Pernah ada seorang gadis yang sangat membutuhkan transfusi darah darurat untuk menyelamatkan hidupnya, kulit nya pucat dan dalam kondisi kritis.
Satu-satunya kesempatannya untuk bertahan hidup adalah mendapatkan transfusi darah dari adik laki-lakinya, yang secara ajaib telah mengatasi penyakit yang sama dengan yang dia miliki, dan karena itu memiliki antibodi dalam darahnya yang diperlukan untuk melawan penyakit tersebut.
Dokter menjelaskan kepada adik lelaki itu bahwa itu akan menyelamatkan nyawa kakak perempuannya jika dia memberikan darah. Adik itu ragu-ragu sejenak sebelum setuju untuk memberikan darahnya jika itu akan membantu kakak perempuannya. Pada usia 8 tahun, ini menakutkan, tetapi dia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan nyawa kakak perempuannya.
Saat transfusi darah sedang terjadi, dia berbaring di samping kakak perempuannya di rumah sakit dan beberapa menit kemudia, muka adik itu diliputi kebahagiaan saat dia melihat warna kulit normal kembali ke pipinya. Kemudian dia menatap dokter dan diam-diam bertanya, "Kapan saya akan mulai mati?"
Adik laki-laki itu berasumsi bahwa dia memberikan nyawanya untuk menyelamatkan miliknya. Orang tua anak laki-laki itu tercengang atas kesalahpahaman yang membuat anak laki-laki itu berpikir bahwa dia akan mati jika dia melakukan ini. Dan bahkan, yang lebih heran lagi adalah bahwa dia lebih memilih nyawa kakak perempuannya daripada dia sendiri serta dia telah setuju untuk melakukannya.
Dokter menjawab, menjelaskan bahwa dia tidak akan mati, dia hanya akan membiarkan saudara perempuannya hidup panjang dan sehat bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cerpen ✓
Short StoryCerpen (Cerita Pendek) merupakan suatu karya sastra dalam bentuk tulisan yang mengisahkan tentang sebuahlalu dikemas secara pendek, jelas dan ringkas • • • Kumpulan cerpen ini adalah karya tulis dari anggota Divisi Mading Ekskul Jurnalistik tahun aj...