Hired Man (2)

270 53 13
                                    

"Bagaimana?"
Tanya Yunho kepada pengacara Wang yang baru saja keluar dari ruang tindakan, dia orang yang mengurus kontrak rahasia antara Yunho dan Jaejoong. Beberapa saat yang lalu Yunho memanggilnya datang ke rumah sakit untuk menyumbangkan darah. Jaejoong selamat, tapi butuh transfusi darah. Rumah sakit sedang kehabisan stok, harus menunggu lama kalau memesan dari bank darah, jadi Yunho memanggil pengacara Wang yang kebetulan memiliki golongan darah yang sama seperti Jaejoong.

"Mereka bilang 2 kantong cukup selagi menunggu kiriman dari bank darah. Lebih dari itu aku juga harus ikut dirawat."

"Terima kasih Pengacara Wang.. Maaf merepotkan.."
Yunho menghela napas, sedikit merasa lega, mengabaikan wajah pucat pengacara Wang yang hampir disedot habis darahnya untuk menyambung nyawa Jaejoong.

"Tuan Jung, dia bisa menuntutmu jika terjadi sesuatu."

"Aku tahu.."

Yunho telah menceritakan insiden yang Jaejoong alami. Kalau bukan karena sepatu hak tinggi darinya, Jaejoong mungkin tidak akan terjatuh. Baru sekarang Yunho menyadari tindakan bodohnya untuk menyuruh orang hamil memakai sepatu hak tinggi.

***

Jaejoong masih belum sadar sampai pagi hari berikutnya, tapi Yunho harus bekerja, jadi dia terpaksa meninggalkan rumah sakit saat menjelang pagi dan langsung menuju ruang kerjanya untuk tidur sejenak di sofa. Ia kembali lagi ke rumah sakit untuk memeriksa Jaejoong di malam hari sepulang kerja.

"Apa dia sudah sadar?"
Tanyanya kepada salah seorang perawat jaga.

"Sudah Tuan, dia sedang bersama bayinya."

Yunho membuka sedikit pintu untuk mengintip, Jaejoong sedang menyusui dan terlihat sangat gembira. Tidak ingin mengacaukan kebahagiaan itu, Yunho kemudian memutuskan untuk pergi, dia hanya ingin memastikan Jaejoong baik-baik saja.

***

Hari-hari berlalu, Yunho tidak lagi menghubungi Jaejoong, begitu pula sebaliknya. Tapi ada yang tampak sedikit gelisah. Ujung jarinya mengetuk-ngetuk meja di saat otaknya berpikir keras menimbang sesuatu.

Pergi.  Tidak.  Pergi.  Tidak.  Pergi. Tidak. Pergi.

Yunho akhirnya mengambil kunci mobil dan keluar. Tapi tetap saja, dia masih bimbang. Yunho diam berdiri di depan pintu rumah Jaejoong, tidak yakin apakah dia cukup berani untuk mengetuk dan meminta maaf atas insiden 2 minggu lalu.

Ceklek.
Pintu tiba-tiba terbuka, buru-buru Yunho menyembunyikan barang yang dibawanya ke balik punggung.

"Cari siapa?"
Tanya seorang pria yang melongok keluar.

Yunho mengernyit. Itu bukan Jaejoong.

"Kalau tidak ada keperluan jangan berdiri di depan pintu kamarku, pergi."

"Aku mencari Kim Jaejoong!" Yunho cepat-cepat berkata sebelum daun pintu tertutup lagi.

"Kim Jaejoong?" pria itu menggeleng.
"Tidak kenal. Aku baru pindah ke sini kemarin."

Yunho melempar kado yang dibawanya ke dalam mobil lalu melakukan panggilan ke pengacara Wang.

"Jaejoong, dia pindah rumah. Apa kau tahu sesuatu?"

"Oh, maaf belum sempat menemui anda Tuan Jung. Ya, aku sudah tahu, 2 hari yang lalu dia menghubungiku untuk mengembalikan uang sanksi kontrak kalian. Dia juga meninggalkan surat, tapi aku tidak berani membukanya tanpa seijin anda."

"Apa?!"

Yunho langsung mendatangi pengacara Wang dan membuka surat yang Jaejoong titipkan.

Maaf tidak dapat menyelesaikan kontrak Tuan Jung, aku tidak menyangka akan melahirkan lebih cepat.. Terima kasih juga atas semua pertolonganmu kemarin.. Aku tahu anda yang melunasi tagihan rumah sakitku.. Uang bayaran yang anda berikan sudah kukembalikan lewat pengacara Wang sesuai kesepakatan, tapi maaf... sebagian sudah terpakai... Tolong jangan sakiti aku atau anakku! Aku akan berusaha menggenapinya lagi! Biaya persalinanku juga, aku akan menggantinya! Percayalah!

Oneshot YunjaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang