Weekend ini, duo bocil Ardi mengajak Fanny untuk ikut bersama mereka pergi ke kebun binatang. Tentu saja dengan bersama Ardi, karena siapa lagi yang akan menyetir dan mendampingi jika bukan bapak dua anak itu, apalagi Fanny belum terlalu kenal dengan kota yang ditempatinya saat ini.
Sebelumnya, dari jauh jauh hari, Ardi sudah berjanji pada kedua anaknya bahwa akhir pekan ini, dia akan mengajak keduanya pergi ke kebun binatang. Ardi kira kedua putranya lupa akan janjinya karena sudah terlalu lengket dengan Fanny. Namun ternyata dua anak itu tidak lupa dan malah mengajak Fanny untuk ikut serta.
Fanny sebenarnya tidak ingin pergi. Namun, karena rengekan dua anak itu dan Daffa yang menangis kencang, membuat Fanny tak tega akhirnya memutuskan untuk ikut pergi. Bu Rani pun mengizinkan Fanny ikut karena ingin kedua cucunya senang.
Saat ini Fanny dan kedua bocil Ardi sedang bersiap siap di rumah bu Rani. Ya, duo bocil itu meminta menginap lagi semalam. Fanny sedang menyiapkan bekal untuk mereka nanti bawa ke kebun binatang. Fanny membawa makanan dan minuman sendiri dari rumah karena menurutnya lebih higienis untuk kesehatan duo bocil itu daripada nanti beli disana. Apalagi dia kini tengah berbadan dua, tentu saja dia harus mengawasi setiap makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.
Sedangkan Ardi, ayah dua anak itu sudah tiba lebih dulu di rumah bu Rani. Sekarang dia sedang menemani dua anaknya yang menonton tv dan sudah siap untuk pergi, tinggal menunggu Fanny menyiapkan bekal mereka.
Setengah jam kemudian, keluarga kecil itu akhirnya berangkat dengan mobil Ardi. Di dalam mobil itu ada Ardi yang duduk di kursi kemudi depan, sedangkan di sampingnya ada Dimas dan di belakang ada Fanny serta Daffa.
Suasana di mobil itu tampak ceria dengan diiringi musik anak anak yang diputar Ardi. Dimas dan Daffa bernyanyi mengikuti alunan musik, Fanny yang tersenyum dan kadang ikut bernyanyi. Sedangkan Ardi, lelaki itu tak berhenti mengulas senyum menikmati momen yang menurutnya indah ini.
*****
Saat ini keluarga kecil Ardi sudah tiba di kebun binatang dan sedang berkeliling melihat hewan hewan satwa.
Sepanjang berkeliling, dua anak itu aktif bertanya tentang hal yang ingin mereka ketahui pada Fanny dan Ardi. Fanny kadang sampai kewalahan dan kebingungan menjawab nya, pemikiran anak anak memang kritis sekali. Untung saja Ardi membantunya menjawab dengan sabar dan perlahan.
Melihat itu entah mengapa Fanny mulai melihat Ardi dengan cara lain yang tak biasa. Bukan Ardi lagi, si duda dua anak saja. Namun juga Ardi, ayah dua anak yang begitu kebapakan, hangat dan juga penyayang.
Sampai pada Dimas yang mengajak mereka berfoto bersama. Awalnya Fanny berniat mengajukan diri untuk menjadi juru foto mereka, namun tak diizinkan oleh dua anak Ardi. Alhasil mereka berempat berfoto dengan meminta bantuan pengunjung lain yang lewat.
Fanny berdiri berdampingan dengan Ardi yang sedang menggendong Daffa, sedangkan Dimas berdiri di depan Fanny sambil tersenyum lebar. Setelah beberapa foto berhasil diabadikan dengan berbagai gaya, mereka berterima kasih kepada orang yang mereka mintai bantuan untuk memotret.
"Kalian keluarga yang sempurna sekali. Ayahnya tampan, ibunya cantik, eh anak anaknya pun tampan dan lucu." komentar orang itu membuat Fanny serta Ardi tersenyum kaku dan Dimas yang tersenyum lebar. Sedangkan Daffa, anak itu hanya menatap polos orang-orang disekitarnya.
