Chapter(13) Antagonist Girl?

15 9 12
                                    

Hening, tak ada di antara mereka yang menjawab pertanyaan Athan. Hal itu semakin membuat Athan, Raibeart, dan Keisha binggung.

"Dia keluarga lo, Zel?" tanya Athan sambil melirik Runa.

"Bukan," jawab seseorang dengan cepat. Bukan Izel yang menjawab, melainkan Runa yang menjawab.

"Terus kenapa kalian saling kenal?" tanya Athan yang masih penasaran.

"Lo kenal mereka?" Bukannya menjawab, Runa justru bertanya balik pada Athan.

"Kenal lah," jawab Athan.

"Keluarga lo?"

"Bukan."

"Nah itu, bukan karena gue kenal mereka, berarti mereka sodara gue." Runa menatap Izel dan Ansel bergantian.

"Eh iya juga ya," gumam Athan membenarkan perkataan Runa.

"Jadi kalian teh naon atuh, babaturan?" tanya Athan dengan logat sundanya.

"Ogah gue temenan sama cewek kayak dia." Runa menatap Izel tak suka yang berada di samping Ansel.

"Lah, kenapa? Izel baik" ucap Athan.

Runa tertawa hambar. "Baik lo bilang? Lo nggak tau aslinya dia kayak gimana aja, jadi lo semua  nyebut dia baik."

"Dia udah buat hidup orang hancur, dengan ngerebut semuanya," lanjut Runa terlihat menahan amarah.

"Jaga omongan lo ya Runa," peringat Ansel, meskipun pelan namun terdengar menusuk.

"Denger yah, Izel nggak pernah ngancurin hidup siapapun, dan nggak pernah ngerebut apapun dari orang lain, jadi STOP ngata-ngatain Izel."

"Lo berubah," lirih Runa menatap sendu Ansel.

"Yang berubah itu lo Run, bukan gue," sangkal Ansel. Izel masuk kembali ke tenda untuk menyimpan biskuit dan air mineral yang dipegangnya, setelah itu ia keluar dari tenda.

"Runa," panggil Izel dengan suara lirih yang terdengar parau, dengan mata yang berkaca-kaca. Semua perhatian tertuju pada Izel.

"Diem lo," sentak Runa menatap Izel penuh amarah dengan tangan yang mengepal kuat. Izel mendekat ke arah Runa, saat sampai tepat di depan Runa, Izel memeluk Runa sambil menangis. Runa diam tak membalas pelukan Izel. Sedangkan Ansel masuk ke tenda untuk menyimpan gelas-gelas yang ia pegang, setelah itu kembali keluar lagi.

Ansel menatap heran Runa yang hanya diam, selang beberapa detik Runa mendorong kuat Izel sampai tersungkur ke tanah.

"RUNA!" bentak Ansel terlalu kuat. Tangannya mengepal kuat, rahangnya mengeras, tatapannya memancarkan amarah. Ansel terlihat sangat marah dengan Runa. Ansel membantu Izel berdiri, menatap gadis itu yang kini mukanya terdapat goresan luka di bagian hidung dan pipinya. Ansel menatap teduh Izel, tidak seperti Ansel menatap Runa yang penuh amarah.

"Zel, lo tunggu di sini." Ansel hendak masuk ke tenda, namun kembali berbalik. Ansel dapat melihat Runa yang diam mematung.

"Jangan berani-berani Lo lukai Izel lagi, satu luka yang berada di tubuh Izel, maka akan gue dibalas dengan 100 luka mental yang bakal bikin Lo trauma seumur hidup," ancam Ansel, walaupun terdengar pelan namun menusuk di setiap perkataannya. Setelah mengatakan itu, Ansel masuk ke dalam tenda untuk mengambil kotak P3K.

SURVIVAL MISSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang