My Breathing Corpse

615 65 2
                                    

'Kami sangat bersedih atas kepergiaannya.. Ini sangat tiba-tiba.. Kami semua tidak siap.. Adik kami memang memiliki riwayat penyakit yang tidak dapat disembuhkan.. Tapi kami benar-benar tidak pernah membayangkan dia akan meninggalkan kami selamanya secepat ini karena penyakit itu.. Saya Jung Chanwoo, mewakili keluarga besar Jung mengucapkan terima kasih atas doa dan belasungkawa anda semua.. Kami akan tetap menjaga kestabilan perusahaan selama masa berkabung ini.. Sesegera mungkin kami akan menetapkan CEO yang baru.'

Orang yang memperkenalkan dirinya sebagai Jung Chanwoo itu kemudian membungkuk memberi hormat lalu pergi menjauh dari hadapan para wartawan. Jepretan kamera dan riuh wartawan terdengar. Jaejong menguap kemudian mematikan layar televisinya. Hari ini media massa sedang ramai dengan berita kematian seorang Chaebol. Jaejong mengangkat telepon yang berdering di ruang istirahatnya.

"Oh, sudah sampai? Baik akan segera kutangani. Tinggalkan saja seperti biasa. Terima kasih."

Jaejong menutup telepon. Seorang perawat baru saja mengabari bahwa jenazah yang akan ditanganinya malam ini sudah tiba. Jaejong adalah seorang dokter forensik Rumah Sakit Pusat. Hari ini tiba-tiba pihak rumah sakit memintanya datang untuk segera menangani autopsi sebuah jenazah. Jaejong meregangkan sejenak otot-ototnya untuk menghilangkan kantuk, kemudian mengambil jas kerja putihnya yang tergantung dan segera menuju ke ruang autopsi.

Tidak ada rasa takut meskipun dia bekerja sendirian, bahkan pada tengah malam sekalipun. Jaejong sudah biasa berurusan dengan mayat sepanjang hari, sudah 10 tahun dia membedah mayat, dan lagi dia tidak percaya pada tahayul. Jaejong membuka pintu ruang autopsi, sebuah mayat yang tertutup kain putih terbujur di atas meja. Jeejong segera mempersiapkan diri. Mengenakan pakaian bedahnya, mensterilkan semua peralatan dan tangannya, kemudian menangkupkan telapak tangan di depan mayat itu untuk berdoa.

"Aku akan mulai membedah dan memeriksamu. Aku tidak bermaksud apa-apa, hanya menjalankan tugas, mohon maafkan aku. Semoga arwahmu tenang di akhirat."

Perlahan Jaejong membuka penutup kain itu. Mayat seorang pria muda. Wajahnya sangat bersih dan tampan. Warna kulitnya sudah terlihat pucat dan bibirnya memutih. Jaejong menghela napas, menyayangkan pria yang ada dihadapannya itu meninggal di usia yang masih muda.

'Tunggu. Bukankah ini..'

Alisnha seketika mengernyit ketika teringat sesuatu. Jaejong baru saja melihat foto pria ini di televisi.

'Untuk apa jenazahnya ada di sini? Bukankah penyebab kematiannya sudah diketahui?'

Jaejong yang masih merasa aneh kemudian menutup lagi kain putih yang baru sebagian dia sibakkan, lalu membuka map berkas di samping mayat. Jaejong memeriksa data-data mayat tersebut. Dugaan Jaejong tepat, mayat itu adalah Jung Yunho, Chaebol yang meninggal mendadak itu.

'Siapa yang mengirimmu kemari?'

Jaejong membolak-balik kertas mencari berkas pengajuan autopsi. Orang yang menandatangani pengajuan autopsi adalah Jung Jaehyun.

'Nampaknya masih 1 keluarga dengannya, marganya sama.'

Alasan pengajuan yang tertulis di sana adalah untuk mengetahui penyebab asli kematiannya. Sementara dugaan kematian adalah gagal jantung, karena mayat itu punya penyakit jantung bawaan. Ada stample CLASSIFIED besar di tengah berkas itu. Jaejong menggelengkan kepalanya. Dia tidak pernah bisa paham dunia para konglomerat. Berita yang disiarkan di media massa bisa berbeda dengan yang sebenarnya. Jaejong menutup berkas itu lagi. Karena tidak menemukan kejanggalan apapun dalam pengajuan autopsi, Jaejong melajutkan lagi pekerjaannya.

Jaejong mendekatkan meja peralatannya lalu membuka penutup kain itu seluruhnya. Dia mulai mengamati mayat itu dari ujung kepala sampai ujung kakinya, mencari apapun yang menunjukkan tanda-tanda luka dalam, luka luar, penyakit, dan segala sesuatu yang tertinggal di permukaan mayat itu. Sesekali dia meraba kulit mayat untuk memastikan apa yang dilihatnya. Ada bekas tusukan jatum suntik di lengan kiri. Jaejong menuliskan sesuatu di lembar autopsinya. Jaejong kemudian memiringkan badan mayat itu untuk melihat sisi bagian belakang mayat. Mengangkat tangan dan kaki mayat itu, melihat bagian dalam mulutnya, telinganya, sela-sela jarinya, kukunya, kemaluannya, semuanya.

Oneshot YunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang