Downpour

19 2 0
                                    

Hujan turun dengan deras, di sertai angin yang menyapu jalanan. Entah karna malam hari, lampu-lampu kendaraan cukup mencolok mata. Ia menjulurkan tangan nya hingga derasan itu membasahi telapak tangan nya. Mendesis pelan karna terkejut dengan dingin nya air itu, di tambah ia yang hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek.

Wajahnya melengkung sedih. Tubuh nya bergetar seraya gemuruh langit mulai muncul. Bayu, yang saat ini mencoba untuk menenangkan diri, menahan amarah. Ia menghela nafas dan memejamkan matanya. Otaknya terus diputar untuk tidak memikirkan apapun saat ini karna ia harus kembali setelah dirinya tenang.

Beberapa menit termenung disana, Ia membuka payung melanjutkan perjalanan nya. Bayu tidak tau harus kemana, ia sedikit lapar. ia jalankan kakinya menuju toko swalayan terdekat, membeli beberapa cemilan. Antrian di kasir membuat nya bosan, mata nya mengelilingi sekitar. Ia membeku saat melihat toko boneka di sebrang sana.

Teringat perbuatan nya yang ia lakukan beberapa menit yang lalu. perbuatan yang membuatnya keluar untuk menenangkan diri. Ia berusaha tidak memikirkan nya namun bayangan kejadian itu seperti kaset yang terputar. secara singkat.

**
"kak bayu, bantuin ica kerjain pr mtk dong~ ica gabisa" rengek ica, adik Bayu.

Tumpukkan kertas dengan coretan merah berserakan di kamar. Ia menoleh ke arah pintu mendapati adiknya menunggu. emosi nya meluap.

"berisik! bisa ga sih sehari aja ga usah ngerepotin? gue tuh capek! ngurus skripsi, ngurus lo. kerjain pr nya sendiri, ga usah manja!"

Hentaman pintu terdengar. Ica yang terkejut hanya bisa menangis sendu karna bentakan si kakak. Bayu berlari keluar rumah. Ia rasanya ingin menghancurkan semuanya, Ia berteriak. mengeluarkan semua emosinya.

**

Pip. Sampai bunyi mesin scan kasir terdengar lagi di telinganya. tangan nya mengepal sedari tadi dan wajah nya tegang. ia lagi-lagi mengambil nafas mencoba tenang. setelah membayar makanan nya, ia menatap toko boneka itu.

"disana ada boneka yang selalu ica mau.." monolognya. Ia merasa bersalah pada adiknya. ia berlari menerobos hujan, tanpa peduli baju nya yang basah. ia membeli boneka beruang berwarna pink. Kakinya ia langkah kan pulang setelahnya.

Diperjalanan, pikiran nya kembali memutar memori. Reka adegan dimana keluarga yang berkumpul namun membawa duka. Ica yang ada di pelukannya menangis tak karuan. ia pun menangis dalam diam melihat ibunda dan ayah yang telah terbaring sunyi di depan mereka.

"ikhlasin bunda ayah ya dek? masih ada kakak disini, nanti kakak bantuin semua pr adek, kakak beliin adek boneka, kakak yang anterin sekolah adek, ya?? jangan sedih lagi" ia mengusap air mata di pipi si adik. lalu dipeluknya erat.

Tak sadar, Ia sudah sampai di depan rumahnya. Reka adegan tadi ia tepis. ia membuka pintu rumahnya, sunyi di dalam. "Ica??" mencoba memanggil adiknya. nihil, tidak ada jawaban. langkahnya menuju kamar yang tadi ia tinggalkan. hatinya terenyuh, melihat sang adik tertidur pulas di atas kasurnya. mata dan hidung nya merah akibat menangis.

Air mata nya tak terbendung melihat nya. ia berhambur memeluk sang adik. mengecupi pipinya sayang. membisikan kata maaf berulang-ulang kali.

"maaf. maafin kakak. kakak minta maaf ya? kakak nakal udah bentak kamu, kamu pasti sedih ya? maafin kakak udah bikin kamu sedih.." Ica menggeliat. perlahan membuka matanya, melihat kakak nya yang sedang menangis.

"kakak udah pulang? kenapa nangis? kakak marah ya ica tidur di kamar kakak?" bayu menggeleng. mengusap surai si adik. "engga sayang, kakak ga marah. ini bukan nangis, basah tadi kena hujan."

ica baru 5 tahun. ia masih bisa di bohongi sedikit. ica mengangguk. tiba-tiba perutnya berbunyi, ica mengusap perutnya. bayu pun tergelak "adek laper? kebetulan kakak beli cemilan tadi, sama kakak ada hadiah buat ica!" si adik pun semangat. bayu mengajaknya keluar untuk makan cemilan nya.

"kak, hadiah nya mana??" tanya ica. Bayu, yang sedang membereskan beberapa bagian rumah yang berantakan pun menoleh. "kita kerjain pr dulu gimana? kalo udah selesai, baru kakak kasih hadiahnya" ica pun merengut lucu. "ah kak bayu mah tukang bohong!" si kakak tergelak lagi. mengusak surai ica, menyodorkan jari kelilingking nya.

"kakak janji kok!" ica menatap nya. ikut menjulurkan jari mungilnya. dikaitkan dengan kakak punya. "awas ya kalo bohong! nanti giginya ompong ica gamau bantuin hii~~~" seram ica. bayu hanya tertawa gemas, di iringin ica yang ikut tertawa.

"kakak janji akan jagain kamu, dek." sendunya.

" sendunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
cerpen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang