Man in Wheelchair (2)

415 48 17
                                    

Jaejoong meletakkan sekuntum lili putih. Ini 40 hari peringatan kematian Yunho. Bunga yang ia letakkan sebelumnya sudah mengering, dan tidak ada bunga lain selain miliknya, sepertinya.. hanya dia satu-satunya orang yang mengunjungi makam itu.

Jaejoong terdiam cukup lama sampai kemudian terisak. 6 bulan.. Pernikahan mereka hanya seumur jagung, Yunho pun sudah lama mati, tapi Jaejoong masih belum bisa melupakannya. Jaejoong bahkan belum menyingkirkan barang-barang Yunho yang ada di rumahnya. Ada banyak penyesalan dalam diri Jaejoong yang tidak bisa ia ungkapkan..


















"Jaejoong.."
















Suara yang dikenalnya memanggil. Jaejoong membuka mata dan menoleh dengan wajah basah.






Yunho ada di sana.

Berbalut jas yang membuatnya terlihat sangat tampan.

Berdiri.

Menatapnya.







"Yunho..?" Cicit Jaejoong dengan suara bergetar.

"Mn, ini aku." Yunho tersenyum.

Air matanya tumpah. Dia sangat ingat senyum itu. Senyum yang selalu menyapanya setiap pagi membuka mata, setiap malam sebelum memejamkan mata. Jaejoong langsung berlari menerjang.


"Aku juga merindukanmu."
Yunho membalas pelukan erat Jaejoong.


"Brengsek! Kenapa baru sekarang datang ke mimpiku!"
Jaejoong memukuli punggung Yunho di tengah isakannya.

"Jaejoong, aku..."

"Apa raja akhirat tidak mengijinkan rohmu berkeliaran untuk sekedar mengganggu tidurku!"

"Jae..."

"Aku sudah berdoa banyak padanya untuk sekali saja melihatmu lagi! Kenapa baru sekarang!"

"Jae, aku yakin raja akhirat mendengar doamu, tapi aku belum bertemu dengannya. Aku belum mati."

"Sssstt! Jangan mengacaukan mimpi indahku!"

Yunho terkekeh, kemudian menangkupkan tangannya ke kedua pipi Jaejoong. "Apa tanganku tidak cukup hangat untuk membuatmu percaya kalau aku belum mati?"

Jaejoong menepisnya.
"Semua bisa terjadi dalam mimpi. Diam dan biarkan aku memelukmu." Jaejoong melekatkan lagi badannya.

"Aku bisa menamparmu kalau kau mau.
Rasanya pasti sakit."

"....."

"Atau sedikit menggelitikmu?"

"....."

"Atau..."

"....."

"Sedikit menciummu..?"

Yunho mengangkat dagu Jaejoong,
lalu mengecup lembut bibirnya seperti yang pernah Jaejoong lakukan padanya dulu di dalam peti mati.


Hangat..

Manis..

Jaejoong bahkan bisa merasakan harum nafas Yunho..

ia pun memejamkan mata..


Tapi sesaat kemudian matanya terbuka. Jaejoong yang baru menyadari kenyataan segera mendorong Yunho dan menjauhkan diri.


PLAK.
Jaejoong menampar dirinya sendiri.


Yunho mengernyit.
"Apakah sakit?"

Jaejoong bernapas berat. Jantungnya berdebar kencang. Perlahan ia mendekat untuk meraba dan meremat badan Yunho, hanya untuk memastikan kalau Yunho yang ada di hadapannya saat ini bukanlah hantu.

Oneshot YunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang