Rumah Inmyeon
-Inmyeon POV-
Tidak ada orang disekitarku ketika aku membuka mata. Sehun dimana? Telapak tangan kiriku hanya menggenggam angin saat ini. Bukankah seharusnya dia menungguku bangun lalu mengucapkan selamat pagi padaku? Apa dia tidak khawatir akan keadaanku? Menyebalkan.
Aku baru mengecek hapeku untuk beberapa saat sebelum terdengar suara shower dari kamar mandi kamar sebelah. Sebenarnya itu kamar Chany Oppa. Tapi ya, karena dia sudah pindah ke kost, untuk saat ini digunakan oleh Sehun. Kecuali tadi malam, setidaknya aku ingin percaya bahwa Sehun berada di sampingku sampai pagi menjelang.
Sudah 15 menit, dan suara shower belum berhenti. Apa yang dia lakukan? Apa dia sedang bertapa didalam sana? Untuk kesekian kalinya aku kembali menengok keluar kamarku. Sial sepi sekali. Hanya suara shower yang terdengar. Aku lalu terduduk dikasur dan masih dibalut selimut.
*dep* Akhirnya suara shower yang menggema dalam rumah berhenti juga. Paling tidak aku berharap Sehun cepat-cepat datang menemuiku-
"Oh," hanya suara itu yang terdengar dari mulutnya begitu dia muncul dengan keadaan.. Topless.
"AAAAAA~A!!!!! PABO YA?! KAU SUDAH GILA?? KELUAR SANA! CEPAT PAKAI BAJUMU!! AARGH!! DASAR!" Teriakanku akhirnya memenuhi seisi rumah ini. SEHUN SUDAH GILA. Bisa mati aku begini caranya. Pasti wajahku sangat merah meski sudah kututupi dengan selimut tebal dan bantal.
"Berisik dasar," gumamnya sambil memutar-mutar kaus yang ada ditangannya.
"CEPAT_PAKAI_SANA!" Perintahku berturut-turut sambil melemparinya bantal dan guling.
"Ya! ya! Aish. Tenang dong~" Kata Sehun sambil memakai kaus lalu memunguti bantal dan guling yang tercecer di lantai.
"Gila. Aku kaget, setan," ucapku sambil memendam wajah dibalik bantal. Dan masih terbayang. Tetesan air masih menempel di badannya. Tubuhnya sangat putih. Dia sangat kurus. Dan.. Kotak. Abs. Abs. Abs. Urghhh!
"Iyaudah, masa Imyun mau Sehun temenin kalo masih bau," Sehun ngeles dengan ekspresi sewot. Dan aku sudah bosan mengingatkannya bahwa namaku Park-In-Myeon. In-Myeon. Bukan Imyun.
"Iya tapi kan bisa ketuk pintu dulu!" Kataku sambil menunjuk kearah pintu sementara tangan kananku memegangi kepalaku yang pening.
"Mana Sehun tau kalau Imyun udah bangun," balasnya sambil mengangkat pundak kanannya.
"Iya, tapi. Tapi.. Ah entahlah. Terserah."
"Hehe, perut Sehun bagus ya?" Godanya sambil berjongkok dilantai samping kasurku dan menatapku dengan wajah iseng-nya. Deg. Seketika aku menoleh kearahnya.
"Ter-se-rah!" Jawabku sambil memijit-mijit kepalaku (lagi).
"Demamnya gimana?" Tanyanya.
"Hm? Kayaknya udah ba-" belum selesai aku bicara, Sehun tiba-tiba mendaratkan telapak tangan kanannya dijidatku. Dan mendekatkan wajahnya.
Ya. Dia terlalu dekat. Eye contact.
Deg.deg.deg
"HAHAHAHAHA Kenapa??" Sehun tertawa lepas sementara aku masih beku ditempat.
"Ey jinjja," dia lalu mencubit hidungku begitu saja!
"YA! Apa maumu? Dasar." Teriakku lagi sambil memukulnya dengan bantal. Si-al-an, pikiranku jauh kemana-mana. Sedangkan dia tampaknya senang sekali mengerjaiku. Making fun of me. Huh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (EXO's FF) [Hiatus]
FanficAku takut ketika kau mendekat untuk menjagaku, sayapmu justru basah akan air mataku. Dan kau menyelamatkanku dari mimpi buruk, tapi dirimu justru semakin memudar. Sekarang aku tidak bisa tidak memimpikanmu mesti kututup kedua mataku. -Cover by me-