di pantai, telah tersedia enam bambu. Keenam remaja itu berkumpul di dekat bambu itu.

"Jadi gimana cara buatnya?" tanya Ansel pada Rai yang katanya tahu cara membuat rakit.

"Gue harus bantu apa nih? Bantu do'a aja lah yah," ujar Athan.

"Enak aja lo! Nggak bisa lah." Protes Runa.

"Aduh neng geulis, Doa aa Athan mah manjur."

"Abang-abang, gue bukan adek lo!"

"Galak pisan."

"Dari pada lo---"

"Kalo kalian masih mau ribut mending cabut," usir Ansel pada Runa dan Athan membuat keduanya diam.

Rai berjongkok di samping bambu itu. Berpikir sejenak untuk kembali mengingat cara pembuatan rakit dari bambu. Tak butuh waktu lama Rai akhirnya dapat mengingatnya.

"Parang tan," pinta Rai pada Athan yang membawa parang. Athan memberikan parang yang ia pegang kepada Rai.

"Bentar, lo jelasin dulu lah ke kita cara buatnya gimana. Biar kita juga tau mau bantu apa," ujar Athan.

Rai menoleh ke arah samping dan mendapati kelima remaja yang sedang berdiri sambil menatapnya, seolah meminta penjelasan terkait cara membuat rakit.

Rai menghela napas panjang, sebenarnya Rai sangat malas berbicara panjang. Namun, yang di katakan Athan ada benarnya ia harus menjelaskan kepada yang lain cara pembuatannya agar mereka dapat membantu. Rai menyimpan parang yang tadi hendak ia gunakan di samping bambu lantas berjalan mendekat ke arah mereka.

"Duduk!" suruh Rai pada yang lain ketika ia telah duduk bersila tanpa alas. Kelima remaja yang masih berdiri pun ikut duduk bersila. Posisi mereka duduk saat ini adalah membentuk lingkaran. Dengan penuh terpaksa Rai menjelaskan secara detail cara pembuatan bambu. Semuanya menatap Rai seolah tak percaya, bukan tak percaya dengan apa yang di katakan Rai. Namun, dengan Rai yang dapat berbicara panjang lebar. Untuk pertama kali dalam hidup seorang Raibeart Savian William berbicara panjang lebar.

Setelah itu semuanya bangkit dari duduknya. Semuanya telah mengetahui apa yang harus mereka bantu. Mereka semua harus dapat menyelesaikan rakit hari ini sebab besok parang misterius harus segera mereka kembalikan sebelum matahari terbenam. Lebih baik mereka tidak melanggar hal itu, lebih baik mencari aman saja. Kira-kira seperti itu lah yang terpikirkan oleh keenam remaja itu.

Rai mengambil empat buah bambu yang panjangnya sekitar sepuluh meter kemudian memotongnya menjadi sekitar lima meter. Setelah itu Rai memilih bagian ujung, agar mudah untuk di buat profil lengkung.

Sedangkan Athan mengambil sisa bambu yang Rai potong tadi, kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meraut bagian yang tajam lalu merapikannya.

Setelah Athan menyelesaikan tugasnya, Ansel mengambil alih bambu yang di belah oleh Athan dan bambu yang di potong oleh Rai, lalu Ansel merangkainya. Cara merangkainya cukup mudah, Ansel meletakkan dua bambu panjang di tanah yang datar kemudian memisahkannya dengan jarak sepanjang bambu pendek.

Kemudian Kei mengikat pangkal bambu panjang dan pendek yang telah di rangkai oleh Ansel dengan tali plastik milik Athan. Ikatan di mulai dari pangkal sampai ke tiga perempat ujung bambu panjang. Jenis ikatan yang di pilih oleh Kei adalah ikatan palang. Ikatan palang sendiri adalah ikatan yang kencang.

Setelah Kei selesai mengikat tiga perempat bambu tersebut, kemudian Kei melanjutkan merangkai ikatan bambu tadi mengikuti lengkungan dari bambu panjang tersebut dengan dibantu oleh Izel dan Aruna.

Jika kalian berpikir Runa dan Izel menjadi kompak, itu salah besar ya! Sebab Runa sangat terpaksa harus bekerja sama dengan Izel.

Siang telah berganti sore. Tak terasa, kini rakit yang mereka buat telah selesai. Bentuk rangkaian bambu panjang dan pendek berbentuk memanjang dan meruncing di bagian ujungnya.

Keenam remaja tersebut mendudukan dirinya di atas pasir tanpa alas apapun. Dengan kaki yang diluruskan. Bulir-bulir keringat membasahi mereka. Setelah lima menit beristirahat, Athan bangkit dari duduknya dengan membawa parang dan bergegas masuk ke dalam pulau itu. Tak berselang lama terdengar seruan Athan.

"KELAPA MUDA DATANG!" seru Athan dengan membawa enam kelapa muda menggunakan papan kayu yang entah ia dapat dari mana.

Athan mendekat ke arah mereka berlima dan langsung membagikan kelapa muda mereka masing-masing.

"Parang mana?" tanya Ansel pada Athan.

"Ada di tenda."

"Ayok di minum!" ajak Athan pada mereka.

Semuanya meminum kelapa muda yang telah dikupas. Setelah mereka meminum kelapa muda sampai habis, keenam remaja tersebut masuk ke dalam pulau itu. Meninggalkan rakit yang mereka buat di pantai itu.

***

Hallo semua

Apa kabar?

Thanks yang udah nungguin SM Up

Tungguin kelanjutan nya yah

Jum'at, 1 September 2023
Queen ^⁠_⁠^

SURVIVAL MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang