A Letter From Annoying Friend

439 49 5
                                    

Jaejong menggoyangkan kepala karena merasa sesuatu menggelitik hidungnya, tetapi itu tetap tidak membangunkannya dari tidur siang, kedua matanya tetap terpejam. Suara tawa sayup-sayup terdengar, Jaejong mengibaskan tangan karena rasa geli di wajahnya semakin mengganggu.

"Nnngh.."
Jaejong mengerang saat terbangun. Setelah menggosok mata beberapa kali, dia baru bisa melihat dengan jelas. Jaejong melirik jam tangan, baru 20 menit. Jam pelajaran sedang kosong, seharusnya dia bisa tidur siang dengan tenang selama 2 jam. Jaejong menoleh untuk mencari si pengganggu.

"Apa lagi yang kau lakukan kali ini???"
Tanya Jajeong curiga.

"Tidak ada. Hanya mengawasimu tidur."
Seseorang di sebelah Jaejong berpangku tangan sambil tersenyum puas, mata monolidnya bahkan sampai membentuk bulan sabit.

Tidak mungkin, Jaejong mengerutkan alis. Dia langsung meraba punggung, paling sering bocah nakal itu menempelinya kertas bertuliskan kata-kata aneh yang membuat seisi sekolah menertawakannya. Tidak ada. Jaejong kemudian memeriksa rambut. Dia juga pernah ditempeli permen karet sampai harus mencukur habis rambutnya karena permen karet itu tidak bisa lepas. Jaejong kehilangan ketampanan dan semua anak mengejeknya botak selama 1 bulan. Tidak ada, kepalanya aman. Jaejong lalu melihat ke bawah, jangan sampai dia terjatuh lagi karena kedua tali sepatunya diikat jadi satu. Tidak juga. Jaejong mendengus kesal. Apa lagi kali ini?? Jaejong menoleh ke kaca jendela di sebelahnya.

"YUNHOOOOOOOO!!!! *#£>¥*#^<£>€@!!"
Berbagai umpatan langsung meluncur begitu Jaejong melihat pantulan wajahnya di kaca. Orang yang diumpati malah tertawa terbahak-bahak, bahkan tidak berusaha menghindar ketika Jaejong memukulinya dengan buku.

Sudah hampir 2 tahun Jaejong selalu dikerjai olehnya. Celana dalam yang ditarik ke atas, sebelah sepatu yang hilang, buku catatan yang penuh gambar-gambar aneh, kotak jus yang tiba-tiba kosong, kotak bekal yang berkurang setengah, haaah kalau didaftar mungkin bisa berlembar-lembar halaman.

Setelah puas memukuli Yunho sampai bukunya kusut, Jaejong ke kamar mandi untuk mencuci muka menghilangkan coretan di wajahnya.

"Tikus?! Brengsek, awas kau~"
Jaejong menggosok kumis tikus di pipinya dengan kasar sampai kulitnya memerah. Bulatan hitam di hidungnya juga susah hilang.

Setelah beberapa waktu, Jaejong akhirnya kembali ke kelas. Rambut bagian depannya basah, bagian atas kemejanya juga basah. Jaejong kembali ke tempat duduknya dengan bibir yang mengerucut.

"Ck. Jangan marah lagi, kan sudah hilang. Ini, pukul lagi kalau belum puas."

PAK!
Jaejong benar-benar mengambil buku yang disodorkan oleh Yunho untuk melayangkan 1 pukulan tambahan.

"Kapan kau akan berhenti menggangguku!"

"Tidak akan, aku tidak akan berhenti, jadi hantu pun aku akan tetap mengganggumu, huuuuuuu"
Yunho mengeluarkan suara seram sambil menjulurkan tangan dan lidah yang ditempeli kertas panjang.

CPOK!
Jaejong menarik lidah kertas jadi-jadian itu lalu menempelkannya ke jidat Yunho.

"Aku seorang vampir sekarang... Jaejoooong berikan darahmu..."
Yunho melompat-lompat membenturkan badannya, membuat Jaejong terhimpit.

Aaarrgh! Jaejong sangat kesal. Membalas tidak pernah bisa membuat Yunho jera, malah selalu menjadi boomerang baginya. Apapun yang Jaejong lakukan selalu bisa memancing ide baru bagi Yunho untuk berbuat sesuatu yang menyebalkan. Dimarahi juga sama saja, malah semakin tertawa puas. Bisa keriting memikirkannya! Jaejong menghela napas lalu memilih untuk berlatih mengerjakan soal sendiri. Sebentar lagi ujian kenaikan kelas, dia harus menjaga peringkatnya di urutan kedua. Kedua? Ya, kedua. Karena ada Yunho di urutan pertama! Aaarrgh! Jaejong bertambah kesal ketika mengingatnya. Kenapa orang itu bisa begitu nakal tapi juga begitu pintar?! Sebenarnya apa yang ada di otaknya?!

Oneshot YunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang