Sore ini Satria sedang berbelanja di supermarket yang dekat dengan gedung apartment nya. Jadwal kegiatan Satria di weekend ini memang membersihkan apartment nya, mumpung bos nya tidak rewel dan menahannya dengan alasan lembur.
Membersihkan apartment sudah selesai Satria lakukan tadi pagi. Dan sekarang dia tinggal mengisi kulkasnya yang kosong. Saat sedang bingung memilih kecap karena kecap yang biasanya dia beli tidak ada atau mungkin sudah habis, ponsel Satria yang ada di saku celananya bergetar membuat Satria melihat siapa yang menelponnya saat weekend begini?
Dan ketika tau bos nya yang menelpon, Satria menggerutu kesal seraya mengangkat pangggilan dari Arjuna.
"Halo, selamat sore. Ada apa ya bos?" tanya Satria langsung.
"Pergi ke apartment saya nanti malam."
Setelah ucapan singkat Arjuna di sebrang sana, panggilan telpon pun ikut terputus. Tentu saja yang mengakhiri panggilan adalah bos nya yang dingin itu, padahal Satria masih ingin bertanya mengapa dia di suruh ke apartment Arjuna. "Dasar bos kampret." kepalang kesal Satria mengumpati bos nya lalu melanjutkan aktivitas berbelanja yang tertunda karena panggilan dari bos dinginnya.
*****
Malam ini Fanny tak bisa memejamkan mata barang sedikitpun karena terus memikirkan pembicaraan Ardi dan bu Rani tadi sore.
Mengingat jika Ardi mencintainya membuat Fanny merasa sedikit senang. Apakah Fanny memang sudah jatuh hati pada duda dua anak itu? Sehingga ketika tau perasaannya terbalas hati Fanny menjadi berbunga-bunga.
Memikirkan itu membuat Fanny berpikir bahwa mungkin saja dia memang sudah jatuh cinta pada Ardi, hanya saja Fanny tak menyadarinya. Ya, Fanny merasakan perasaan nyaman saat di dekat Ardi dan dua anak nya. Pun cara pria itu memperlakukan nya, menatap nya dalam dan cara pria itu berinteraksi dengan kedua anaknya berhasil membuat Fanny luluh dan jatuh hati.
Namun, Fanny menyadari jika dia tidak pantas untuk Ardi. Tubuh yang dia tempati sekarang ini hanyalah seorang wanita yatim piatu sejak kecil yang pendidikannya pun hanya lulusan SMA karena menikah muda dan sekarang diceraikan lalu diusir pula, seolah dia ini barang yang sudah tak dibutuhkan lagi lantas di buang begitu saja
Tidak ada yang mengetahui identitas dan masa lalunya di desa ini selain bu Rani. Yang orang desa ini tau, dia hanyalah gadis kota calonnya Satria. Dan mungkin saja alasan bu Rani tidak mengatakan yang sebenarnya pada Ardi tadi sore karena beliau mungkin tidak ingin keponakan nya bersanding dengan Fanny.
Lagipula orang orang sini tau nya dia adalah calon Satria, bukan Ardi. Apa kata mereka nanti kalau dia bersama Ardi? Fanny tidak mau merusak nama baik bu Rani, Ardi dan keluarga lelaki itu hanya karena kehadirannya, meskipun bukan dia yang menciptakan kebohongan itu. Lalu kehamilannya pun pasti juga akan menjadi masalah, meskipun dia bukan hamil diluar nikah namun tetap saja.
Memikirkan itu membuat Fanny merasakan sesak dan sakit di hatinya. Namun itu memang kenyataannya dan dia harus menerimanya. Mungkin memang sudah saatnya dia pergi dari desa ini dan melupakan semuanya. Harusnya sejak awal Fanny cepat cepat pergi dari sini. Namun karena kehadiran Ardi dan dua anaknya, Fanny jadi terbuai dan melupakan sesaat niatnya untuk pergi.
Kali ini dia akan memantapkan niatnya untuk pergi dari sini sebelum perasaannya semakin dalam pada Ardi dan kedua anak duda itu.
*****
Sudah satu jam Satria ada di ruang tengah apartment Arjuna. Di depannya ada Arjuna yang duduk dan menatapnya datar sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sembarang Janda
FantasyKecelakaan di tempat kerja lalu tiba-tiba terbangun di dunia novel yang dialami Stefanny sukses membuatnya menyadari bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, termasuk transmigrasi. Bukannya mendarat di raga antagonis seperti impiannya Stefan...