Dimas yang melihat Fanny hendak menyangkal ucapan orang tersebut pun, berbicara mendahului Fanny, "tentu saja, kami adalah keluarga yang hanya berisi orang-orang rupawan," ucapnya narsis yang hanya ditanggapi tawa oleh orang itu kemudian orang tersebut pun pamit pergi.
Akhirnya mereka kembali berkeliling dengan suasana canggung antara Fanny dan Ardi. Dimas? Anak itu tersenyum puas menatap Daffa yang bingung.
Lama berkeliling kebun binatang dan panas matahari yang mulai menyengat. Mereka pun memutuskan untuk istirahat dan makan siang dengan bekal yang tadi di bawa Fanny.
Disinilah mereka berada, duduk di bawah pohon yang di bawahnya disediakan meja dan kursi. Mereka pun memakan bekal yang di buat Fanny dengan canda dan tawa. Dengan Dimas yang tengil dan Daffa yang polos, mampu membuat suasana yang tadinya canggung antara Fanny dan Ardi kini menjadi terasa lebih hangat layaknya keluarga kecil yang bahagia. Bahkan mungkin saja Fanny sudah merasa nyaman berada diantara ayah dan dua anak itu sejak kemarin, tapi si empu tak menyadarinya.
*****
Di perjalanan pulang. Dimas dan Daffa tertidur karena kelelahan. Mereka duduk di tempat yang sama seperti awal mereka berangkat tadi, hanya saja Daffa kini berpindah duduk dipangkuan Fanny. Anak itu tadi sempat rewel, untung saja Fanny berhasil menenangkan anak itu dengan membawa Daffa ke pangkuan nya dan menepuk nepuk pahanya agar tenang dan tertidur.
Di tengah hening nya suasana dalam mobil. Ardi memberanikan diri membuka suara, "ehm terimakasih karena telah bersedia menuruti keinginan anak anak. Berkat kamu Dimas dan Daffa bahagia serta terus tersenyum lebar hari ini," ucap Ardi tulus.
"Sama-sama, saya juga senang melihat senyum mereka. Lagipula saya juga menikmatinya," balas Fanny membuat Ardi senang, itu artinya 'Fanny juga menikmati waktu bersamanya juga kan?' batin Ardi kegirangan.
"Terimakasih juga untuk beberapa hari ini karena sudah mau direpotkan oleh Dimas dan Daffa. Saya tidak tau harus berterima kasih lagi seperti apa, karena kamu benar benar merawat dan menyayangi mereka seperti anak sendiri," lanjut Ardi.
"Tidak perlu sungkan begitu mas, saya senang direpotkan oleh mereka. Mereka anak anak baik yang penurut dan pengertian. Anggap saja ini sebagai simulasi untuk saya agar nanti bisa menjadi ibu yang baik untuk anak anak saya kelak," ucap Fanny pada Ardi yang langsung melunturkan senyum pria itu. Karena Ayah dua anak itu langsung teringat tentang kenyataan bahwa gadis yang membuat nya jatuh hati pada pandangan pertama ini adalah calon dari Satria, sepupunya. Padahal tanpa Ardi tau, maksud Fanny adalah ibu untuk anak anak yang sedang dikandungnya saat ini.
Berdehem canggung, Ardi mencoba menenangkan hatinya lalu bertanya, "maaf sebelumnya, saya hanya ingin memastikan. Apakah kamu sudah memberi tau Satria kalau hari ini kamu pergi bersama saya dan anak anak? Bukannya apa, saya hanya takut dia salah faham." walaupun sulit baginya untuk membahas pria lain di depan wanita yang dicintainya. Namun Ardi tetap harus memastikannya agar tidak terjadi kesalahfahaman di keluarganya.
"Sudah, mas Ardi tenang saja. Lagipula bu Rani juga mengerti kondisinya," jawab Fanny setengah berbohong. Karena bagaimana mau memberi tau kalau dia saja tidak kenal orangnya meskipun Fanny kenal dengan ibunya. Pun Fanny juga bukan calonnya Satria.
Setelah itu, percakapan pun terhenti dan suasana di dalam mobil kembali hening tanpa ada yang membuka suara.
*****
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sembarang Janda
FantasyKecelakaan di tempat kerja lalu tiba-tiba terbangun di dunia novel yang dialami Stefanny sukses membuatnya menyadari bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, termasuk transmigrasi. Bukannya mendarat di raga antagonis seperti impiannya Stefan...