Hired Man (1)

327 55 11
                                    

"Jadi, bagaimana, kau mau?"

Jaejoong meneguk ludah, menimbang-nimbang dengan serius tawaran pria asing yang sedang duduk di hadapannya. Mereka baru saja bertemu 15 menit yang lalu, dan sekarang dia sudah ditawari pekerjaan dengan imbalan besar.

Yunho melihat jam tangannya setelah menunggu lama.
"Ayo. Apa lagi yang kau pikirkan? Waktuku tidak banyak."

Jaejoong mengangkat wajah.
"Jika kuterima.. Kapan aku harus mulai..?"

"2 hari lagi."

"Aku hanya perlu berdandan sebagai wanita dan mengikutimu ke mana-mana?"

"Yup. Akan kusediakan semua kebutuhan untukmu."

Jaejoong memeluk perutnya yang buncit. Kandungannya sudah memasuki bulan terakhir, sebentar lagi bayinya akan lahir dan dia butuh uang untuk itu. Dia seorang diri, tabungan menipis, dan mulai kesulitan bekerja karena kondisinya sekarang. Jadi terpaksa, Jaejoong menerima tawaran memalukan itu.

"Baik.. Aku menerima tawaran anda, Tuan Jung."

"Bagus. Sekarang kita berbisnis."
Yunho tersenyum lebar dan mengulurkan lengan untuk berjabat tangan.

"3 acara. Tugasmu hanya berpura-pura menjadi calon istriku yang sedang hamil. Pembayaran akan kuberikan secara tunai setiap kali kita selesai menghadiri acara."

Jaejoong mengangguk.
Yunho kemudian mengeluarkan secarik kertas dan pena.

"Sekarang tuliskan alamat dan nomor kontakmu. Tawaranku tidak main-main dan bersifat rahasia, jadi akan ada sanksi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengacaraku akan mendatangimu untuk mengurus detail tertulis tentang itu."

***

Keesokan harinya seorang pengacara benar-benar datang ke kamar sewa Jaejoong membawa berkas yang perlu ia tandatangani. Jaejoong membaca berkas itu baik-baik.

Tidak ada sanksi hukum, semua bayarannya hanya akan ditarik jika dia tidak menyelesaikan kontrak. Namun ada 1 sanksi yang membuat tangan Jaejoong bergetar saat menandatangani perjanjian itu. Tertulis jelas jika nyawanya akan melayang jika berani membocorkan rahasia ini kepada media atau siapapun.

"Terima kasih Tuan Kim. Ini, silakan, barang-barang kebutuhan anda. Katakan padaku jika anda membutuhkan hal lain." Pengacara itu pun pergi setelah menyerahkan kartu namanya dan sebuah koper.

Wig, dress, sepatu hak tinggi, peralatan make up, parfum, perhiasan, segala macam benda mewah yang membuat Jaejoong mendengus geli sekaligus miris. Dia harus memakai semua itu besok malam. Sekali lagi Jaejoong mengusap perutnya dan tersenyum. "Tidak apa-apa, kita akan dapat banyak uang setelah ini. Ibu jadi bisa menghidupimu dengan layak."

***

Sebuah mobil berhenti di depan bangunan kumuh yang terlihat sangat kontras dengan kemewahan mobil itu. Pria tampan berjas kemudian keluar dan bersandar di pintu mobil sambil mengetikkan sesuatu di handphonenya. Tidak lama kemudian, seseorang keluar dari bangunan menyapa.

"Tuan Jung.."

Yunho menoleh, menatap tanpa berkedip seorang wanita cantik yang kini berdiri di hadapannya.

"Apa aku terlihat aneh??"
Tanya Jaejoong gugup.

"Tidak. Ayo berangkat."

Jaejoong melepas sepatu hak tingginya begitu duduk di dalam mobil, berjalan dengan tumit tinggi membuatnya lelah, jadi dia melepasnya begitu ada kesempatan.

Oneshot YunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang