They Never Know

100 5 1
                                    

Dirumah Keluarga Inmyeon
-Inmyeon POV-

"Kenapa teriak?"

Oh Sehun, berdiri malas di ruang tamu rumahku.
Sial. Tunggu, kenapa aku kesal?

"A-itu, o-oh, kukira-" ku garuk kepalaku salah tingkah. Kenapa aku harus terlihat konyol didepan Sehun sekarang?

"Pake baju sana."

"... Ha? YAK! KAU MENGAGETKANKU!" Aku sudah berbalut handuk, kenapa heboh? Lalu, Sehun ngapain nutupin mata pake tangan? Cih.

"Kau tidak mau pake baju?!" Sehun meneriakiku, "Yak! Pelankan suaramu! Apa kata tetangga nanti?!" Aku justru berusaha menutup mulutnya dan tangan kiriku memegangi handuk yang menutup badanku.

"Cepet pake baju sana!"

"Iya tapi gak usah teriak-teriak!"

"Sehun cowok, Imyun!"

"Lah, terus?!"

Dalam sekejap Sehun menarikku kedalam kamar lalu menutup pintu dari luar.

*Brakk!
Biasanya dia yang woles, baru ini wajahnya sampai memerah karena teriak-teriak. Dasar polos. Padahal namja seumuran dia pasti sudah pernah nonton yadong, kan?
Entahlah, aku tidak pernah memergoki Sehun menonton video semacam itu.

"Buka pintunya!" Aku yang sudah memakai pakaian normal meneriaki Sehun yang dibalik pintu entah sedang apa.

"Ya, apa Imyun secuek itu bahkan sama namja lain?" Suaranya terdengar dari balik pintu, masih menolak untuk membukanya.

"Hm? Tadi itu urgent. Chany Oppa bilang akan mengirim delivery order. Jadi ya aku buru-buru." Aku menjawab sekadarnya.

"Sangat sangat bodoh. Imyun tadinya mau menghampiri delivery order dengan keadaan seperti itu?"
Apa kau khawatir?

"Oke oke, kita bicarakan hal ini. Tapi, buka pintunya dulu, eoh?"

"Sehun hampir mati tadi." Suaranya memelan. Engg aku harus bilang apa?

"Beri waktu Sehun untuk menenangkan diri," apa dia perlu meditasi sekarang?!
Urgh, "apa kau sepolos itu? Stop playing innocent will ya?" Kugedor-gedor pintu didepanku dengan kesal.

*kriekk
Pintu terbuka, hal pertama yang kulihat ialah punggung Sehun yang bergerak menjauh.

"Sehun cuma sempat bawain nasi goreng. Makan." Dia membuka kresek putih dimeja makan. Kujawab dengan anggukan sembari kuambil segelas air putih dari kulkas.

"Sehun tinggal ya?" Dia bergerak menjauh saat aku duduk di meja makan.
Jangan. "Oh, oke."

"Imyun?" Sehun menyangga tubuhnya dengan kedua tangan di meja makan.
Disini aja, temenin. "Iya, Hun. Lagi sibuk kan?" Aku tak berani melihat matanya.

"Enggak juga. Mau ditemenin?" Dia menarik kursi didepanku.
Iya, jangan nemenin Jiyeon mulu. "Gak usah, sih." Aku mulai menyuap nasi goreng ke mulutku.

"Ok Sehun temenin," dia duduk didepanku dan memasang senyum datar.

"Sehun cenayang?!" Aku menyeru ke wajahnya.
"Imyun mikir apa? Emang pengen Sehun temenin?"

Crap.

Sehun hanya menahan senyum sambil melihatku menundukkan kepala dan berusaha fokus makan. Ugh, seharusnya aku tidak bilang apapun tadi.

"Kris Oppa, Oppa mungkin akan menetap disini untuk beberapa saat," aku memecah keheningan.

"Beneran akan kembali?" Sehun memastikan.

Moonlight (EXO's FF) [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang